Kandas

25.9K 1.1K 382
                                    

Halooo
Aku updatee siang yeayyy!! Hahah

Ada yang kangen sama aku? Atau.. Ada yang kangen sama Manda? Eh,kok Manda?🌝

Aku gak update udah hampir sebulan lohh, ini rekor aku lama update wkwkwk.

Hmm, di chapter ini, kalau kurang ngefeel bilang yaa, soalnya aku ngetiknya cuma berapa jam haha. Ngebet pengen update ya ginii wkwk.

Aku ngebet update hari ini karna aku ada bilang, bakal usahain update sabtu atau minggu. Dannn, yang terpenting, mood aku lagi bagus kwkwk. Masih kobam abis nonton watermelon hahha..

Oh iya, kalau kalian ngarepin aku update cepet, jangan terlalu ditunggu. Soalnya aku tipikal kalau malas, udah. Gak dilakuin gitu.

Readers lama pasti udah hapal banget sama aku wkkwkw.

Udahlah segitu aja. Gak mau bacot lebih lama lagi.

KALIAN YANG SENIN UDAH PAS, GOOD LUCK!!

Sekian, terima gaji.

***

Mencari korban, untuk sebuah pengakuan. Apa yang lebih licik dari itu?

***

Hari ini, Ilya menjalani aktivitas seperti biasa. Dengan mood yang tak biasa tentu saja. Seharian ini, moodnya benar benar buruk. Dari kemarin, sepulang dari rumah Adel tepatnya. Moodnya benar benar buruk, dan semakin bertambah buruk.

Dan sepertinya, puncak mood terburuknya adalah saat ini. Dalam keadaan mengantuk, lapar, lelah dan perasaan lainnya. Ilya harus menunggu jemputan lebih lama lagi. Saat ia menelfon Reza, lelaki itu tak mengangkat panggilannya. Ilya juga sudah mengirimkan spam chat pada abangnya. Dari setidaknya 70 atau 80 chat random yang Ilya kirim pada abangnya dan belasan pesan ia yang sudah pulang dan minta di jemput, dan Reza hanya menjawab, 'Gue nggak bisa jemput elo, pulang sama Faris atau naik taksi aja."

Benar benar. Mood Ilya sudah hancur total. Fisiknya juga sudah sangat lelah. Hatinya juga dari semalam terasa tak karuan. Semua yang dilakukan serba salah. Rasanya, ia ingin berteriak dengan kencang, lalu menangis sekeras kerasnya. Ya, kata orang itu bisa mengurangi stress.

Ilya memutuskan memesan ojek online. Ia tak bisa hanya berdiam diri di sekolah. Ini sudah sangat sore. Hanya ada beberapa anak ekskul yang berlalu lalang di depannya.

Ia sekarang duduk di bangku panjang di depn kelas sepuluh. Ilya menunduk, menahan sakit di kepalanya yang tiba tiba menghampiri dengan brutal. Lumayan lama Ilya menunggu, sampai sebuah getaran di ponselnya menggagalkan mata Ilya yang hampir tertutup.

Ada sebuah pesan masuk. Dari ojek online yang Ilya pesan. Dengan semangat, gadis itu membukanya. Setelah membaca pesan dari driver ojek tersebut, Ilya melepaskan ponselnya pada rok abu abu miliknya. Driver tersebut, meminta maaf karna tak bisa menjemput Ilya karna istrinya meninggal dunia.

Bolehkah Ilya menangis sekarang? Ia benar benar lelah. Sangat lelah. Kenapa semuanya seakan telah bersekongkol membuat hari Ilya terasa lebih berat. Kenapa semuanya terlihat telah berkonstruksi membuat Ilya terlihat menyedihkan?

Ilya dengan berat hati mengangkat tasnya yang penuh buku. Terasa lebih berat dari tadi pagi. Mungkin karna ia sekarang bukan hanya memikul tas, tapi juga beban?

ILYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang