70. Berita dari Bok-yong Kang yang Hilang

1.3K 19 0
                                    

Ternyata surat itu menyangkut kepentingan dunia persilatan. Dan yang menanda-tangani Bok-yong Kang, saudara-angkatnya yang sudah lama menghilang tak ketahuan rimbanya itu.

Dalam suratnya itu. Bok-yong Kang mengatakan. Dia telah ditawan Jin Kian Pah-cu. Tetapi karena pihak Ban-jin-kiong menyerang Lembah Kumandang maka nona Ui Hun-ing dapat melepaskannya. Dia terpaksa menyelundup masuk ke dalam barisan pihak Ban-jin-kiong. Tujuannya, hendak menyelidiki keadaan Ban-jin-kiong. Tetapi Ban-jin-kiong memang ketat sekali peraturannya. Dengan susah payah ia (Bok-yong Kang) baru berhasil menyelundup masuk ikut dalam barisan Algojo yang berjumlah empatpuluh dua orang itu.

"Aku terpaksa harus bersabar menahan diri," kata Bok-yong Kang dalam suratnya itu. "sehingga sampai sekian lama baru dapat mengadakan hubungan dengan Siau toako."

Lebih lanjut Bok-yong Kang memberi laporan, bahwa pada nanti malam Tiong-jiu (pertengahan musim rontok) Ban-jin-kiong akan mengadakan rapat besar tahunan. Seluruh anak buah yang tersebar di dunia persilatan, harus hadir. Peristiwa itu penting sekali artinya. Untuk menumpas gerombolan Ban-jin-kiong hanya tepat dilakukan pada saat itu. Rupanya dalam rapat besar itu akan diberikan petunjuk dan perintah yang lebih lanjut dari gerakan Ban-jin-kiong untuk menguasai dunia persilatan.

"Demi kepentingan dunia persilatan, terpaksa aku harus menahan diri untuk tinggal dengan mereka. Surat ini kukirim dengan pengharapan yang sangat, agar Siau toako segera bersiap-siap untuk menghadapi peristiwa itu. Untuk menyelamatkan dunia persilatan dari bencana kehancuran......"

Demikian Bok-yong Kang mengakhiri suratnya. Dan tak lupa pula dia menguraikan tentang cara-cara ia akan menyambut kedatangan Siau Lo-seng. Peta markas Ban-jin-kiong lengkap dengan tempat-tempat yang dipasangi alat-alat rahasia.

Setelah mengamati dengan teliti peta itu, Siau Lo-seng menimang-nimang. Saat itu sudah bulan delapan dan terpaut dari hari Tiong-jiu hanya tinggal tiga hari lagi. Ya, hanya tiga hari saja. Dapatkah ia akan menyelesaikan segala persiapan yang perlu?

Perkumpulan Naga Hijau boleh dikata sudah berantakan. Tak mungkin dia hendak pinjam tenaga mereka. Sedangkan partai-partai persilatan dewasa ini sudah di bawah ancaman penghianat dalam tubuhnya masing-masing. Bahkan merekapun telah diaduk-aduk saling curiga mencurigai. Lebih celaka lagi, mereka telah dihasut untuk memusuhi diri Siau Lo-seng. Dengan demikian pemuda itu merasa bahwa dirinya sedang dimusuhi oleh seluruh partai persilatan.

Di samping Ban-jin-kiong, masih terdapat Lembah Kumandang yang menunggu kesempatan juga untuk menaklukkan dunia persilatan. Kalau ia hendak mengajak tokoh-tokoh Ceng-pay untuk menghadapi Ban-jin-kiong apakah tidak akan memberi kesempatan pada Lembah Kumandang untuk bergerak?

Menilik gerak gerik Jin Kian Pah-cu yang licik dan ganas, rasanya jauh lebih jahat dari Ban-jin-kiong. Jika tokoh-tokoh persilatan Ceng-pay sampai bertempur sama-sama hancur dengan Ban-jin-kiong, tidakkah Lembah Kumandang yang mendapat keuntungan!

Tetapi kesempatan untuk menghancurkan Ban-jin-kiong sukar didapat lagi kecuali pada hari Tiong-jiu itu nanti.

Demikian lalu lalang pemikiran yang menghuni dalam benak Siau Lo-seng ketika ayunkan langkah pelahan-lahan menyusup dalam kegelapan malam.

Tiba-tiba ia merasakan sesosok bayangan tinggi besar melintas di bawah sebuah pohon go-tong (semacam jambu). Dan cepat sekali orang itu sudah lenyap dalam ujung gelap. Tetapi menyusul, beberapa sosok bayangan segera berhamburan keluar.

Saat itu Siau Lo-seng tengah terbenam dalam renungan untuk mencari daya bagaimana mengatasi persoalan yang tengah dihadapi saat itu.

Sekonyong-konyong ia merasa setiup angin telah menyambar ke arah punggungnya.

Pendekar 100 HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang