4

6.9K 469 48
                                    

"Kau akan pergi ke konser BTS?", tanyanya saat kami mulai berjalan keluar dari tempat makan.

"Ya, hari Sabtu ini.", jawabku bersemangat.

"Oh itu konser hari kedua kan? Apakah kau sering datang ke konser mereka?"

"Ya karena aku baru bisa mendapatkannya di hari kedua. Dan tidak, ini pertama kalinya aku pergi ke konser mereka. Aku sangat bersemangat untuk ini.", kataku dengan mata yang berbinar.

"Benarkah? Siapa biasmu di BTS?"

"Kim Seok Jin. Ah namanya seperti namamu ya? Jin?"

Dia hanya menganggukan kepalanya mendengar jawabanku.

Tiba-tiba ponselnya berdering dan dia meminta ijinku untuk menjawabnya. Aku mengangguk mengiyakan.

Sebenernya dia tidak perlu repot-repot bertanya padaku dan meminta ijin menjawab panggilan di ponselnya. Itu haknya dan aku bukan siapa-siapanya.

Tapi aku menyadari satu hal bahwa laki-laki yang sedang bersamaku ini adalah seseorang dengan manner yang baik.

Entah siapa yang menghubunginya tapi beberapa saat kemudian dia berkata bahwa dia akan segera kesana.

"Ah maaf Kiara-ssi, aku harus pergi sekarang. Senang berkenalan denganmu hari ini. Dan bolehkah aku meminta nomor ponselmu?", tanyanya berharap.

Aku tidak tahu apa yang aku lakukan ini benar atau tidak, tapi aku merasa nyaman bersamanya dan aku ingin berjumpa lagi dengannya kalau kami punya kesempatan.

Maka aku putuskan untuk memberikan nomor ponselku kepadanya, setelahnya dia pamit.

Terserah orang lain akan menganggapku wanita murahan atau apapun tetapi aku tidak ingin menyesal di kemudian hari karena tidak bisa bertemu lagi dengannya.

***

Seokjin POV

Sore ini aku dan member lain mendapatkan waktu free sebelum besok kami disibukkan dengan persiapan konser penutup tahun ini.

Aku memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar dorm seorang diri. Jungkook dan Taehyung memaksa untuk ikut tapi aku menolaknya. Entahlah, aku hanya ingin menikmati waktu sendiri.

Kemudian aku memutuskan untuk mengisi perutku di salah satu tempat makan yang tidak terlalu ramai.

Begitu memasuki temoat itu, perhatianku langsung tertuju pada seorang gadis yang duduk seorang diri yang sedang memainkan ponselnya.

Aku tahu tidak seharusnya aku mendekatinya, tapi pikiran gilaku ini memaksaku untuk tetap menghampirinya.

Aku bertanya padanya bolehkah aku bergabung dengannya menggunakan bahasa Inggris karena aku yakin dia bukan orang Korea, tetapi dia membuatku terkejut karena menjawabku dengan bahasa Korea yang lancar.

Kami mengobrol banyak hal padahal ini pertemuan pertama kami. Dan aku baru tahu kalau dia orang Indonesia, negara yang pernah aku kunjungi untuk sebuah acara televisi.

Niatku untuk mengisi perut hulilang begitu saja. Saat makanannya datang, aku hanya memesan sekaleng bir kepada pelayan. Dan dia sedikit terkejut saat pesananku datang tapi dia tidak berani bertanya. Aku bisa melihat itu dengan jelas dari wajahnya.

Aku bilang padanya bahwa aku mendadak tidak ingin makan. Itu memang benar, aku tidak ingin makan dan membuka maskerku di hadapannya. Entahlah, aku seperti tidak ingin bahwa dia tahu kalau aku ini salah satu member boy grup. Pun aku tidak membuka kaleng birku sampai akhir.

Kami baru berkenalan setelah kurang lebih satu jam kami mengobrol tentang banyak hal, terutama tentang negaranya.

Whoa!!! Aku tidak percaya aku bisa mengobrol begitu lama dengan orang yang baru aku temui. Aku juga merasa nyaman saat bersamanya.

Ada satu fakta yang membuatku terkejut, ternyata dia datang kesini untuk menonton konser kami. Ah, dan juga satu fakta lainnya yang benar- benar membuatku terkejut bahwa ternyata biasnya adalah aku.

Aku mengobrol dengan fansku secara langsung? Diluar jadwal resmi agensi?

Benar-benar luar biasa. Apalagi dia berasal dari negara lain dan dia adalah teman bicara yang menyenangkan.

Tapi mengapa sampai saat ini dia sama sekali tidak mengenaliku?

Apakah dia benar-benar seorang ARMY?

Ah apa mungkin karena hoodie dan maskerku ini? Pasti sulit baginya untuk mengenaliku.

Tapi kalau memang dia seorang penggemar, bukankah mudah untuk mengenali idolanya bahkan hanya dengan melihat postur tubuh?

Ah molla.

Pada akhirnya aku tidak ingin memikirkan hal itu, selama benar bahwa dia adalah seorang penggemar. Aku memutuskan untuk mentraktir dan menemaninya berjalan-jalan di sekitar sini sampai tiba-tiba Jungkook menghubungiku.

"Hyung, kau dimana?"

"Aku hanya berjalan-jalan disekitar dorm, wae?"

"Aish kenapa tadi kau tidak memperbolehkan aku dan V hyung ikut, kau sungguh pelit."

"Memangnya kenapa?"

"Cepat pulang, kami kelaparan di dorm dan ingin makan masakanmu."

"Kalian kan bisa memasak ramyeon."

"Tidak mau."

"Hm arraseo, aku kesana sekarang.", kataku mengalah.

Tidak tega juga rasanya menyuruh mereka makan ramyeon saat aku bisa memasakan sesuatu untuk mereka.

Jungkook langsung mematikan panggilannya.

Aish bocah ini jinjja.

Aku berkata pada Kiara bahwa aku harus pergi, aku juga bertanya apakah aku boleh meminta nomor ponselnya.

Ini gila. Aku tahu ini gila tapi aku tidak ingin membuang kesempatan.

Aku ingin bertemu dan mengobrol lagi dengannya.

Untunglah dia bersedia memberikan nomor ponselnya padaku.

Setelah dia memberiku nomor ponselnya aku pamit dan langsung kembali ke dorm.

***

My Lovely Kim Seok Jin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang