Saat kamu kesal, ntah kenapa dimataku terlihat begitu menggemaskan.
****
Sekarang sudah masuk jam pelajaran ke 6 yang berarti pak Rahmat-Guru Sejarah dan Faris paling malas jika sudah menyangkut pelajaran yang satu ini. Jadi dari pada kepalanya pusing karna mendengarkan penjelasan pak Rahmat, lebih baik dia melakukan yang semestinya harus dilakukan. Tidur.
Ya, tidur ahh terdengar sangat menyenangkan.
Selama 3 tahun bersekolah di SMA Kemcana, Faris hanya mendatangi 3 tempat. Rooftop saat ia bosan atau ngantuk, kantin saat ia lapar dan kelas.
Ahh kelas, Faris hanya mendatanginya ketika bosan dengan dua tempat favoritnya.
Rutinitas Faris disekolah hanyalah bolos, bolos dan bolos. Tapi nilainya selalu tinggi dan saat pengambilan raport selalu masuk 5 besar dan tak jarang ia bahkan masuk 3 besar. Kenapa Bisa begitu? Ya, karna dialah Faris Aditama Geofardian.
"TOK."
Sebuah spidol mendarat mulus di kepala Faris, membuat ia harus keluar dari alam mimpinya.
"Anjing!" maki Faris keras sembari berdiri. "Siapa yang berani ngelempar spi-"
"Saya." potong sebuah suara yang jelas terdengar pemiliknya tak muda lagi.
Faris yang mendengar itu pun menoleh pada sumber suara dan mendapati pak Rahmat sudah berlacak pinggang dan matanya yang melotot.
"Yaelah bapak ngapain ngelempar saya pake spidol? Bapak gak ada kerjaan? Kena kepala saya loh pak, kalau saya geger otak gimana? Kalau saya hilang ingatan gimana? Bapak mau tanggung jawab?" ujar Faris.
"Anjer si Faris ngapain ngomong ngelantur gitu. Sampe geger otak lah, hilang ingatan lah." ucap Elang.
"Dikira masih mimpi kali." ucap Radit cekikikan.
"Kenapa kamu tidur di jam pelajaran saya?"
"Yaelah masih nanya." gumam Faris pelan "Ya ngantuk lah pak, gak mungkin kan saya kebelet trus tidur, bapak gimana sih"
Dan ya berhasil, jawaban Faris membuat seluruh siswa XII IPA 1 tertawa.
"Diam kalian! Gak ada yang lucu! Faris keluar kamu! Dan kalian yang mengantuk dan menganggap pelajaran saya membosankan silahkan keluar!" ucap pak Rahmat marah.
Dan Faris keluar dengan lebih dari setengah siswa XII IPA 1 mengekor di belakangnya. Faris yang melihat itu menyunggingkan senyum kemenangan pada pak Rahmat yang mukanya sudah memerah, entah karna marah atau malu.
"Faris dilawan, malu kan lo sok sok ngusir gue." ucap Faris saat mereka sudah diluar.
"Ris, kita mau kemana nih?" tanya Elang.
"Kantin aja yuk."
"Yaudah ayok!" seru Radit semangat.
***
"Il ke toilet yuk." ajak Adel
"Nanti aja del." Ujar Ilya tanpa mengalihkan perhatiannya sedikit pun dari penjelasan bu Mila tentang atom.
"Lo ngajak Ilya keluar pas pelajaran kimia impossible dia mau del. Mending ajak gue, sakit telinga gue denger atom atom." ujar Mira dari belakang.
Ya, Memang sekarang Mira duduk bersama Gina teman SMP nya dibelakang Ilya dan Adel.
"Yaudah yuk, gue udah kebelet banget."
Mereka berdua pun keluar dan meninggalkan Ilya yang masih sangat fokus pada pelajaran kimia yang lumayan ia suka.
Dan saat Mira dan Adel kembali ke kelas Ilya menyadari senyuman Mira yang sok misterius ditujukan padanya.
"Kenapa lo senyum senyum gitu ke gue?" tanya Ilya saat kedua sahabatnya sampai pada bangku masing masing.
"Kak Faris ternyata so sweet ya Il." ucap Mira yang melenceng dari pertanyaan Ilya.
"Del, Mira kesambet apaan sampe bikang Faris so sweet?" tanya Ilya pada sahabat di sebelahnya.
"Gila kali." jawab Adel cuek "Eh tapi kak Faris nunggu lo di kantin Il, katanya lo harus nyamperin dia ke kantin."
"Hah? Ngapain?" tanya Ilya bingung.
"Gak tau, katanya pokoknya lo harus ke sana."
"Samperin aja Il, siapa tau dia mau ngasih lo sesuatu yang sweet mungkin." ujar Mira
"Ish lo kenapa sih Mir? Kesambet setan Faris lo ya?" ujar Ilya yang bingung dengan kelakuan Mira.
"Samperin aja Il, gue takut dia bakal nge DO kita." ujar Adel.
Jika sudah menyangkut DO Ilya jadi serba salah, karna takut dua sahabatnya juga ikut di DO.
"Yaudah deh, gue coba samperin."
***
Saat sampai di kantin, Ilya melihat Faris dan temannya sedang duduk di kursi pojokan yang memang mereka akui adalah milik mereka. Seolah tak ingin membuang waktu, Ilya segera menuju ke tempat Faris dan temannya dengan cepat.
"Ngapain lo manggil gue? To the point, gue gak punya banyak waktu." ucap Ilya saat ia baru saja datang.
"Beliin gue minum dong." ucap Faris sembari mengeluarkan uang 50 ribuan.
Melihat itu mata Ilya berhasil membulat sempurna. "Lo gila?!"
"Gak." balas Faris cuek
"Fix lo gila. Lo sekarang lagi dikantin Faris. Dan lo cuma butuh dua langkah buat beli minuman.Dua langkah" ujar Ilya tak percaya dengan kelakuan Faris.
"Terserah gue dong, lo kan babu gue." ucap Faris sengaja menekankan kata babu.
"Walaupun gue babu lo, tapi lo gak pantes nyuruh gue beliin lo minum yang jaraknya gak lebih dari 100 meter."
"Oh bagus deh lo udah sadar dan udah nerima kenyataan kalau lo itu babu Faris Aditama Geofardian." ucap Faris sombong.
"Kalau bunuh orang gak berdosa dan gak ada hukuman atas itu, gue pastiin lo udah gue bunuh sekarang."
Mendengar itu sontak Faris dan Radit tertawa, dan Elang yang hanya melempar senyum kecil tapi manis.
"manis."
"Lo terlalu kecil buat jadi psikopat." ujar Faris di sela tawanya. "Sekarang beliin gue minum. Jangan ngebacot sok sok pengen bunuh gue." sambung Faris saat tawanya mulai mereda.
Dan dengan sangat berat hati, Ilya membelikan minuman untuk Faris yang hanya berjarak dua langkah dari tempatnya duduk sekarang.
"Ris lo udah tanya kenapa dia nampar lo?" tanya Radit
Jangan lupa votte and comment😄
Typo bertebaran sorry😂
KAMU SEDANG MEMBACA
ILYA
Teen Fiction"I Love You Always. ILYA." Ilya Kinansya Putri. Seorang gadis cantik yang ceria, dan keras kepala. Selalu mendapat rangking 3 besar paralel. Ilya punya 2 sahabat yang selalu bersamanya. Dunia Ilya hanya tentang dirinya, keluarga, dan sahabat. Hidup...