"Bukan mengeritik tetapi memang suatu kenyataan," bantah Wanita Suara Iblis.
Raja Langit Selatan tersenyum: "Sering kudengar orang mengatakan bahwa Mo-seng-li itu berkepandaian sakti dan cerdas maka paling disayang oleh Pah-cu......"
"Ah, anda terlalu memuji," tukas Mo-seng-li, "bukan hanya aku seorang tetapi kami bertiga Mo-li (wanita iblis) yang disayang Pah-cu."
Mendengar pembicaraan itu Siau Mo dan Bok-yong Kang kerutkan dahi. Alangkah luas dan dahsyatnya organisasi mereka itu, Empat Raja langit, Tiga Wanita Iblis dan seorang Pah-cu yang menjadi pemimpinnya.
Selang beberapa jenak kemudian, berkata pula Wanita Suara Iblis: "Lam-thian-ong, entah dengan tujuan apakah anda berkunjung ke Lok-yang ini?"
Lam-thian-ong atau Raja Langit Selatan menjawab: "Kalau engkau tak tanya, hampir saja aku lupa. Pah-cu mengutus aku kemari untuk menyelidiki kabarmu."
"Apakah tentang Tiga Pusaka dunia persilatan itu?" tanya Mo-seng-li.
Raja Langit Selatan mengangguk.
"Benar," katanya, "sudah tiga tahun lamanya engkau mencari Tiga Pusaka itu tetapi sampai saat ini belum juga ada hasilnya....."
"Lam-thian-ong," tegur Wanita Suara Iblis, "apakah maksudmu hendak mengatakan aku tak becus?"
Lam-thian-ong atau Raja Langit Selatan tertawa tetapi yang bergerak hanya kulit bibirnya, sedangkan giginya tetap mengencang rapat.
"Ah, Mo-seng-li seorang jelita yang cerdas dan sakti. Masakan aku berani mengatakan begitu...... seharusnya..... huh......." Lam-thian-ong batuk-batuk sejenak lalu melanjutkan pula, "Tetapi aku memang diutus Pah-cu untuk menanyakan beritamu."
Wajah Wanita Suara Iblis berobah, serunya dingin: "Apakah Pah-cu menyangsikan kesetiaanku?"
Raja Langit Selatan tertawa hambar.
"Sebenarnya Pah-cu hendak datang sendiri. Tetapi karena sibuk terpaksa suruh aku yang pergi dan melaporkan hasilnya kepada Hiat Sat Mo-li yang memegang Bagian Hukum."
Sahut Wanita Suara Iblis dengan nada hambar juga: "Pah-cu adalah guruku dan tak ubah seperti ibuku sendiri. Bagaimana aku dapat menghianati budinya. Masakan aku tak takut akan penyelidikan para Raja langit?"
Tiba-tiba Lam-thian-ong berpaling ke arah si baju hitam Hui Sin, serunya: "Keluarlah dan perketat penjagaan di sekeliling gedung ini."
Setelah Hui Sin pergi, Raja Langit Selatan berkata pula kepada Wanita Suara Iblis.
"Aku percaya penuh kepadamu, Mo-seng-li. Mana aku berani menduga-duga dirimu. Tetapi kabar angin di luaran mengatakan bahwa engkau telah melakukan suatu hal yang melanggar perintah Pah-cu. Soal itu terpaksa harus kutanyakan kepadamu."
"Baik," sahut Wanita Suara Iblis, "apabila ada sesuatu kecurigaan, silahkan Lam-thian-ong bertanya."
"Pertama-tama aku hendak menanyakan, apa sajakah yang engkau lakukan selama tiga tahun ini?" kata Raja Langit Selatan.
"Mencari jejak Tiga Pusaka," sahut Wanita Suara Iblis dengan hambar.
"Lalu, apakah engkau sudah memperolah hasil?"
"Pusaka yang ketiga, sudah kukirim kepada Pah-cu. Pusaka yang kesatu dan kedua pun sudah diketahui jejaknya," sahut Wanita Suara Iblis.
"Kabarnya pusaka kesatu yalah Jarum Ular Emas itu, engkaupun sudah memperolehnya?" tanya Lam-thian-ong dengan tiba-tiba.
Mendengar kata-kata itu, Siau Mo dan Bok-yong Kang terkejut sekali. Benar-benar tak disangkanya bahwa Jarum Ular Emas itu ternyata merupakan pusaka nomor satu dalam dunia persilatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar 100 Hari
General FictionSuatu peristiwa aneh telah terjadi. Kho Ing-ti diam saja, tak menangkis maupun menghindari sehingga lengannya tertusuk dan darahnya menyembur keluar. Tetapi Hun-ing pun terkapar rubuh di bawah kaki Kho Ing-ti. Rupanya nona itu juga terkena sebuah pu...