"Bagus, dimana kedua belas Hou-hwat?" seru Ban Jin-hoan pula.
"Ya, kami siap!" seru beberapa orang.
Ban Jin-hoan mendengus,
"Anak iblis tujuh lautan Tan Lip-jin, Hantu sembilan bisa Ciong Su-ing, Kesatria seratus racun Cia Lu-wi, Naga terbang Lu Kong-tui, Rajawali mata ungu Coa Siok-ki, memang telah kuduga kalian tentu berada di sini. Hm, lekas tampil ke muka!"
Lebih dahulu Lu Kong-tui si Naga terbang yang apungkan tubuh naik ke atas panggung.
Tiba-tiba ia membentak Ban Jin-hoan:
"Menipu orang hanya dapat sementara waktu. Dan yang ditipupun hanya dapat ditipu pada waktu itu saja. Adalah karena kalah dengan ilmu kepandaianmu Ciang-gah-sut (mata sihir) maka dahulu aku sampai jatuh ke bawah kekuasaanmu. Tetapi saat ini kami sudah mempunyai kekuatan untuk adu jiwa dengan engkau. Aku, Lu Kong-tui, apabila sampai kalah lagi, aku bersedia akan bunuh diri di tempat ini."
Seiring dengan kata-kata Lu Kong-tui itu, Hantu Sembilan bisa Ciong Su-ing pun melayang ke atas panggung dan berseru:
"Aku orang she Ciong pun ingin hendak menerima pelajaran ilmu sakti dari engkau lagi. Jika tetap kalah, aku Ciong Su-ing pun akan memberi pertanggungan jawab yang tegas."
Menyusul Iblis tujuh lautan Tan Lip-jin, Kesatria seratus racun Cia Lu-wi dan Rajawali mata Ungu Coa Siok-ki tegak berjajar hendak menantang pada Ban Jin-hoan.
Ban Jin-hoan tetap tertawa,
Sepuluh tahun lamanya, hampir dapat dikata tiap tahun kalian tentu bertempur dengan aku. Tetapi siapakah yang mampu menandingi aku? Dunia persilatan paling menjunjung perkataan. Sekali ucap, tak dapat dijilat kembali. Selama ini apakah aku memperlakukan kalian dengan semena-mena? Tetapi karena kalian tetap tak mengaku kalah, Ban Jin-hoan pun setiap saat bersedia untuk melayani."
Tan Lip-jin mencabut sebatang kipas kumala lalu berseru,
"Aku Tan Lip-jin yang pertama akan menghadapi engkau."
Berobah wajah Ban Jin-hoan dengan marah.
"Apakah kalian sungguh-sungguh hendak mengingkari janji kepadaku? Baik, kalau begitu engkaulah yang akan kujadikan contoh bagi mereka!"
Tan Lip-jin tertawa mengekeh,
"Kalau hari ini Tan Lip-jin mendapat perhatianmu, memang suatu rejeki yang besar bagiku. Selama ini aku hanya hidup sebagai patung di sini. Kalau tidak mati karena sesak dada, pun tentu mati karena terlalu senggang. Dari pada akhirnya juga mati, lebih cepat lebih baik."
"Tan Lip-jin, jangan ngoceh tak keruan. Kalau takut mati, mundurlah. Lebih baik aku dulu yang akan membikin perhitungan hutang piutang lama!" tiba-tiba Lu Kong-tui yang bergelar Naga terbang berseru.
"Hm, kalian berdua boleh maju bersama!" Ban Jin-hoan tertawa dingin.
Tiba-tiba Nyo Ih dan Li Giok-hou tampil dan serempak berseru, "Gi-hu, kamilah yang seharusnya menghadapi mereka!"
Tanpa menunggu jawaban Ban Jin-hoan, kedua pemuda itu terus ayunkan tangan. menyerang.
Setelah berlangsung amat seru, akhirnya Lu Kong-tui di kalahkan Nyo Ih.
Hal itu sangat menusuk perasaan hati Lu Kong-tui sehingga bercucuran airmata dan berseru dengan penuh ketegangan:
"Siau-heng, aku gagal untuk membalaskan sakit hatimu, tunggulah, aku akan ikut padamu!"
"Lu-heng, tunggu!"
"Paman Lu, jangan bunuh diri!"
Cia Lu-wi yang berdiri disamping, cepat mencekal pergelangan tangan Lu Kong-tui dan serempak pada saat itu, sesosok tubuh berpakaian hitam loncat menghampiri seraya berseru: "Paman Lu, apakah paman ingat pada Su-ji?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar 100 Hari
General FictionSuatu peristiwa aneh telah terjadi. Kho Ing-ti diam saja, tak menangkis maupun menghindari sehingga lengannya tertusuk dan darahnya menyembur keluar. Tetapi Hun-ing pun terkapar rubuh di bawah kaki Kho Ing-ti. Rupanya nona itu juga terkena sebuah pu...