Psikiater

22.3K 898 8
                                    

"Cewek gua mana? Kok gak ada?" tanya Faris pada Adel saat tak melihat Ilya ikut ke kantin bersama Adel dan Mira.

"Tadi di panggil sama bu Tantri, katanya latihan buat olimpiade." jelas Adel.

"Udah lama?"

"Dari jam pelajaran pertama sih tadi."

Faris mengangguk. Lalu memanggil seseorang yang sedang lewat.

"Woy kacamata! Sini lo!" teriaknya.

Anak laki laki itu celingak celinguk, mencari siapa yang di panggil Faris dengan panggilan 'kaca mata'. Saat tak menemukan orang yang berkaca mata disekitarnya, ia menunjuk dirinya.

"Iya elo! Sini cepet!"

"Ke..ke..kenapa kak. A..aa..a ada perlu aa..a..aa apa?" tanya laki laki tersebut dengan tergagap. Baik Faris, maupun teman temannya tau kalau anak ini adalah adik kelas mereka.

"Beliin gue siomay gih!"

"Be..be..be berapa po..porsi k..kak?"

"Satu, pake bungkus. Udah sana cepet!"

"I..i..iya." setelah mengucap itu, anak laki laki berkacamata tebal itu lalu pergi untuk membelikan Faris siomay pesanannya.

"Kak Faris, itu tadi siapa?" tanya Mira.
Faris hanya mengedikkan bahunya cuek. Lalu mengutak ngatik ponselnya.

"Lah? Lo gak kenal Ris?" tanya Radit mengaduk ngaduk mi instan di depannya.

"Kagak." jawab Faris masih tak mengalihkan pandangannya dari benda pipih di genggamanya.

"Lah, buset. Lo gak kenal main nyuruh anak orang aja nyet!"

"Terserah gue lah." balasnya cuek.

"K..kak i..ii..ini, sss...si..si..siomay nya."

"Nih." Faris mengeluarkan selembar uang berwarna merah. Sebagai bayaran.

"A..aa.. Aku.. Aa..aku gak ada ke-"

"Lama lo! Ngomong biasa aja!" kesal Faris.

"Uu..u..udah-"

"Nih, ambil semuanya." Faris meletakkan uangnya di meja, lalu bergegas pergi.

"Woyy! Kecebong kemana lo?!" teriak Elang yang tak membuahkan hasil.

***

Tok.. Tok..

Suara ketukan pintu membuat Ilya menoleh, ke arah sumber suara. Faris berdiri sambil tersenyum hangat padanya.

"Nih, aku bawain siomay. Kamu belum makan kan?" Ujar Faris meletakkan bungkus siomay ke depan Ilya.

"Ngapain lo pake aku kamu, pasti ada maunya ya kan?"

"Kan kita pacaran. Gak papa dong, pake aku kamu, biar kayak orang orang" balas Faris menarik kursi di sebelah Ilya.

"Diem deh lo." ketus Ilya membuka bungkusan siomay yang dibawakan Faris. "Kok siomay sih?!"

"Iya, emang siomay. Emang kenapa?"

"Gak mau!"

"Terus mau nya apa? Mau gue yaa?" goda Faris.

"Apaan sih! Jijik!" ketus Ilya. "Gue pengen bakso Fariss." Ilya merengek.

"Lah, lo tadi marah marah, terus ngapa jadi merengek gini sih?" tanya Faris bingung. Alisnya mencuram ke bawah, terlihat beberapa gelombang muncul di keningnya.

ILYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang