Pangeran Berkuda

24.1K 895 11
                                    

"Il, yuk kantin." ajak Adel memukul pelan bahu Ilya.

Ilya terkesiap. "Hah?"

"Kantin. Lo mau ikutan gak?" ulang Adel.

"O..oh iya. Ikut." ucap Ilya berdiri dari bangkunya.

Sejak kembali dari lab kimia, Ilya tidak begitu sepenuhnya terfokus pada pelajaran, kata kata Faris terus berkeliaran di kepalanya.

***

Ilya terus menumpahkan cairan berwarna merah dalam mangkuk pesanannya.

"Il." ucap Mira yang sudah meringis melihat sambal yang terus terjun ke mangkuk yang berisi seblak milik Ilya.

Ilya tak menanggapi Mira. Ntah kenapa, otaknya selalu memutar ucapan Faris saat mereka keluar dari lab kimia tadi. Ia terus bertanya, 'apakah Faris tersinggung? Sampai lelaki itu berbicara demikian.'

Di benaknya ada secercah rasa bersalah, yang ntah datang darimana. Sebelumnya, ia tidak pernah terlalu memusingkan ucapan seseorang.

Ilya mulai memasukkan sendok pertama ke mulutnya.

1 detik..

2 detik..

"Uhuk uhuk." Ilya terbatuk, ia menutup mulutnya. Wajahnya mulai memerah, matanya juga terlihat memerah. "Pedes ahh pedesss." Ilya mengipas ngipas mulutnya yang terbuka, dengan gerakan cepat ia mencomot minuman di dekatnya. Tanpa memikirkan siapa pemiliknya.

"Masih pedes.. Ahh.. Pedes." ucap Ilya semakin panik karna bukannya menghilang, rasa membakar di lidahnya terus bertambah.

"Nih." Adel memberikan air mineral.

Ilya meneguknya dengan rakus. "Masih pedess.." Ilya terus mengipas ngipas mulutnya, matanya juga mulai berair karna menahan pedas.

"Nih." sekaleng susu beruang yang iklannya naga di sodorkan begitu saja ke depan Ilya.

Tanpa memikirkan apapun, gadis itu langsung membuka penutup kaleng dan langsung meneguk isinya. "Hhh." Ilya mendesah lega, karna pedas di mulutnya sudah berkurang.

"Kalo gak kuat makan pedes jangan di paksain, pedes juga gak bisa reda kalo minumnya es." ucap seseorang dari belakang Ilya yang membuat gadis itu menoleh.

"Kak... Kak Elang kok.." Ilya tidak menyelesaikan ucapannya, lantas menoleh ke arah Mira yang sudah menatapnya tajam.

Mira memang sudah menceritakan bahawa ia menyukai Elang, dan karna itu, Ilya jadi serba salah.

Ilya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia harus berterimakasih pada Elang, tapi melihat Mira yang menatapnya seperti singa kelaparan membuatnya bergidik ngeri.

"Cantikk." sapa Radit mendaratkan bokongnya di bangku sebelah Mira.

Mira menoleh dan menampakkan senyumnya. Adel yang melihat itu memutar bola matanya.

"Neng, pernah denger pepatah gak?" tanya Radit menopang dagu dengan kedua tangannya.

"Pepatah apa?" tanya Mira masih sedikit canggung.

"Kalo jodoh itu sama."

Mira menggangguk. Ia kembali memasukkan siomay nya ke dalam mulut.

"Tau gak? Kita juga jodoh lo." ucap Radit terlihat tanpa beban.

Mira yang mendengar itu sontak terbatuk, lalu mengambil es yang sisa setengah.

"Kok batuk gitu? Kaget ya, dibilang jodoh sama orang ganteng kayak gue." ujar Radit menaik turun kan alisnya.

ILYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang