38

4K 306 11
                                    

Kiara tertidur setelah kelelahan menangis. Dinda sudah mendengar semua ceritanya.

Kiara sendiri yang menceritakan sesaat setelah tangisnya reda dipelukan Dinda tapi kemudian gadis itu menangis lagi.

Dinda memakluminya dan terus berusaha menenangkan Kiara.

Beruntungnya sahabatnya ini tidak menangis meraung-raung, melainkan hanya air mata yang terus menerus mengalir dari kedua matanya.

Ya Tuhan kenapa mesti seperti ini? batin Dinda.

Tidak ada yang bisa disalahkan dari masalah ini. Dinda sangat-sangat mengenal Rafa dan lelaki itu amat sangat mencintai Kiara rasanya tidak mungkin jika Rafa menyakiti Kiara.

Dan juga Dinda mengenal Laras meskipun tidak begitu dekat, tapi dia yakin Laras adalah tipe perempuan baik-baik.

Jadi kembali lagi semuanya hanya kecelakaan.

Kecelakaan yang menghancurkan segalanya.

***

"Hyung, aku sudah dengar ceritanya dari Jimin-ie hyung. Benarkah semua itu hyung?", Jungkook masuk ke kamar Jin tanpa mengetuknya terlebih dahulu.

Jin yang sedang duduk di kasurnya dengan ponsel ditangannya hanya melirik sekilas kearah Jungkook, menganggukan kepalanya kemudian kembali ke layar ponselnya.

"Hyung coba hubungi noona, aku ingin berbicara dengannya", pinta Jungkook

"Jangan dulu Jungkook-ie, dia butuh waktu untuk menerima ini semua. Lagi pula ini sudah malam, biarkan dia beristirahat dulu.", Jin menjelaskan.

"Arraseo. Tapi hyung bukankah dengan adanya kejadian ini peluangmu untuk mendapatkan Kiara noona semakin terbuka lebar?", kata Jungkook bersemangat.

"Ya! Jeon Jungkook! Sejak kapan hyung mengajarkanmu menjadi seperti itu?!", Jin memarahi Jungkook.

"Aniyo hyung bukan begitu tapi aku benar kan? Hyung bisa mendekati noona dengan mudah karena sekarang noona sudah tidak memiliki kekasih?"

Jin sadar betul apa yang baru saja Jungkook katakan memang benar tetapi prioritasnya saat ini adalah kondisi Kiara.

Bagaimana caranya agar Kiara tidak terpuruk terlalu lama. Memang sulit.

Tapi bagaimanapun dia akan berusaha membuat Kiara bangkit. Dia berjanji dalam hatinya bahwa dia akan melakukan apapun demi Kiara, gadis yang dia cintai.

***

"JEON JUNGKOOK, KELUAR!!!"

Jungkook yang mendapat bentakan dari hyungnya langsung berjalan keluar dari kamar Jin. Biasanya Jin tidak pernah benar-benar marah padanya tapi mungkin saat ini hyung nya itu sedang dalam kondisi yang sulit jadi Jungkook berusaha memakluminya.

"Jungkook-ah, kau sedang apa?", tanya Jimin yang melihat Jungkook baru saja menutup pintu kamar Jin dan Suga.

"Aku baru saja menemui Jin hyung untuk bertanya tentang Kiara noona.", katanya menjelaskan.

"Kenapa kau bertanya lagi padanya, aku kan sudah menceritakannya padamu.", jawab Jimin sedikit kesal.

"Aku hanya ingin memastikan hyung."

"Kau tidak percaya padaku?!", kali ini Jimin benar-benar menunjukan rasa kesalnya.

"Bukan begitu hyung, aku sangat khawatir pada Kiara noona jadi aku bertanya langsung pada Jin hyung dan berkata untuk menghubunginya. Meskipun aku memiliki nomor ponselnya tapi aku tidak berani menghubunginya saat keadaannya seperti ini. Tapi Jin hyung melarang dan juga memarahiku.", katanya dengan sedikit kecewa.

"Jungkook-ah, kami juga sama khawatirnya sepertimu. Apalagi Jin hyung, dia berkata padaku ingin sekali terbang ke Indonesia hanya untuk berada disamping noona tapi dia tidak mungkin melakukan itu. Mungkin saja Jin hyung memarahimu karena keadaannya yang sulit saat ini, jadi tolong mengertilah. Sebelumnya dia juga tidak pernah seperti itu kan?"

"Baiklah hyung aku mengerti. Sebenarnya aku juga yang salah", kata Jungkook dengan wajah bersalahnya.

"Memangnya kau kenapa?", tanya Jimin penasaran mendengar nada bersalah Jungkook.

Jungkook kemudian menceritakan apa yang membuat Jin memarahinya membuat Jimin membulatkan matanya.

"Mwo?? Kau berkata seperti itu? Aish jinjja bocah ini. Yang kau katakan itu memang benar tapi kau tahu kan Jin hyung bukan orang yang memanfaatkan keadaan seperti itu, rasa sayangnya tulus pada Kiara noona. Meskipun dia tahu noona sudah punya kekasih dia tidak ingin merusak hubungan mereka. Dan sekarang kau malah berkata seperti itu? Pantas saja Jin hyung memarahimu. Aku juga akan marah padamu kalau aku jadi Jin hyung.", kata Jimin kesal.

"Maafkan aku hyung, sungguh aku menyesal telah berkata seperti itu"

"Jangan meminta maaf padaku, minta maaflah pada Jin hyung besok jangan sekarang, emosinya sedang tidak stabil. Tidurlah, ini sudah malam.", kata Jimin menepuk pundak Jungkook kemudian berlalu menuju kamar.

***

My Lovely Kim Seok Jin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang