Kiara POV
Kami menghabiskan sore kami dengan barbecue party. Meskipun baru satu hari kami tiba di Bali, tapi member BTS memaksa untuk membuat party karena aku akan pulang besok.
Sungguh aku terharu dengan perlakuan mereka terhadapku.
Aku baru mengenal mereka dalam waktu yang teramat singkat--mengenal sungguhan--tetapi perlakuan dan perhatian mereka kepadaku seperti kami sudah lama saling kenal.
Bahkan mereka memintaku untuk tidak menggunakan bahasa formal saat mengobrol. Aku teramat bersyukur mempunyai teman-teman baru seperti mereka.
Seperti biasa, mereka membagi tugas untuk acara kali ini.
Yoongi bertugas memanggang daging bersama Jimin dan Hoseok.
Jungkook membuat ramyeon dibantu Jin yang juga mempersiapkan makanan lainnya.
Namjoon dan Taehyung--mereka yang paling tidak bisa memasak-- hanya memperhatikan Jimin dan yang lain saat memanggang daging. Sesekali membantu mengambilkan apapun yang teman-temannya butuhkan.
Aku?
Aku dilarang untuk melakukan apapun oleh mereka sebenarnya, tapi aku merasa tidak enak hati. Akhirnya aku memilih bergabung dengan Jin dan Jungkook di dapur untuk membantu mereka.
"Noona, sebaiknya kau duduk saja.", kata Jungkook saat aku mendekat.
"Kau meragukan kemampuan memasakku?", tanyaku pura-pura terluka.
"Aniyo, tapi acara ini kan untukmu. Biarkan kami yang menyiapkan segalanya."
Jin hanya tersenyum melihat perdebatan kami. Sungguh, saat bersama Jungkook aku merasa sedang bersama dengan adik laki-lakiku.
Ah, aku merindukannya.
"Aku bosan, jadi biarkan aku membantu.", kataku sedikit memohon.
"Noona tapi--"
"Aku akan tetap membantu. Lanjutkan saja ramyeonmu, aku akan membantu Jin oppa.", tegasku.
Jungkook menyerah akhirnya, aku tersenyum sambil memainkan alisku ke arah Jin, menunjukkan kemenanganku melawan Jungkook.
Jin kembali tertawa melihat Jungkook yang menyerah dengan mudahnya olehku.
***
Satu jam kemudian semua makanan kami sudah tersaji. Air liurku meleleh melihat makanan yang tersaji, benar-benar membangkitkan selera makan.
Kami semua duduk di meja makan yang sudah dipindahkan ke luar, di tepi kolam renang. Jin dan Jimin mengapitku di sisi kanan dan kiri. Jungkook, Taehyung dan Hoseok duduk di seberang kami. Sedangkan Namjoon dan Yoongi duduk di kedua ujung meja.
"Selamat makan!", seru kami bersamaan.
Kami makan dengan bersemangat, apalagi member BTS yang memiliki selera makan sangat baik. Meskipun makanan yang tersaji adalah makanan Korea tapi aku tetap bisa menikmatinya. Seperti sudah terbiasa dengan makanan yang ada di hadapanku ini.
Aku rasa jika suatu saat nanti aku tinggal di Korea, rasanya aku tidak akan memiliki masalah dengan makanannya.
Ah, kalo ada yang bertanya kemana Sejin oppa, dia berada di paviliun di samping vila ini bersama pengurus vila yang kebetulan adalah koleganya.
Pria itu memutuskan untuk memisahkan diri setelah kami tiba disini. Meskipun aku dan member BTS mengatakan padanya untuk bergabung, tapi dia menolak. Katanya ingin memberikan kami privasi selama aku masih bersama mereka. Dia hanya datang sesekali untuk memberikan makanan kepada kami.
Sejujurnya aku merasa tidak enak hati jika begitu, tapi aku juga tidak bisa berbuat banyak.
***
"Noona, Jin hyung sudah bertanya padamu?", Jimin sedikit mencondongkan kepalanya ke arahku, dia berbisik.
Kami sedang makan dan mengobrol ringan diiringi tawa yang membuat suasana riuh, tapi suara Jimin masih terdengar olehku.
Aku menganggukkan kepala padanya, mengingat percakapanku dan Jin di pantai tadi.
Sejujurnya aku masih memikirkan apa yang Jimin katakan siang tadi, tapi aku berusaha untuk bersikap biasa saja di hadapan Jin.
"Sudah ku katakan, Jin hyung jatuh cinta padamu noona.", kata Jimin lagi, masih berbisik.
Perkataan Jimin membuatku merona sekaligus merasa bersalah. Bukan hanya pada Jin, tapi juga pada Rafa. Merasa bersalah karena tidak mengerti perasaanku sendiri saat ini.
Aku mencintai Rafa tentu saja, dia kekasihku. Laki-laki yang bersamaku selama 3 tahun ini.
Tapi aku tidak bisa membohongi hatiku bahwa aku juga jatuh cinta pada pria yang saat ini duduk di sampingku, sejak pertama kali aku melihatnya. Jatuh cinta karena ketampananya, perilakunya, suaranya yang lembut, serta masih banyak lagi hal yang membuatku menjatuhkan hati padanya.
Aku menyadari bahwa perasaan ini mungkin hanya sekedar perasaan kagum, perasaan yang para penggemar rasakan dan tidak mungkin terbalaskan. Sampai hari ini, siang tadi saat Jimin mengatakan bahwa Jin jatuh cinta padaku, membuatku sedikit berharap. Meskipun Jin sendiri belum memberitahuku secara langsung.
Perasaan ini yang membuatku merasa bersalah, di satu sisi aku mencintai Rafa tapi di sisi lain aku juga berharap pada Jin.
Aku kembali melihat ke arah Jimin, dia tersenyum penuh arti kepadaku. Mungkinkah laki-laki itu sadar apa yang baru saja aku pikirkan?
"Kau suka makanannya?", suara Jin menginterupsi pikiranku.
"Ehm, ini enak sekali.", jawabku jujur.
"Lalu kenapa kau hanya melamun? Ada yang mengganggu pikiranmu?"
Aku menggelengkan kepalaku kemudian tersenyum ke arahnya.
"Tidak. Aku hanya memikirkan kalau suatu hari aku tinggal di Korea, aku rasa aku tidak memiliki masalah dengan makanannya.", kataku bohong.
Alasan yang bodoh. Aku rasa Jin menyadari kebohonganku, tetapi dia tidak ingin memaksaku.
"Kalau begitu tinggallah di Korea agar kita bisa sering bertemu.", katanya asal, aku tahu dia hanya bergurau.
"Akan aku pikirkan", kataku menunjukkan ekspresi seserius mungkin berniat membalas gurauannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Kim Seok Jin [Completed]
Fanfiction[An Amateur] Apa yang akan kau lakukan bila memiliki kesempatan bertemu biasmu? Kiara, gadis beruntung yang memiliki kesempatan bertemu dengan biasnya secara langsung bahkan sesuatu yang tidak dia sangka terjadi.