"Ilya!! Ilya! Bangun Ilya!"
Teriak seorang wanita paruh baya sambil terus menggedor pintu kayu ber cat pink. Dan ntah untuk ke berapa ratus kalinya wanita tersebut mencoba menelpon anak gadisnya yang selalu tak terjawab
"Udah ma, Reza aja yang bangunin" seru reza sembari terus menapaki tangga. Dan seketika Dina-mamanya pun mengganguk.
Ilya merasa mimpi indahnya yang sedang bertunangan dengan oppa korea-nya batal karna ada yang membuat keributan dengan suara gedoran pintu.
Bukan.
Itu bukan gedoran pintu
Lebih terdengar seperti ingin menghancurkan... rumah?
Akhirnya dengan berat hati Ilya membukan matanya yang terasa digantungi beban ber ton ton.
"Ilya! Woy kebo bangun! Ilya! Woy! upil tayo bangun woy!!" teriak Reza sambil terus menggedor pintu kamar adiknya.
Ilya mendengus ketika tau abangnya menghancurkan mimpi indahnya. Tangan nya bergerak ke atas nakas mencari ponsel.
"Ilya woy bangun gak lo?! Ilya!" Ilya mendengus, seruan itu lagi. Ilya mengintip jam yang tertera di benda pipih dalam genggamannya dan pada detik itu juga matanya membulat sempurna ketika mengetahui sekarang sudah pukul 06:45 WIB.
Dan dengan cepat Ilya menyambar handuknya dan keluar kamar tanpa menghiraukan celotehan kesal abangnya yang berada tepat di depan pintu kamarnya nya.
Dan saat sarapan pun Ilya hanya mengambil selembar roti selai yang sudah disiapkan ibunya. Lalu menyuruh Reza-abangnya untuk mengantarnya.
Bukan karna tidak lapar atau tidak nafsu, ia hanya ingin cepat sampai ke sekolah sebelum gerbang kencana ditutup. Terlebih lagi ini hari Senin yang artinya gerbang kencana akan tertutup tepat jam 07:00 WIB.
Di sepanjang jalan gadis itu tak henti berdecak kesal karna menurut Ilya, Reza yang mengendarai motor sangat lambat, hingga siput pun lebih laju dari mereka.
Ilya berdecak "Ck bang, lo bisa ngebut dikit gak sih?!"
"Ini juga udah kenceng, jarang jarang gue bawa motor 80km/jam gini"
"Tambah lagi lah, 100km/jam kek, 120km/jam kek." ujar Ilya tak sabar.
"Lo mau mati hah?!" sungut Reza sedikit kesal dengan adiknya itu.
Dan menit selanjutnya Ilya terbelak ketika melihat arloji yang menunjukan bahwa lima menit lagi ia akan terlambat "Bang cepetan dong, lima menit lagi gue masuk." gadis itu memukul lengan abangnya dengan tak sabaran.
"Susah dodol, ini pagi jadinya rame. Lagian salah sendiri lah udah di bangunin tapi gak bangun bangun, kebo sih lo" cibir Reza
Dan saat Ilya sampai bertepatan dengan pak Joko-satpam SMA Kencana yang mulai menutup gerbang. Dan dengan suara yang menggelegar, Ilya meneriaki pak Joko agar tidak menutup pagar sebelum dirinya masuk.
Ilya menghembuskan napas lega karna ia selamat dari siraman rohani bu Rani-guru killer yang hobinya keliling sekolah tiap senin.
Dan baru selangkah ia melangkahkan kakinya dengan senyum yang tak jadi terpancar karna seorang laki laki berhasil menyipratkan air kotor bekas genangan hujan semalam ke seragam sekolahnya.
Sorry kalau feel nya kurang dapet.
Jangan lupa vote and comment😃
KAMU SEDANG MEMBACA
ILYA
Teen Fiction"I Love You Always. ILYA." Ilya Kinansya Putri. Seorang gadis cantik yang ceria, dan keras kepala. Selalu mendapat rangking 3 besar paralel. Ilya punya 2 sahabat yang selalu bersamanya. Dunia Ilya hanya tentang dirinya, keluarga, dan sahabat. Hidup...