Tertantang?

26.7K 1K 0
                                    

Ilya masuk ke rumah dengan berjinjit, takut ketahuan ibu dan ayahnya karna pulang malam dengan masih menggunakan pakaian sekolah. Saat Ilya baru menapaki beberapa anak tangga, ia dikejutkan dengan seruan ibunya.

"Loh Ilya?"

Ilya meringis "Mati gue." cicitnya. Lalu berbalik menghadap ibunya yang kini sudah menatap Ilya dengan tatapan heran. "Hehe mama, kok bisa disini ma?" tanya Ilya cengengesan.

"Yang ada juga mama yang nanya. Kamu kenapa pulang?"

"Hah? Maksud mama?" tanya Ilya tak mengerti. Apa maksud ibunya menanyakan kenapa dia pulang? Maksudnya Ilya akan diusir karna pulang malam? Oh jika sampai itu terjadi, Ia akan menyalahkan Faris sepenuhnya.

"Tadi kakak kamu bilang malam ini kamu nginap di rumahnya Mira."

Diam diam Ilya menghembuskan napasnya lega. Abangnya itu memang bisa diandalkan.

"Iya, tadi Ilya pengen nginap di rumah Mira. Tapi gak jadi, soalnya tugasnya udah selesai." alibi Ilya.

Dina yang mendengar penjelasan anak gadisnya pun hanya ber'oh' ria.

"Yaudah ma, Ilya ke kamar dulu. Pengen istirahat." pamit Ilya lalu kembali menapaki anak tangga untuk menuju kamar tersayangnya.

***

Ilya melepaskan tasnya dan melemparnya ke sembarang arah. Lalu menghempaskan tubuhnya ke kasur empuk yang selalu mempunyai magnet yang kuat setiap pagi.

Ilya mengeluarkan ponselnya yang mati. Lalu mengecasnya.

"Ini gue kenap sih? Kok kayak seneng?" tanya Ilya pada dirinya. Hatinya seperti sedang cerah hari ini, otaknya dipenuhi pelangi. Ntah apa penyebabnya, Ilya pun tak tahu.

"Mending gue mandi, abis itu baru tidur." ucap Ilya lalu beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.

***

Faris pulang ke rumahnya. Ia tak menemukan apapun disana, selain satpam yang selalu berjaga di sisi kiri gerbang rumahnya. Yang berarti, tidak ada orang di dalam.

Faris menekan tombol klakson yang terdapat di kemudi motornya. Lalu dengan tergopoh, seorang satpam membukakan pagar untuknya.

Faris membuka pintu rumahnya lalu masuk dan menaiki anak tangga lalu masuk ke kamar. Hanya itu.

"Ilya Kinansya Putri." gumam Faris saat dia sudah masuk ke kamarnya.

"Cewek keras kepala, ngambekan, selalu nekat, gak suka diremehin, berani, sedikit ceria." ucap Faris lagi.

"Hmm, menarik. Tipe cewek gak gampangan, gak matre."

"Kayaknya bakal sulit ditaklukin."

"Dan gue cukup tertantang." ucapnya lagi.

Faris berbicara pada bayangan dirinya di cermin besar yang terpajang di kamar nya. Lalu senyum kecil terbit di wajahnya.


***

Ilya membuka matanya perlahan. Karna tusukan cahaya yang memaksa dia harus membuka mata. Surya sudah keluar dari persembunyiannya, bahkan sudah masuk ke celah celah ventilasi Ilya.

Gadis itu menguap, merasa kantuknya belum selesai, Ilya kembali tidur kini dengan menarik selimut untuk menutupi matanya agar tak terkenan pancaran sang surya yang tengah hangat di pagi ini.

Belum sempat Ilya menaiki kapal layar yang akan membawanya ke alam mimpi, ia mendengar pintu kamarnya diketuk ketuk.

Ketukan itu, Ilya kenal ketukan yang setiap pagi membangunkannya untuk sekolah. Tapi untuk apa ibunya membangunkannya sepagi ini pada hari libur?

"Masuk aja ma." teriak Ilya tak bergerak sama sekali dari posisinya yang tengah bergelut dengan selimut yang membungkus penuh tubuhnya.

"Nak, itu dibawah ada temen kamu."

Ilya menyibakkan selimut yang menutupi wajahnya, "Siapa? Mira? Adel?" tanya Ilya dengan matanya yang masih terpejam.

"Bukan, itu temen kamu yang cowok."

Ilya yang memang masih ngantuk, tak begitu mencerna apa yang ibunya ucapkan. "Ilya gak ada temen cowok ma. Mama kalau mau bangunin Ilya jangan sekarang, ini masih pagi. Ilya mau tidur sampe siangan."

"Kamu itu anak gadis, bangunnya gak boleh siang, pamali. Nanti gak dapet suami."

Ilya mengerjapkan matanya berulang kali, guna menyesuaikan cahaya yang masuk. "Ih mama apaansih, anak nya sendiri malah di sumpahin gitu." Ilya memberengut.

"Kamu samperin temen kamu gih, mama mau belanja sama papa." ujar Dina tanpa menghiraukan ucapan anaknya.

"Bilang aja Ilya masih tidur. Kelar kan?" ujar Ilya kembali menarik selimutnya.

Dina yang melihat itu hanya geleng geleng kepala. "Yaudah, mama pergi dulu." ujar Dina lalu beranjak pergi meninggalkan anak gadisnya yang kini kembali tidur.

Ilya yang akan memasuki dunia mimpinya harus dihancurkan dengan ketukan pintu. Ilya mendengus, ia bersumpah akan memarahi siapapun yang mengetuk pintu kamarnya.

Ilya menyibakkan selimutnya, lalu berjalan ke arah pintu dengan langkah yang sengaja sedikit dihentakkan. Ilya membuka pintu dengan sekali sentakan.

Dan detik selanjutnya, ia mematung tak menyampaikan niatnya yang akan memarahi siapapun yang telah menghentikannya memasuki dunia mimpi lantaran masih sedikit tak percaya dengan pemandangan di depannya.

Jangan lupa vote and comment😄

Typo bertebaran:v

ILYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang