Permintaan Maaf

9.8K 505 64
                                    

Faris memegang ponselnya dengan perasaan kesal bukan main. Seseorang telah menyulut emosinya. Tiba tiba mengechat Faris, mengatur dirinya. Harus melakukan ini, harus melakukan itu. Harus begini, harus begitu.

Ting!

Faris menggeser layar ponselnya.

"Jangan di read doang. Udah makan belum? Aku tanya dari tadi kok cuma di read"

"Brsik Anjing."

"Kasar banget sih kamu"

"Srh gue. Lo gk pntng jg"

"Aku ilya ih"

"Jngn ngaku ngaku. Cewe gue g pny hp"

"Kampungan banget? Gak punya hp"

Faris mengeram. Sebenarnya yang menghubunginya siapa? Pasti orang dekat. Terbukti, ia tau nama Faris. Dan, mengaku sebagai Ilya. Nomornya juga Faris tak pernah melihat. Namanya tak ada. Hanya titik saja. Membuat kesal, sekaligus penasaran.

"Dmn? Samper gue di rumah sakit. Atau mau disamperin? Share loc"

Mendapat panggilan suara, Faris merasa tantangannya diterima. Berani sekali menyebut Ilya kampungan.

Mengangkat telfon, tanpa menunggu lama lagi, Faris segera berucap, "Lo jangan macam macam sama gue anjing. Lo siapa? Ngatain cewek gue kampungan. Mau mati lo?"

Diseberan telfon, Faris dapat mendengar suara tawa dengan samaar samar. Orang ini, apa hanya mempermainkan Faris?

"Gak gagu kan lo?" Faris mengeluarkan suaranya kembali. Lagi lagi, terdengar tawa cekikikan. Hanya samar, tapi Faris tau, orang diseberang telfon sedang menertawakan dirinya.

"Kenapa sih? Galak banget... Serem tau," terdengar suara seorang gadis. Masih dengan sisa sisa tawannya yang terdengar renyah. Faris mengenalnya, sangat.

"Tai, ah." Faris langsung menutup telfonnya sepihak. Kesal bukan main. Bagaimana bisa? Gadisnya mempermainkan dirinya. Tak habis fikir.

Seniat itukah? Fikir Faris. Bahkan, tadi ia menyebutkan bahwa dirinya kampungan karna tak memiliki ponsel. Hanya untuk mempermainkan Faris?

Mendapat panggilan video, dari nomor yang sama. Nomor Ilya. Faris langsung menolak. Ia masih kesal.

***

Ilya masih tertawa. Terlihat begitu puas. Mira memangdangnya sampai ngeri sendiri. Ilya dari tadi tak berhenti tertawa. Terlihat begitu bahagia. Tapi menyeramkan juga jika dilihat lama lama.

"Il, udah kali ih. Gak takut lo kak Faris entar marah?"

"Udah marah dia Mir. Nih, nomor gue langsung di blokir sama dia." jawab Ilya memperlihatkan layar ponselnya yamg menampilkan room chatnya bersama Faris. Dengan pesan spam chat yang ia kirim hanya bercentang satu. Dan foto profil Faris sudah tidak ada lagi. "Ngambekan banget, astaga." Ilya menyesap minumannya.

Bunyi deheman seseorang mengalihkan perhatian Ilya, juga Mira. Mendapati Chelsea dengan dua orang temannya membuat Ilya saling pandang dengan Mira. Ada apa? Fikir keduanya. Apa masih tentang Faris? Satu pertanyaan tiba tiba muncul di benak Ilya.

ILYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang