Oppa

21.6K 865 16
                                    

"Cyin, ada laki lo tuh." ujar Raja dengan kemayunya yang menjadi ciri khas cowok tulen itu.

Ilya yang tengah bergosip ria di pagi hari dengan Mira yang selalu menjadi narasumbernya menghentikan aktivutasnya sebentar. Ia mengerutkan keningnya bingung. "Laki gue? Siapa?"

"Gue."

Ilya dan yang lainnya refleks menoleh ke arah sumber suara. Lalu dengan malas, Ilya memutar bola matanya.

"Kak Faris, kak Elang mana? Kok gak ada?" tanya Mira celingak celinguk, mencari keberadaan Elang.

"Hp gue ke elo kan?" tanya Faris tanpa menghiraukan ucapan Mira. Pertanyaan Faris barusan tentu saja membuat beberapa teman Ilya terkejut. Sejauh apa hubungan mereka, sampai ponsel Faris berada di tangan Ilya?

"Ohh iya, ada kok." jawaban Ilya tentu kembali mengundang berbagai spekulasi dalam otak masing masing.

"Nih." Ilya menyodorkan ponsel berwarna hitam milik Faris yang berlogo apel digigit tupai. "Jaket lo masih gue cuci, soalnya kemaren basah." lagi lagi ucapan Ilya membuat bebrapa siswi menajamkan telinganya. Guna mengetahui apa yang terjadi antara dua sejoli itu.

Dengan santai, Faris mengambil ponselnya dari tangan Ilya yang bersamaan dengan sebuah getaran yang menandakan adanya pesan masuk. Faris membuka pesan tersebut, dan keningnya langsung berkerut melihat isi pesan yang menampilkan bahwa kuota internetnya sudah habis.

"Eh anjir, ini kok kuota gue habis sih? Lo apa in nih hp gue?" tanya Faris.

Ilya nyegir tanpa berdosa sedikit pun. "Gue hotspot buat nonton live oppa, gue download video oppa, gue ngestalk oppa, gue download drakor. Udah cuman itu."

Dengan mulut sedikit terbuka, Faris menghela napasnya. "Astagaa, untung sayang, kalo kagak gue bacok lo." desah Faris.

Tanpa sadar, ada semburat merah di pipi Ilya.

Berbeda dengan Ilya, Manda memandang dua orang itu dengan tatapan nanar. "Berubah. Lo udah berubah Ris." batin Manda.

"Beruntung banget jadi lo Il, bisa segitu deketnya sama kak Faris. Gue pengen kayak lo! Gue pengen kak Faris bilang gitu ke gue!" batin Adel. Ia segera menggeleng kan kepalanya cepat cepat. "Astaga! Lo mikir apa sih Del?! Ilya itu sahabat lo!" gerutu Adel dalam hati.

***

"Pacar." sapa Faris ikut duduk di samping Ilya. "Kok gak makan?" tanya nya saat melihat Ilya tak memesan makanan.

"Gak laper." jawab Ilya tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya dari ponselnya. Ia kini menonton video klip terbaru, hasil download semalam menggunakan kuota Faris.

"Makan dong. Nanti sakit, ntar siapa yang susah? Aku kan? Makanya makan ya sayang." ucap Faris sengaja suaranya dibuat manja manja, bibirnya juga sedikit ia majukan berapa senti.

Ilya menoleh pada Faris, dan langsung menampilkan wajah gelinya. "Sejak kapan lo jadi sok perhatian jijik kek gini?"

Ucapan Ilya memancing gelak tawa dari Radit dan Elang.

"Sekalinya perhatian sama cewek, dibilang perhatian jijik." celetuk Radit di tengah tawanya.

"Kamu kok bilangnya gitu sih, liat tuh duo racun ketawa." ujar Faris memanyunkan bibirnya.

Ilya terkekeh kecil. Lalu kembali memusatkan perhatiannya, mengamati setiap gerakan dari idolanya.

"Il."

Ilya yang merasa terpanggil, menoleh ke arah kanan, dan menemukan Manda berdiri disana. "Iya Man, kenapa?" tanya Ilya.

"Ehmm.. Gue gue pinjem Faris bentar boleh?" tanya Manda sehati hati mungkin.

ILYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang