Trauma

4.4K 311 70
                                    

Hai semuaa, gimana kabarnya? Semoga selalu baik yaaa.

Oiya, aku mau ucapin selamat berpuasa bagi yang menjalankan!💛

Ini puasa pertama aku update ilya ya, hehe. Maaf ya selalu update lama.

Makasih buat kalian semua yang setia banget nungguin Ilya update. Yang selalu gercep baca. Yang selalu tekan vote. Makasih banget buat kalian semua💛💛.

***

Aku ada work baru loh! Ada yang udah tau? Atau ada yang belum tau nih? Bisa diliat di profile aku ya teman temann.

Ada dibagian paling bawah juga, nanti aku kasi liat yaa.

***

Faris tengah membujuk seorang guru wanita, berusaha meyankinkan bahwa kali ini ia memang benar-benar ingin serius belajar. Usahanya tak sia-sia, walau mendapatkan setumpuk tugas, setidaknya ia akan mendapat nilai.

Lalu, Faris dan Ilya memutuskan untuk ke perpustakaan. Lelaki itu ingin menyicil pekerjaan yang diberikan padanya. Ilya juga membantu, mengerjakan beberapa soal dengan bantuan google.

Keduanya tampak sangan sibuk kini, tak ada suara yang keluar dari dua pasang mulut itu. Kecuali, ketukan kuku Ilya pada ponsel, atau lembar buku yang Faris buka.

Faris menyandarkan tubuhnya pada bangku. "Capek juga." ucapnya menutup matanya sekejap. Ia sangat ngantuk sekarang, tapi apa boleh buat, tugas yang harus ia kerjakan memang sangat banyak.

"Dikit lagi kok," balas Ilya yang terlihat menyalin jawaban dari google ke kertas kerja pacarnya.

Gadis itu begitu fokus membaca untaian kata dalam benda persegi miliknya, laku mencocokkan pada soal. Sesekali alisnya terlihat sedikit berkedut, tanda ia sedang berfikir. Sudut kanan bibir Faris terangkat tanpa ia sadari.

Teeettttt...

Bunyi bel yang menggema membuat Ilya menganggat kepalanya. Mendapati Faris tengah tersenyum padanya, "Kenapa senyum-senyum?"

Lelaki itu menggeleng, "Udah masuk, ntar aku aja ngerjainnya." ucap Faris tak mengindahkan pertanyaan gadisnya. Lalu mengemas beberapa buku didepannya, dan berdiri. Diikuti Ilya, tentu saja.

***

"Mau langsung pulang?" tanya Faris saat keduanya tengah menuju parkiran.

"Langsung pulang aja gak papa? Aku jam 4 ntar ada tugas kelompok di rumah Ersya." Ilya memandang lelaki di sampingnya sekilas.

Faris mengangkat tangannya guna menilik arloji, "Ini hampir jam 4," ucapnya memberitahu, sebenaenya Ilya juga sudah tahu. "Kapan kamu mandi, makan, istirahatnya? Apa gak besok aja? Besok kan libur."

Ilya mendelik pada Faris. Tak mengerti juga, kenapa akhir-akhir ini sangat cerewet. "Bawel."

Faris yang mendengar itu berdecak, "Aku antar ya?"

Ilya menghentikan sejenak langkahnya, mencoba menatap mata Faris, walau dirinya jelas lebih pendek dari lelaki itu. "Kamu langsung pulang aja, aku pergi sama temen." tolak Ilya. Tak ingin merepotkan Faris sebenarnya.

"Sama Mira?" tanyanya, Ilya menggeleng. "Sama Manda?" lagi-lagi gelengan yang ia dapat.

"Aku, Mira, Manda, kita gak ada yang satu kelompok." jelas Ilya.

ILYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang