BOM! UPDATE PAGI PAGI hmmhmmhmm
WAJIB BACA AUTHOR NOTE!
Kalau gak baca aku ngambek nieeyySok sokan ngambek sama readers, ngambek sama doi ae gak dibujuk. -readers budiman 2k18 .g
***
Kadang aku fikir, cinta itu jahat. Tapi setelah ku fikir fikir lagi, bukan cinta yang jahat. Tapi orang yang salah.
***
Faris mengeluarkan rokok dari saku nya yang ia beli sebelum ke apartemen Elang. Menyelipkan benda beracun itu diantara bibir atas dan bawahnya.
"Wehh.. Bagi satu dong Ris." seru Radit bersiap menangkap lemparan kotak rokok dari Faris.
Elang yang asik dengan game nya menyenpatkan diri menoyor kepala Radit, yang dibalas dengan keluhan mengaduh dari lelaki itu.
"Sakit goblok!" Radit menatap sebal pada sahabatnya.
"Mau ngapain lo minta rokoknya Faris?" tanya Elang.
"Ini?" Radit mengangkat rokok yang sudah bertengger indah di antara jari telunjuk dan tengahnya. "Mau gue ajak pacaran, biar gak jomblo. Biar ada yang dicipok." jawabnya asal.
Elang menaikkan sebelah alisnya. "Gue serius."
"Gue dua rius!!" seru Radit.
"...."
Melihat tatapan Elang yang mukai berubah, Radit membasahi bibirnya. Ia menjadi salah tingkah.
"Jangan sok sok ngerokok lo, kalau gue liatin aja udah kicep." Elang berusara. Ya, senakal nakalnya Elang, ia juga punya batasan. Dan prinsipnya, nakal boleh asal jangan ngerusak. Elang tak mau sahabatnya rusak. Ya, pengecualian untuk lelaki yang tengah menghisap rokoknya di balkon. Iya, Faris. Bukan karna Faris bukan sahabatnya, tapi orang berkepala batu seperti Faris tak akan bisa diatur.
"Lo natap gue udah kayak laki laki kurang belaian. Ya gue takut lah anjir." Radit membela dirinya.
"Terakhir kali lo ngerokok, asapnya lo telen semua. Dan kalo sekarang lo ngerokok, trus asapnya ketelen semua, lo mati didepan gue juga gak bakal gue tolongin."
"Yang mau ngerokok siapa? Orang gue cuma mau gegayaan doang. Biar cewek cewek histeris tuh ngeliat gue ngerokok. 'ahh Raditt... Ahh gantengg... Radit kerenn.' biar gitu." Radit benar benar menirukan suara gadis gadis yang histeris. Ia terlihat begitu cocok. "Pinter kan gue." lanjutnya. Kali ini dengan alisnya yang ia naik turunkan.
"Astaga. Dosa apa gue sampe punya temen bego nya sampe kromosom gini." keluh Elang. Tak ada gadis yang suka melihat lelaki merokok. Ada beberapa yang tak masalah, tapi itu sama sekali tidak keren.
Elang membawa netranya pada Faris. Pasti lelaki itu melamun. Kebiasaan Faris saat ada masalah, melamun dan terus menyesap nikotin dalam rokoknya. Lalu mengalihkan matanya pada makhluk ajaib yang memfoto dirinya dengan bibir nya yang mengapit kuat rokok. Lalu detik selanutnya, ia sibuk terbatuk batuk karna kembali menelan asap yang harusnya dikeluarkan. Elang sampai berfikir, apakah Radit tak tahu membedakan anatara alay dan keren?
"Gue ke minimarket depan dulu. Lo tunggu disini." ujar Elang memasukkan ponsel ke saku celananya. "Lo pantau juga tuh si Faris. Dari tadi gak berenti berhenti dia ngerokok." lanjutnya.
Saat Elang sudah di depan pintu, ia diberhentikan oleh Radit. "Lo aja yang ngomong saam Faris. Ngeri gua, aura nya udah beda dari tadi." ujar Radit mengatakan sedikit kecemasannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ILYA
Teen Fiction"I Love You Always. ILYA." Ilya Kinansya Putri. Seorang gadis cantik yang ceria, dan keras kepala. Selalu mendapat rangking 3 besar paralel. Ilya punya 2 sahabat yang selalu bersamanya. Dunia Ilya hanya tentang dirinya, keluarga, dan sahabat. Hidup...