Ancaman

36.2K 1.5K 6
                                    

Ilya menghembuskan napas lega saat melihat suasana kelas XI IPA 2 riuh tanpa guru. Guru fisika mereka tidak masuk hari ini karna harus opname di rumah sakit.

Sorakan sorakan senang terdengar dari setiap mulut siswa. Bahkan tak sedikit dari mereka mengucap syukur.

Bukannya mendoakan gurunya agar cepat sembuh, mereka malah mendoakan gurunya sakit lebih lama agar tidak masuk.

Kurang ajar memang.

Banyak gerombolan murid yang berkumpul dengan gang masing masing.

Ada segerombol siswa laki-laki yang tertawa tidak jelas sambil terus memperhatikan ponsel salah satu dari mereka. Ada juga siswi yang sedang bergosip, ada yang pacaran di pojokan kelas dengan gaya menjijikan. Ada yang duduk di meja dan bangku guru untuk medapatkan angel yang katanya instragamable. Dan banyak aktivitas tidak jelas lainnya yang tak ingin Ilya lihat, karna memang tidak berguna.

Dianatara mereka semua hanya Adel dan Mira yang menatap Ilya penuh selidik dan tatapan yang haus akan penjelasan.

Ilya mendaratkan bokongnya ke bangku di sebelah Adel, lalu menangkupkan kepalanya di atas meja.

"Il lo kenapa? Kok muka lo di tekuk gitu? Terus lo di bawa kemana sama kak Faris? Lo ngapain aja sama dia? Lo ditanya apa aja sama kak Faris? Lo ngomongin apa aja sama kak Faris? Lo gak ngatain kak Faris tai lagi kan Il?" cecar Mira.

"Ngatain Faris tai? Gue rasa lebih buruk dari itu." batin Ilya.

Adel tau, sahabat disebelahnya ini sedang tidak baik baik saja. Dan mendengar cecaran Mira, ia segera memberikan pelototan gratis pada Mira.

Dan yang mendapat pelototan hanya mengangkat kedua alisnya seakan berkata "apa? Gue bener kan?"

"Il lo tenangin diri dulu, abis itu baru cerita sama kita" ujar Adel

Memang diantara mereka bertiga Adel paling pengertian, dia akan menanyakan sesuatu disaat kondisi mendukung. Bukan seperti Mira yang bertindak semaunya, dan kalau cewek ini sudah kepo atau marah mulutnya tidak akan bisa di filter.

"Loh kok nanti sih del, gue kan-"

Adel menginjak kaki sahabatnya itu dengan kuat, sehingga cukup membuat Mira meringis kesakitan.

"Udah il, lo jangan dengerin Mira. Kalau lo udah siap, cerita aja sama kita. Kita siap dengerin kapan pun."

"Mulai sekarang gue jamin hidup lo gak bakal tenang." Ucapan Faris terus saja berterbangan di kepala Ilya.

"Argh Faris sialan." Ilya mengumpat pelan dengan memukul mejanya cukup keras. Umpatan Ilya renyata terdengar ke telinga Mira dan Adel.

"Il lo diapain kak Faris sih. Cerita sekarang aja. Gue penasaran nih."

"Mir." Adel memperingatkan

"Udah del, gak papa kok. Gue bakal cerita sekarang sama kalian."

"Nah Ilya aja gak sewot kaya emak emak kos." ujar Mira melirik pada Adel

Mendengar itu, Adel hanya mendelik sebal

Ilya menarik napasnya dalam, lalu menghembuskannya perlahan

"Gue...tadi.. Gue..gue-"

"Ck, apasih il, Lo kalau cerita jangan sok sok gugup gitu. Ini yang denger juga cuma gue sama Adel bukan satu sekolah."

"Sabar dong Mir." ujar Adel sedikit kesal dengan Mira yang tidak sabaran.

"Gue.. Tadi gue, gue nampar kak Faris" cicit Ilya dengan volume yang sangat kecil

"WHAT?!!" pekik Adel

Dan pekikan Adel sukses membuat kelas yang riuh menjadi diam seketika dan semua mata tertuju pada mereka. Dan pada menit selanjutnya mereka kembali melakukan aktivitas masing masing.

"Gila lo il, demi apa sumpah gue kaget." ujar Mira heboh

"Gila ya lo berdua?! Kalau anak anak lain tau bisa gawat."

"Bukan il, bukan kita. Tapi lo" tunjuk Adel tepat di depan wajah Ilya

"Hidup lo bakal gak tenang Il." ujar Mira dengan tatapan horornya.

"Gue tau" cicit Ilya sembari memejamkan matanya berharap ketakutannya bisa berkurang.

***

Ilya sekarang sedang berjalan mencari halte terdekat agar ia bisa pulang. Mengapa bisa, hari ini kesialan harus menimpa nya berkali kali.

Pertama, dia yang bangun kesiangan dan hampir terlambat. Kedua, saat disekolah seragamnya terkena cipratan air kotor dan karna itu, dia sekarang bermasalah dengan Faris. Dan sekarang, dia harus pulang menggunakan angkutan umum karna hp nya tertinggal dan tak bisa menghubungi Reza.


Jangan lupa votte and comment😄

ILYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang