Setelah bu Tantri keluar, murid XI IPA 2 riuh karna kedatangan murid baru. Ada yang sibuk berkenalan, ada pula lelaki yang sibuk menggoda, ada juga yang cuek dengan kedatangan murid baru tersebut. Dan ada juga yang memberikan tatapan tak suka pada murid baru, bernama Amanda.
"Hello Amandaa!!" sapa Arsen meneriaki gadis yang duduk di belakang Mira.
"Ih apaan sih lo?! Teriak teriak segala!" sungut Mira mengusap ngusap daun telinganya.
"Lo tiap hari pake suara toa juga gue gak penah marah!" balas Arsen tak mau kalah. "Amandaaaa." ucap Arsen memalingkan perhatiannya ke Amanda.
Amanda hanya membalas sapaan Arsen dengan senyuman ramah.
"Lo emang jarang ngomong ya?" tanya Arsen yang kini sudah mendudukan tubuhnya di meja milik Amanda.
Lagi. Amanda hanya membalasnya dengan senyum.
Mira yang memperhatikan interaksi dua makhluk tersebut bergumam dalam hatinya. "Nih cewek cantik, tapi kok kayak gagu."
"Senyum mulu, gak gagu kan lo?" sinis Feby ikut menghampiri bangku Amanda.
Amanda hanya memberikan senyum kecil, lalu menggelenggkan kepalanya.
"Feb apaan sih? Mulut lo gak bisa di filter dikit apa?" omel Arsen.
Mira yang melihat itu lantas tersenyum miring, "Ahaha diomelin Arsen, enak tuh." batin Mira. Memang bukan rahasia lagi, kalau Febby menyukai Arsen.
"Kenapa lo senyum senyum gitu? Seneng banget lo gue di omelin Arsen hah?" ucap Feby, terdengar nada tak suka yang sama sekali tak gadis itu sembunyikan.
"Panggilan untuk Ilya Kinansya Putri. XI IPA 2. dimohon untuk segera ke lab kimia."
Semua diam, mendengar panggilan untuk Ilya yang berasal dari pengeras suara di depan kelas.
"Itu nama gue kan yang di panggil?" tanya Ilya pada Adel.
"Iya."
"Mau ngapain ya?" tanya Ilya lagi.
"Lo aja gak tau, apalagi gue." ucap Adel menolehkan wajahnya pada Ilya. "Yaudah buruan, ntar dimarahin lagi lo kalo telat." sambungnya.
Ilya keluar kelas, ia menuju lab kimia yang berarti ia harus ke lantai 1. Koridor terlihat sepi, hanya ada beberapa siswa yang berlalu lalang.
***
Ilya berjalan dengan sedikit tergopoh. Ia merasakan sesuatu di saku bajunya bergetar. Ia langsung mengambil benda pipih berwarna rose gold miliknya.
Sebuah pesan masuk ke ponselnya.
Mama
Sayang, mama sama papa mau ke bogor. Oma sakit. Kamu tinggal sama kakak kamu dulu.
Ilya membaca pesan singkat yang di kirimkan ibunya. Sehingga ia tidak memperhatikan sekitar, Alhasil...
Brukkk
Ponsel Ilya terjatuh ke lantai, ia menabrak seseorang yang lebih tinggi darinya.
"Eh sorry. Sorry." ucap Ilya menunduk, mengambil ponsel miliknya.
"Kalau jalan jangan liat hp mulu. Sekitar juga perlu di perhatiin, untung yang di tabrak gue. Kalau guru killer?" ucap Seseorang yang dari suaranya bisa di tebak ia adalah lelaki. Terbukti dengan suara berat, khas lelaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
ILYA
Teen Fiction"I Love You Always. ILYA." Ilya Kinansya Putri. Seorang gadis cantik yang ceria, dan keras kepala. Selalu mendapat rangking 3 besar paralel. Ilya punya 2 sahabat yang selalu bersamanya. Dunia Ilya hanya tentang dirinya, keluarga, dan sahabat. Hidup...