Something

33.6K 1.4K 3
                                    

"Dek nanti berangkat sekolah sama abang kamu aja ya. Papa ada meeting sama klien." ujar Fathur

Fathur memang memanggil Ilya dengan sebutan 'adek'. Padahal Ilya sudah melarang papanya, namun Fathur tetap kekeuh memanggilnya adek. Bahkan di depan teman teman Ilya pun Fathur memanggilnya 'adek'.

"Siap jenderal!" seru Ilya sembari memberi hormat pada ayahnya.

Fathur terkekeh "Yaudah jenderal berangkat dulu." pamit Fathur sembari mengacak rambut anak gadisnya. "Ma, papa berangkat dulu." pamit Fathur pada istrinya.

"Nak, kamu belum selesai sarapannya?" tanya Dina

"Udah kok ma." ujar Ilya sembari meminum susunya. "Bang Eja masih dikamar ma?"

Ilya memang memanggil Reza dengan Eja-panggilan kecil nya.

"Iya, masih tidur mungkin."

"Bang Eja! Bang!!" teriak Ilya

"Eh jangan teriak teriak gitu. Kamu samperin aja ke kamarnya."

"Males ah. Abang!! Bang Eja!! Bang!" teriak Ilya dengan suara yang makin nyaring.

Dian yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Anaknya yang satu ini memang sangat keras kepala.

"Bang!! Abang!! Bang Eja!"

"Apa sih lo pagi pagi udah teriak teriak. Kaya emak emak keilangan jemuran tau gak lo." cibir Reza

"Anterin gue sekolah."

"Sama papa aja. Gue gak ada kuliah pagi."

"Lah itu lo udah rapi mau kemana?"

"Ya jemput pacar lah, emang elo jomblo."

"Reza anterin dulu adek kamu, baru abis itu jemput pacar. Nanti dia telat lagi kaya kemaren."

"Tapi kan ma Re-"

"Mau jadi batu lo berani ngelawan mama." potong Ilya

"Udah jangan berantem lagi, Reza anterin dulu adek kamu." ujar Dina lagi

"Iya ma iya."

***

Ilya berjalan santai di koridor kelas XI dengan senyum kecil yang menempel di wajah cantiknya.

Namun senyumannya berganti dengan raut binggung saat melihat kelasnya berantakan. Meja dan kursi tidak pada tempatnya. Dan banyak meja dan kursi yang terbalik.

"Eh Daf ini kelas kita kenapa kok berantakan gini? Tanya Ilya pada Daffa-ketua kelas XI IPA 2

"Lo sama kak Faris ada apa sih Il?" tanya Daffa, tanpa menghiraukan pertanyaan Ilya

"Kak Faris?" Ilya membeo

"Iya kak Faris. Kelas kita berantakan gini kan gara gara tadi dia nyariin lo"

"Nyariin gue?" Ilya membeo lagi.

Seolah bisa membaca wajah Ilya yang semakin bingung Daffa berujar kembali "Iya, dia sama temennya nyariin lo di laci meja sama di bawah bangku. Pas lo nya gak ada, dia balikin deh tu bangku sama meja." tukas Daffa.

"Faris gila?! Emang dia kira gue apaan dicari dalam laci." ujar Ilya kesal

"Tuh kan, lo pasti ada apa apa sama kak Faris, manggilnya aja gak pake kakak."

Tanpa menghiraukan ucapan Daffa, Ilya masuk ke kelas mencari dua sahabatnya.

"Eh Il lo kalau ada masalah sama kak Faris jangan bawa bawa kelas dong. Tuh liat anak anak ngeberesinya, capek tau."

"Iya, sorry."

"Enak aja lo sora sorry, lo pikir-"

"Eh ratu nyinyir diem deh lo." potong Mira yang ntah sejak kapan sudah berada di belakang Ilya.

"Lo bilang apa?! Gue ratu nyinyir? Gak kebalik?" sungut Feby yang tak terima dengan ucapan Mira.

"Udah lo berdua jangan berantem. Mir, Del temenin gue nyamperin Faris."

"Yaudah ayok, gak enak juga lama lama deket ratu nyinyir." ujar Mira lalu berlalu meninggalkan kelas.

***

Di sepanjang koridor kelas XII Ilya dan kedua sahabatnya mendapat berbagai macam tatapan. Tapi mereka tidak peduli, kecuali Mira. Dia sudah senyum senyum tidak jelas karna mendapat siulan.

"Eh kak Faris ada di kelas gak ya?" tanya Ilya

"Tumben." celetuk Mira tiba tiba

"Apanya?" tanya Adel bingung

"Itu si Ilya, tumben banget manggil kak Faris pake kak gitu."

"Yakali gue manggil dia gak pakek kakak, bisa mati ditempat Mir."

"Gak juga mati kali Il, Lebay banget." cibir Mira

"Tanya kakak yang itu aja Il, kaya nya dia baik deh." ujar Adel dengan menunjuk seorang gadis berkaca mata yang sedang membaca buku.

Mereka bertiga pun mendekat pada gadis tersebut.

"Permisi kak, mau nanya kak Faris nya ada di kelas?" tanya Ilya sesopan mungkin.

"Ada, Mau dipanggilin?"

"Hmm, boleh deh kak"

Lalu gadis tersebut masuk ke dalam kelas sembari berteriak "Faris mainan baru lo nyamperin."

"Mainan baru? Gue?" gumam Ilya dalam hati.

"Masih punya nyali lo nyamperin gue? Oh, atau lo kangen sama gue?" ujar Faris dengan gaya tengil nya.

"Kenapa lo berantakin kelas gue?" tanya Ilya to the point.

"Oh itu surprise buat lo." jawab Faris santai.

"Surprise? Berantakin kelas lo bilang surprise?"

"Biar anti mainstream. Dan kebetulan lo udah disini, gue mau ngasih tau lo something."

Jangan lupa votte and comment😄

ILYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang