35

4.1K 329 12
                                    

Kiara menghentikan mobilnya di sebuah taman kota. Ini sudah jam delapan malam dan taman tersebut tidak terlalu ramai.

Tapi Kiara memutuskan untuk tidak turun dari mobilnya. Perasaannya kacau saat ini, dia ingin sekali menangis tapi air matanya tidak bisa keluar.

Dia juga tidak ingin pulang. Tidak ingin orang tuanya mengetahui keadaannya yang kacau saat ini. Dan tiba-tiba saja satu nama terlintas dipikirannya.

Dia segera mengeluarkan ponselnya dan mulai menghubungi orang tersebut. Berharap orang tersebut mengangkat panggilannya.

***

Seokjin POV

Kami sedang beristirahat disela latihan untuk persiapan comeback kami nanti saat ponselku berdering.

Kiara

Hanya melihat namanya saja membuat senyum terukir di bibirku. Aku berjalan keluar ruang latihan untuk menjawab panggilan Kiara.

"Yeoboseo, Kiara", kataku bersemangat.

Tapi dia tidak menjawab sampai kemudian aku mendengar sebuah isakan dari seberang sana.

Kemudian aku menyadari bahwa Kiara sedang menangis.

"Halo Kiara, Kiara kau mendengarku?", tanyaku dan kemudian tangisnya terdengar semakin jelas ditelingaku.

"Kiara kau kenapa? Katakan padaku, kau kenapa?", tanyaku panik.

"Oppa...", panggilnya disela tangisnya yang makin keras.

"Kiara ada apa? Apa terjadi sesuatu?"

Dia diam kembali tidak menjawab dan hanya tangisnya yang membuatku semakin kalut.

"Hei jangan menangis kumohon, aku tidak bisa mendengarmu menangis", kataku lembut berusaha menenangkannya.

"Oppa, a-aku...", dia tidak melanjutkan kalimatnya membuatku semakin penasaran apa yang sedang terjadi padanya.

"Tenangkan dulu dirimu kemudian ceritakan padaku apa yang terjadi", kataku memberikannya waktu untuk menenangkan diri.

Aku mendengar tangisnya sedikit mereda.

"Ada apa? Kau bisa bisa menceritakannya sekarang"

"A-aku... Kekasihku menghamili gadis lain", katanya kemudian kembali terisak.

"MWO?!", aku tidak bisa menutupi kekagetanku.

"Apa maksudmu?", tanyaku lagi.

Kemudian dia menceritakan segalanya padaku dengan terbata-bata disertai tangisnya. Aku tidak percaya dengan apa yang baru saja aku dengar.

Bagaimana bisa? Aku tahu itu memang sebuah kecelakaan tapi sungguh aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Kiara saat ini apalagi setelah dia menceritakan tindakan yang akan dia ambil.

Saat ini yang ingin aku lakukan adalah pergi ke bandara membeli tiket pesawat yang bisa membawaku berada disamping Kiara.

Memeluknya dan mengusap punggungnya untuk menenangkannya. Aku akan melakukan apapun untuk mengurangi rasa sakitnya.

Tapi aku tahu aku tidak bisa berbuat seperti itu dengan mengorbankan pekerjaanku juga teman-temanku.

Aku tidak bisa melepaskan tanggung jawab pekerjaanku begitu saja. Jadi yang bisa aku lakukan saat ini adalah terus menemani Kiara sampai dia tenang dan tangisnya reda.

"Hyung, ayo kita mulai lagi", Taehyung berjalan menghampiriku.

Aku memberikan tanda pada Taehyung bahwa aku akan menyusul kesana sebentar lagi. Taehyung mengangguk mengerti kemudian pergi meninggalkanku.

"Kau ada dimana sekarang?", tanyaku pada Kiara.

"Aku ada di dalam mobil di sebuah taman kota", katanya.

"Pulanglah, ini sudah malam. Beristirahatlah. Aku tahu kau lelah."

"Aku tidak ingin pulang ke rumah oppa, aku tidak ingin membuat orang tuaku khawatir dengan keadaanku saat ini", katanya lagi.

"Kalau begitu menginaplah dirumah temanmu yang kau ceritakan waktu itu. Aku yakin dia akan mengerti keadaanmu saat ini meskipun kau belum ingin menceritakan padanya."

Aku mengetahui kalau Kiara memiliki sahabat yang sangat dekat dengannya. Dia menceritakannya saat kami di Bali. Dia bercerita bahwa sahabatnya itu tinggal sendiri disebuah apartemen.

Kiara hanya terdiam, mungkin dia sedang memikirkan saranku untuk menginap dirumah sahabatnya.

Aku menyarankannya untuk menginap disana karena dia tidak ingin pulang kerumahnya saat ini dan membuat orang tuanya khawatir tapi aku juga tidak ingin Kiara sendirian disaat seperti ini.

Setidaknya sahabatnya itu akan menenangkan dan mengawasi Kiara saat dia sedang merasa kacau.

"Kiara-ya aku harus segera kembali berlatih, teman-temanku sudah menunggu. Aku masih ingin menemanimu sebenarnya tetapi aku juga tidak bisa meninggalkan latihan ini karena comeback kami sudah dekat. Maafkan aku sungguh. Pulanglah sekarang, aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu. Menyetirlah dengan hati-hati. Aku akan menghubungi kembali saat aku sudah selesai. Tapi aku lebih senang jika kau langsung beristirahat. Dan satu lagi, hubungi aku kapanpun kau membutuhkanku, aku berjanji aku akan selalu ada untukmu."

"Oppa terima kasih telah mendengarkan ceritaku dan membuatku merasa tenang. Aku akan ke rumah sahabatku sekarang juga. Kembalilah berlatih, aku tidak ingin teman-temanmu menunggu terlalu lama. Maaf telah menganggumu. Sekali lagi terima kasih, aku tutup ya.", katanya kemudian panggilan kami terputus.

***

Should I continue or not?

My Lovely Kim Seok Jin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang