Penyebab kacau

11.6K 690 123
                                    

Ada yang masih melek? Sini absen dulu kwkwkw..

Halooo!!! Maaf selalu lama aku updatenya:(

INI AKU MAU KASIH PENGUMUMAN BUAT SEMUANYA!! YANG MAU MASUK GRUP WA NYA ILYA, ADA? YUK SINI KOMEN NOMOR WA KALIAN...

Sekian, makasih:)

***
Sejauh apapun berlayar, sebanyak apapun pulau yang disinggahi. Yang jadi pelabuhanku, tetap satu.
Kamu.

***

Maap, kuotes ngantuk:)

Faris terbangun dari tidurnya, sebab ada cahaya yang memaksa masuk kedalam matanya. Tangannya masih setia memegangi tangan sang gadis. Tak melepas barang satu detikpun. Terlalu takut ditinggal lagi.

"Eh?" Faris langsung melepaskan tangan Ilya. Terlihat begitu kikuk. Membuat Ilya tertawa kecil.

"Kenapa? Kok kaget gitu?" tanya Ilya. Ia menarik tangannya, memijitnya pelan. Sungguhan, tangganya terasa pegal.

"Tangan, lo..?"

Ilya sampai mengerutkan alisnya. Semalam Faris menggunakan sapaan aku-kamu. Tapi pagi ini, kembali gue-lo. Laki laki ini, dia memang selalu berubah ubah. Faris bisa saja menjadi sangat lembut pada Ilya. Melebihi tekstur awan pun, ia bisa. Dan lelaki itu bisa sangat kasar pada siapapun.

"Masa lupa sih? Kan kamu semalam yang minta, pengen pegang tangan aku, kata kamu biar aku ga pergi lagi. Gak ninggalin kamu. Masa lupa sih?"

Faris sampai melongo dibuatnya. "Hah? Il? Lo.." sebentar, biar Faris tarik kesimpulan. Berarti, yang semalam, bukan mimpi. Faris kira ia hanya dapat bermimpi kembali mendapati Ilya dengan sorot teduhnya setelah melukai hati sang gadis. "Kamu... Kamu ga bohong kan?"

"Bohong apa? Ini buktinya tangan kamu loh megang tangan aku, sampe pegel gini." ucap Ilya.

"Sini tangannya." Faris langsung menarik tangan Ilya. Memijitnya pelan. "Tapi ini beneran dari semalam?" Faris masih tak percaya.

"Ish! Kamu tuh yaa, ga percaya amat. Kalo gak dari semalam gak bakal pegel gini tangan aku. Kamu mah enak tiduran ditangan aku, akunya pegel."

"Iya, iya, maaf." ucap Faris. "Kamu kok gak bangunin aku kalo tangannya pegel gini?"

"Gak tega."

Faris hanya diam.

"Kamu keliatan banget capeknya. Gak keurus yaa..? Tuh liat, mata kamu hitam gitu. Lebih lebih dari mata panda. Berapa hari sih gak tidur? Hmm? Ini rambutnya juga udah panjang.. Kamu makan gak sih Faris? Kurusan banget sekarang. Liat, muka kamu juga kusam gini, kurang istirahat, kurang makan, kurang minum, kenapa sampe gini?" Ilya mengabsen satu persatu bagian tubuh Faris yang terlihat sangat berubah.

Lama Faris diam. Tak tau harus menjawab apa.

"Kenapa diem? Sini bilang sama aku, kamu kenapa jadi gini?"

"Tapi kalau aku kasih tau, siapa yang bikin aku sekacaua ini, kamu jangan marah sama dia ya? Jangan sampe macem macem yaa. Janji?"

Ilya nampak ragu. "Siapasih? Bilang aja. Gak usah pake janji janji gitu."

"Yaudah, gak mau bilang." Faris masih tetap mengurut pelan tangan gadisnya.

"Iya deh sini, janji." ucapnya menautkan kelingkingnya bersama kelingking Faris yang tentu saja lebih panjang. "Kalau aku langgar janji nya gimana? Kalau aku pukul orang yang bukin kamu gini, kamu bakal marah?"

ILYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang