Pelukan Rindu

23K 857 2
                                    

Abu-abu tak selalu kelabu
Putih abu-abu menderu
Cita dan rasa menumpuk-numpuk beradu.

***

Tok.. Tok.. Tok..

Merasa tak ada jawaban, Reza memutuskan untuk masuk ke kamar adiknya.

Alisnya bertautan melihat Ilya terisak. "Eh kenapa lo?" tanya Reza, terselip nada khawatir disana.

Ilya tidak menjawab, ia masih terisak.

Reza mendekat, lalu duduk di atas kasur adiknya. "Putus sama Faris lo?" tanya Reza mendekatkan wajahnya, agar melihat lebih dekat wajah Ilya yang basah.

Ilya melempar boneka minionnya ke arah Reza.

"Lah, ditanya malah ngajak berantem. Lo kenapa sih hah?"

Ilya menyeka air matanya. "Ngapain lo disini?"

"Ngajak makan." ucap Reza sembari melucuti baju barbie milik Ilya. "Badannya bagus njirr." ujarnya melihat barbie Ilya yang sudah tak berbusana dengan tatapan yang sulit di defenisikan untuk gadis polos seperti Ilya.

Ilya menatap horor ke arah abangnya.

"Lo kenapa sih nangis? Berantem lu ye sama si Faris atau putus lo?"

"Apaan sih?! Faris mulu lo."

"Lah terus?" tanya Reza yang kini mengangkat barbie Ilya di udara, layaknya menerbangkan superman.

"Bang, itu barbie bukan spiderman. Gak bisa terbang dodol." ujar Ilya melihat ke bego an abangnya.

"Spiderman gak terbang bego." balas Reza meletakkan kembali barbie ke tempat semula. Tanpa busana. "Udah ah, laper gue. Lo mau ikut gak?" tanya nya lagi.

"Iya, lo tunggu di luar dulu. Gue mau siap siap."

"Alis lo jangan di gambar gambar." ujar Reza memperingatkan. Lalu ia keluar.

"Dikira alis gue buku gambar." gerutu Ilya memilah baju yang akan ia kenakan.

Ilya sudah siap dengan setelan santai nya, dengan kaos santai dan bawahan jeans. Rambutnya ia biarkan tergerai. Lalu ia memoleskan sedikit lip tint agar tidak terlalu pucat.

Ilya turun dan menemukan abangnya sedang duduk di depan tv, dengan tv menonton abangnya yang sedang asyik dengan ponselnya.

"Bang yuk."

Reza menoleh sekilas. "Yuk" ujar nya mematikan tv.

***

"Lo tadi kenapa sih nangis?" tanya Reza yang masih penasaran.

Ilya yang melihat jejeran gedung tinggi lewat kaca pintu mobil menolehkan kepalanya sekilas pada Reza. "Nonton Drakor."

"Yaelah, nonton begituan aja nangis. Alay lo." cibir Reza memberhentikan mobilnya saat lampu lalu lintas berubah berwarna merah.

"Lo tuh gak tau ceritanya. Ceritanya sedih tau. Masa nih yaa kan si cow-"

"Ssttt gue gak mau denger." potong Reza cepat.

Ilya mendelik sebal ke arah Reza.

***

"Badak." panggil Reza saat mereka berdua telah duduk di tempat makan.

Dan bodohnya Ilya, ia menoleh ke arah Reza dengan alis terkangkat.

"Itu siapa sih? Lo kenal? Dari tadi ngeliatin kita terus."

ILYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang