Tamparan (2)

17K 840 158
                                    

Dilan hari ini tayang ya?🌚
Yang request update pas dilan tayang manaa? Gak ada:))

Yang mau buat grup wa? Boleh ditulis nomor nya di komen? Ehehehe🌚🌚

***

Cepat lambat akan hilang.
Ntah hari ini, atau esok.

***

Di luar, kegelapan sudah menggusur habis cahaya surya. Menggantikan tugas mentari, memberi keindahan untuk seluruh manusia.

Malam ini, langit sedang bahagia. Terlihat dari indahnya bintang yang berhamburan membuat pola pola tertentu. Berkelap kelip menemani cahaya bulan purnama.

Diluar sana, banyak orang yang ikut tersenyum karna keramahan malam. Namun berbanding terbalik dengan gedung bertingkat, yang tak pernah sepi ini.

Keadaan di rumah sakit seperti biasa, ramai yang berlalu lalang dengan ekspresu yang berbeda, dengan kesibukan yang berbeda.

Diruang tunggu depan IGD, keadaan tak banyak berubah. Hanya sedikit lebih baik. Mencoba tenang sepertinya pilihan terbaik saat ini. Karna sedih yang berlebihan juga tak membuat semuanya menjadi lebih baik.

Semua orang terus berdoa untuk kebaikan Elang dan Ilya. Menggangtungkan harapan setinggi mungkin, mencoba menepis semua pikiran negatif yang terus berkejaran di dalam kepala.

Namun, semuanya seperti tak berarti, pintu IGD yang belum terbuka dari satu setengah jam lalu membuat mau tak mau fikiran negatif tentang segala kemungkinan buruk menang atas pertarungan dengan kepercayaan akan keselamatan Ilya dan Elang.

Harapan yang telah dirangkai sedemikian indah, yang twlah digantungkan bahkan melebihi ekspetasi tertinggi juga mulai goyah, terkena angin keraguan bahwa orang tersayang mereka akan baik baik saja.

Disaat saat seperti ini, waktu berjalan sangat lambat. Bahkan nyaris seperti tak bergerak sama sekali.

Pintu IGD yang terbuka, dan memunculkann seirang wanita muda dengan seragam putihnya tersenyum ke arah Reza dan yang lainnya. "Keluarga Ilya, dan keluarga Elang.. Boleh ikut saya ke ruang dokter sekarang." ucap perawat tersebut ramah.

Dina sudah berdiri, ingin mengekor pada perawat. Namun Reza melarang ibunya, ia takut ibunya tak siap dengan segala jemungkinan terburuk. "Biar Reza aja. Mama tunggu disini."

"Iya, mama nunggu disini aja sama papa. Biar Reza yang ke ruang pergi." timpal Fathur yang mengerti maksud anak sulungnya.

Butuh sekian detik menunggu Dina mengangguk lalu kembali duduk.

"Yuk bang." ajak Faris.

"Sus, kita boleh liat pasien?" tanya Dina tiba tiba saat perawat tersebut akan menunjukkan ruang dokter pada Reza dan Faris.

Perawat tersebut mengangguk. "Tapi tidak lebih dari 3 orang." ujarnya.

Dina mengangguk semangat. "Mira, kamu masuk gih, temenin tante Dina ketemu Ilya." suruh Fathur pada sahabat anak perempuannya yang sedari tadi terlihat melamun.

Mira menggeleng. "Om aja duluan. Mira nanti aja om." tolaknya sopan.

"Beneran gak mau masuk sekarang?" tanya Fathur memastikan.

"Iya om, om duluan aja." ucap Mira pasti yang mendapat anggukan dari Fathur.

"Kak, gue masuk duluan ya?" tanya Manda pada Radit.

Radit mengangguk. Ia tahu, Manda jauh lebih mengkhawarirkan Elang.

Hanya tersisa dua orang berada di bangku tunggu. Mira terlihat kembali melamun. Gadis itu nampak tertekan.

ILYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang