Penjelasan

25.1K 1K 212
                                    

Akhirnya setelah berabad abad, aku update:v

Yang kangen, yang kangen ayoo baca dulu... Hehe.

Maaf yaa, aku gak bisa update cepet soalnya makin semester dua, ini makin banyak tugas. Tiap hari dikejar tugas huhuhu:((

Ehh.. Kemaren ada yang saran buat grup chat di wa. Itu perlu gak sih? Menurutku kayaknya, kalau buat grup seru dehh, biar makin deket sama readers tersyintahh yang ganazzzz🐯🐯 .gggg
Kalau menurut kalian, itu perlu gak sih?

KARNA LAMA GAK UPDATEE. INI PERTAMA KALI AKU NULIS 5000 LEBIH.

KU HARAP KALIAN GAK BOSEN, GAK KEPANJANGAN

***

Bermain main dengan cinta. Akhirnya dipermainkan oleh cinta itu sendiri.

***

Elang memutar kepalanya saat mendengar deru motor yang terasa  tak asing baginya. Menemukann Faris dengan motornya mengarah pada tempat diamna Elang berada.

"Ngapain lagi kesini?" Elang langsung bertanyaa saat Faris bahkan belum melepas helm nya.

"Jemput menantu bunda." jawab Faris santai sembari membenarkan tatanan rambutnya yang sedikt berantakan karna menggunakan helm.

"Belum selesai taruhannya? Atau gimana?" tanya Elang. Pertanyaan ini Elang lempar untuk melihat respon Faris.

"Taruhannya udah selesai. Perasan gue yang belum selesai." balas Faris menatap Elang lurus.

Elang menatap Faris dengan sebelah alisnya terangkat secara otomatis. Apa lagi yang ingin dilkaukan sahabatnya?

"Gue sayang beneran sama Ilya."

Elang memandang Faris dengan tatapan meremehkan? Atau mungkin tak percaya dengan apa yang keluar dari mulut Faris?

Mendapat pandangan tak menyenangkan dari Elang membuat Faris mengehla napasnya berat. Ya, mungkin sekarang waktunya jujur. Mungkin memalukan, atau ia akan mendapat olokan dari Elang?

Persetan dengan itu semua. Faris harus mengatakan semuanya pada Elang, jika ia ingin Ilya kembali padanya. Karna sejauh ini, yang menjadi penghalang terbesarnya adalah Elang.

Faris menghirup udara sebanyak mungkin. Sebelum berkata, "Oke, gue bakal jujur sama lo. Tapi jangan ketawain." ucap Faris memberi persyaratan secara tak langsung.

"Apa?" hanya itu yang keluar dari mulut Elang. Selanjutnya, tangannya yang bersidekap di dada cukup membuat faris menelan salivanya secara perlahan.

Elang memang lelaki yang baik, ramah, jarang marah, dan semua sifat baik lainnya ada pada Elang. Tapi jika sudah seperti ini, Faris pun harus berfikir seumur hudup untuk membuat kesalahan sekecil debu di depan Elang.

"Awalnya, emang gue deketin Ilya buat seru seruan doang. Ehm.. Pengen balas dendam juga. Tapi, gue lebih ke cuman mau main main aja. Main biasa. Gak ada niat buat jadiin pacar." Faris memulai ceritanya. Cerita jujur yang memang benar benar jujur di depan Elang yang sudah seperti Harimau kelaparan.

"Ehmm.. Balas dendam.. Gue harus nih bilang karna apa gue bisa dendam sama Ilya?" tanya Faris sedikit ragu.

"Terserah." percayalah, terserah yang dikatakan Elang jauh lebih horror dari 'terserah' cewek yang marah disaat pms. Terserah Elang penuh kelembutan, tapi terasa menusuk disaat bersamaan. Terserah Elang seperti bulu halus yang jika mengenai kulit sedikit saja, tubuhmu akan menghilang dari bumi.

ILYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang