Tamparan

36.9K 1.6K 17
                                    

Mungkin pemikiran dan organ tubuh bekerja dengan prinsip berlawanan arah.

***

Air muka Ilya yang tadinya kesal saat bercerita tentang Faris seketika berubah menjadi pucat. Sekarang dia sudah seperti tuyul yang tertangkap basah saat mencuri uang tetangga. Bedanya sekarang dia sedang tertangkap basah hanya karna mengatai Faris tai.

Hanya?

Bukan.

Mengatai Faris bukan suatu hal yang bisa dikatakan hanya.

Karna jika tidak terima dia akan marah. Dan akan melakukan apapun saat marah.

"H...hai...hai kak hai.." sapa Ilya dengan tangan yang mencengkram rok abu-abu nya berusaha menutupi ketakutan di depan Faris.

"Del kok muka Ilya gitu sih, kaya bego bego gitu. Ya gak sih?" bisik Mira pada sahabat di sebelahnya

"Dia lagi ketakutan oon. Eh tapi emang iya sih mukanya kaya bego bego."

Faris gak bodoh. Ia tau gadis di hadapannya ini sedang ketakutan. And he like that.

Melihat itu Faris mengangkat sebelah alisnya lalu menarik tangan Ilya.

"Ikut gue."

Ilya cukup tersentak dengan gerakan tiba-tiba Faris yang menarik tangannya. Faris membawa Ilya mengikuti langkah-langkah panjangnya.

Ilya menarik tangannya berusaha melepaskan tangannya dari genggaman cowok di depannya. Namun bukannya terlepas, Faris malah mencengkram tangan Ilya semakin kuat. Sehingga sukses membuat Ilya meringis.

"Lepasin. Tangan gue sakit"

"Bodo"

"Ris anak gadis orang jangan di apa apain" teriak Radit

"Halalin adek dulu bang" suara Elang terdengar di buat buat menyerupai wanita.

"Anjerr geli lang" ujar Radit yang menampakkan ekspresi jijik nya. "Eh lang, tadi pagi Faris gak nonton yang begituan kan?"

"Hmm iya deh kayaknya, kenapa emang? Lo mau minta dit?"

"Wah gila si Faris, main bawa anak gadis orang aja"

"Aelah, kaya baru pernah liat Faris bawa cewek aje lu"

"Lah si bego. Faris abis nonton, terus tiba-tiba bawa cewek ke belakang ngapain coba? Gak mikir sih lo, kejar yok"

"Tumben anak mami pinter" ujar Elang lalu menyusul Radit yang sudah berjalan mendahuluinya.

***

"Kak" panggil Ilya dengan wajah ketakutan yang kentara

"Kak? Lo manggil gue kakak?" Faris terkekeh pelan. "HAHAHA LUCU LO?!" sentak Faris dengan wajah datarnya.

"Kak lepasin gue please" cicit Ilya

Tadi Faris memang menarik tangan Ilya dan membawanya ke tempat sepi. Belakang gudang SMA Kencana. Bukan tanpa alasan Ilya meminta Faris melepaskannya. Pasalnya Faris membawa ia ke pojokan dan menempelkan tangannya pada dinding.

"Kak? Hah kak?" Faris menaikkan sebelah alisnya. "Kuping gue gak mungkin salah denger kan? Oh atau otak lo yang udah mulai.. hmm geser mungkin?" ujar Faris dengan seringaian yang menyebalkan di mata Ilya.

Ilya memejamkan matanya selama beberapa detik, demi meredam emosi yang mulai menghampirinya.

"Oke, Ilya lo harus sabar. Sabar Ilya sabar. Ngadepin setan berwujud manusia harus banyak sabar." Ilya membatin, berusaha sabar.

"Kenapa lo diem? Baru connect lo? Berapa menit yang lalu lo bilang gue gak.bertanggung.jawab dan lo juga bilang gue tai kan? And see. Ternyata bener, cuma butuh berapa menit bagi seorang pengecut untuk merubah dirinya. Abis lo ngatain gue dibelakangan, trus sekarang di depan gue, lo manggil gue kakak?" ujar Faris dengan sarkas 

"Takut banget lo sama gue? Sampe sampe lo ngomong di belakangan. Mulut diciptain di depan, buat ngomong di depan bukan ngomong di belakang. Kalo cuma bisa ngomong dibelakang, ngomong jangan pake mulut pake pantat"

Dan ya, serentetan kalimat Faris berhasil menyentil hati Ilya. Dia tidak terima dengan ucapan Faris yang secara tidak langsung mengatakan bahwa dia seorang pengecut.

Ilya tidak kuat jika Faris terus menyudutkannya seperti ini. Apalagi Faris yang terus bergerak maju membuat kaki melemas.

Ilya menarik napas, lalu menghembuskannya perlahan. "Oke, mau lo apa?"

"Sederhana" dan Faris mengeluarkan seringaiannya lagi namun lebih terlihat menyeramkan.

"E..eh lo, lo jangan macem macem. Lo maju selangkah gue bakal teriak"

"Dan gue bakal nutup mulut lo" jawab Faris santai dengan kilatan mata hitamnya yang terlihat seperti singa yang hendak menerkam mangsanya.

Dan dengan kurang ajarnya Faris terus menundukkan badannya.

"Gila dit, si Faris mau ngapain tuh" ujar Elang yang sedang bersembunyi di balik tumpukan karung

"Samperin aja yuk"

"Jangan, liatin aja"

Ilya bisa merasakan hembusan napas Faris, seluruh tubuhnya sudah melemas, matanya juga mulai memanas. Takut Faris akan melakukan yang tidak tidak padanya.

Dan baru Faris membuka mulut tiba tiba...

"PLAK"

Satu tamparan berhasil mendarat mulus di wajah Faris. Tidak sakit tapi cukup mengagetkan.

Jangan lupa votte and comment😄

ILYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang