Mendengar itu, Bok-yong Kang cepat memberi hormat: "Tan than-cu, harap jangan salah mengerti. Karena ada urusan penting, maka kami......"
Wajah ketua cabang perhimpunan Naga Hijau itu serentak berkabut muram. bentaknya: "Apakah dia bukan Pendekar Ular Emas Siau Mo? Hm, hm, hampir saja aku kena kalian selomoti."
Siau Mo diam saja Tetapi matanya berhamburan memandang Tan Gun-ki dengan berapi-api. Melihat itu Bok-yong Kang gelisah.
Tiba-tiba Siau Mo mendengus, berputar tubuh lalu ayunkan kaki.
Tan Gun-ki tertawa gelak-gelak, serunya "Gerak gerik kalian ini sungguh dapat menimbulkan kecurigaan orang. Maafkan aku......"
Sebelum menghabiskan kata-katanya ia sudah melancarkan sebuah serangan.
Siau Mo sudah loncat mundur lalu gerakkan tangan kiri menghantam Tan Gun-ki.
Melihat itu Bok-yong Kang mengeluh dalam hati: "Hm, mengapa engkau cari kesulitan sendiri mendesak toako turun tangan? Sekalipun engkau seorang ketua perhimpunan Naga Hijau yang termasyhur, tetapi jangan harap engkau mampu mengalahkan toako ku......"
Melihat pukulan Siau Mo amat dahsyat, Tan Gun-ki tak berani menangkis melainkan loncat menghindar.
Siau Mo memang aneh wataknya. Kalau sedang sabar, ia tak mau turun tangan. Tetapi sekali bertempur, jangan harap orang dapat bernapas lagi.
Pukulan pertama luput, pukulan kedua segera menyusul. Dalam sekejap saja ia sudah melancarkan lima pukulan dan tiga buah tendangan.
Serangan-serangan itu bukan saja luar biasa cepatnya pun dahsyatnya bukan kepalang sehingga memaksa Tan Gun-ki terus menerus mundur.
Sudah tentu ketua Naga Hijau itu terkejut bukan main. Dalam dunia persilatan, jarang sekali terdapat tokoh yang mampu mendesaknya sedemikian rupa hingga ia tak dapat balas menyerang. Dan pemuda yang dihadapinya saat itu, benar-benar membuatnya tak dapat berkutik sama sekali. Belum pernah seumur hidup, ia mengalami peristiwa yang memalukan seperti saat itu.
Setelah melancarkan serangan sampai delapan jurus, Siau Mo tertawa dingin lalu menyurut mundur tiga langkah.
"Tan Gun-ki," serunya dingin, "ilmu kepandaianmu boleh juga. Engkau mampu menghadapi delapan jurus seranganku. Tetapi kalau kulanjutkan, tentu berbahaya. Karena kalau engkau belum mati tentu aku tak mau berhenti. Silahkan engkau pergi!"
Habis berkata, Siau Mo pun terus berputar tubuh dan melangkah pergi.
Bok-yong Kang terbeliak. Baru pertama kali itu ia melihat Siau Mo mau memberi ampun kepada seorang musuh. Biasanya tak pernah toakonya itu mau memberi kelonggaran begitu.
"Tan Than-cu kemasyhuran namamu tentu tak mudah diperolehnya. Kuharap lebih baik Than-cu suka menjaga nama itu," kata Bok-yong Kang sembari memberi hormat. Habis berkata pemuda itupun segera ayunkah langkah menyusul Siau Mo.
Tan Gun-ki seorang jago yang pernah mengalami gelombang badai pengalaman dalam dunia persilatan. Sudah tentu ia dapat menangkap kata-kata dari Bok-yong Kang yang menganjurkan supaya ia jangan melanjutkan cari perkara kepada Siau Mo. Apabila sampai kalah tentulah akan menghancurkan namanya yang dengan jerih payah telah didirikannya selama berpuluh tahun, tentu akan hancur berantakan dalam satu detik saja.
Memang selama menderita serangan dari Siau Mo tadi. Tan Gun-ki terkejut atas ilmu silat Siau Mo yang begitu sakti. Diam-diam ia memang tak mempunyai harapan lagi untuk menang.
Maka mendengar kata-kata Bok-yong Kang, iapun termangu-mangu diam dan tak merintangi mereka lagi.
Tepat pada saat itu dari arah utara terdengar serangkum panah api meluncur ke udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar 100 Hari
Ficción GeneralSuatu peristiwa aneh telah terjadi. Kho Ing-ti diam saja, tak menangkis maupun menghindari sehingga lengannya tertusuk dan darahnya menyembur keluar. Tetapi Hun-ing pun terkapar rubuh di bawah kaki Kho Ing-ti. Rupanya nona itu juga terkena sebuah pu...