Heroes

30.6K 1.3K 18
                                    

Ilya kembali ke kelas dengan wajah yang ditekuk, pasalnya ia sedang kesal pada Faris yang sangat menyebalkan. Orang gila mana yang ingin dibelikan minuman dengan jarak kurang dari 100 meter.

Ilya masuk dengan tenang karna guru dikelas mereka sedang tidak ada. Adel dan Mira yang menyadari bahwa wajah Ilya yang tidak secerah tadi.

"Il lo gak di 'apa apain' kak Faris kan?" tanya Mira dengan matanya yang meneliti tubuh Ilya dari atas sampai bawah.

"Gak. Tapi gue ada rencana buat ngebunuh dia." ucap Ilya dengan emosi yang kembali naik saat ingat kejadian tadi.

"Hah? Emang kenapa?" tanya Adel

"Lo tau tadi dia nyuruh gue kekantin buat ngapain? Dia minta beliin minum sama gue, sedangkan dia lagi dikantin. Dan jaraknya gak lebih dari dua langkah. Lo bayangin dong dua langkah, dua langkah minta dibeliin kan bego!"

"Hah seriusan lo Il?" tanya Adel yang tak percaya dengan kelakuan Faris.

"Emang muka gue emang keliatan bohong?"

"Ya ampun kak Faris, kok so sweet banget sih." ucap Mira tiba tiba.

"Mira! Lo gila? Kesambet setan apaan lo bilang Faris so sweet jelas jelas dia lagi permainin gue Miraaa lo sadar gak sih?"

"Hmm gini nih, belom pernah pacaran sih lo. Kak Faris itu kangen sama lo, dia nyuruh lo beli minuman yang deket sama dia itu supaya lo kesel, dan katanya cowok kalau lagi suka sama cewek itu suka ngeliat cewek yang disuka nya kesel. Dan itu yang dilakuin kak Faris ke lo."

"Darimana lo tau Faris kangen sama gue? Dan dari mana lo dapet teori gak masuk akal yang kalau cowok suka ngeliat cewek yang dia taksir kesel." ucap Ilya kesal, karna Mira seperti sedang membela Faris.

"Novel di kamar lo yang bejibun gak ada satu pun yang bilang kalau 'cowok suka liat cewek yang dia taksir lagi kesel' ?"

"Lo berdua ributin apaan sih? Gue gak ngerti sumpah." ucap Adel di tengah tengah perdebatan Ilya dan Mira.

"Udah, gak usah dibahas lagi gak penting juga." ujar Ilya.

"Iya, jangan dibahas. Dan semoga aja kak Faris gak beneran suka sama lo."

***

"Itu yang ngantri depan toilet cewek kenapa sih? Ada konser?" tanya Faris pada dirinya sendiri. Karna Faris memang sedang berjalan sendirian di koridor SMA Kencana. Elang dan Radit? Jangan tanya mereka adalah teman lucknut yang meninggalkan temannya demi makan di kantin.

"Gue samperin ahh, itung itung cuci mata." gumam Faris yang mulai berjalan mendekati barisan siswi yang seperti ditahan untuk masuk ke toilet.

Dan saat Faris sampai, dia melihat pintu toilet tertutup dengan dua orang yang menjaga pintu tersebut. Iya dua orang yang sangat Faris kenal. Oliv dan Cindy.

"ya ampun kak Faris udah siang makin ganteng gila!"

"Rambut berantakan aja keren, gimana kalau rapi?"

"Gue rela nunggu depan toilet ber jam jam, ber hari hari juga rela kalau bakal disamperin kak Faris."

"Faris ngapain ke sini? Mau jemput gue kali ya?"

Ya, itu adalah sebagian kecil celotehan yang terdengar di telinga Faris. Dia memang sudah terbiasa mendengar pujian yang diberikan padanya. Jadi dia sama sekali tak menghiraukan itu semua.

"Liv ini ada apaa?" tanya Faris pada Oliv.

"Gak ada apa apa kok ris. Iya gak ada kan Cin?"

"I..iya gak ada kok." jawab Cindy

"Ini curut berdua kok aneh? Emang di dalem ada apaan sih? Chelsea beranak? Gak mungkin kan, dia kan belom hamil." gumam Faris dalam hati.

"Gue mau masuk."

"Gak. Gak bisa."

"Tuh kan aneh, penasaran gue."

"Biarin gue masuk atau lo berdua gue dorong?"

"Kok lo maksa sih Ris? Ini tuh toilet cewek, lo cowok kan? Ngapain masuk toilet cewek." ucap Cindy.

"Terserah gue dong. Biarin gue masuk atau gue dorong lo berdua beneran?"

Melihat tak ada gerakan sama sekali dari dua gadis di depannya, membuat Faris maju dan mendorong dua gadis tersebut dengan mudah. Lalu Faris membuka pintu dan menangkap seorang gadis yang sudah terduduk dan terlihat meringis.

Ntah dorongan darimana, Faris terus mendekat dan menemukan seseorang yang dikenalnya. Ilya. Tidak salah, gadis yang terduduk itu Ilya.

"Ilya?!" ujar Faris dari belakang dengan suara yang tak bisa dibilang pelan, yang membuat Chelsea membalikkan badan padanya.

"Faris? Kok kamu bisa disini?" tanya Chelsea bingung karna Faris tiba tiba ada di belakangnya.

Faris tidak menghiraukan pertanyaan Chelsea yang jelas tertuju padanya. Ia mendekati Ilya dan membantu gadis itu berdiri.

"Aww." Ilya meringis, karna lututnya terasa perih.

"Sakit?" tanya Faris sedikit melembutkan suaranya.

"Halah, manja banget lo. Baru di dorong aja sampe gitu." ujar Chelsea

"Lo dorong dia?!"

"Bego Chel, kenapa lo bisa keceplosan sih?" rutuk Chelsea dalam hati.

"Faris kamu kok marah sama aku? Dia yang mulai duluan loh." ucap Chelsea membela diri.

"Ilya lo bisa jalan gak?" tanya Faris tanpa menghiraukan Chelsea.

"Tenang aja, gue gak selemah yang lo kira." ujar Ilya sok kuat padahal kakinya sangat sakit jika dipaksakan berdiri, dan Ilya mencoba terus berdiri namun kakinya terlalu sakit.

"Chel, lo apain cewek gue sampe dia kesakitan gitu hah?"

What?

Cewek gue?

Kalau saja Ilya tidak selemah sekarang, dia pasti sudah protes pada Faris yang seenaknya bilang ke Chelsea bahawa dia adalah pacar Faris.

"Gak kok, aku gak ngapa ngapin dia kok, dia nya aja yang lebay. Baru gitu aja udah gak bisa jalan."

Tanpa permisi, Faris mengangkat tangan Ilya ke lehernya dan menelusupkan tangannya ke kaki Ilya.

"Sekali lagi lo sentuh dia, lo berurusan sama gue." ucap Faris tajam pada Chelsea. Dan membenarkan Ilya dalam gendongannya.


Jangan lupa votte and comment😄

ILYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang