Konser hari pertama kemarin berjalan lancar tanpa kendala. Jin benar-benar bersyukur bahwa panggilan teleponnya dengan Kiara kemarin mengurangi rasa gugupnya. Sangat.
Hari ini mereka sedang kembali mempersiapkan diri untuk konser hari kedua sekaligus hari terakhir penutup rangkaian world tour concert mereka.
"Hyung, kau akan memberi tahunya hari ini?"
Jin menoleh ke seseorang yang berbicara padanya. Dugaannya tepat, Jeon Jungkook.
***
"Siapa yang sedang jatuh cinta?"
Jin dan Jimin memutar kepala mereka menuju seseorang yang sedang berjalan kearah mereka. Orang itu adalah Jeon Jungkook, si maknae.
Jungkook langsung menatap Jin.
"Hyung, serius kau sedang jatuh cinta? Dengan siapa?", goda Jungkook seperti biasa.
Jin langsung melayangkan tatapan --Sialan kau Park Jimin! Gara-gara kau, bocah satu ini jadi tahu!-- kepada Jimin.
Jimin yang diberi tatapan seperti itu hanya memberikan cengiran dan tidak merasa bersalah sama sekali. Karena dia tahu hyungnya yang satu ini tidak pernah bisa marah, apalagi kepada maknae line.
"Biarkan saja hyung, cepat atau lambat mereka juga pasti akan tahu.", Jimin menjawab tatapan kesal Jin.
"Apa yang kalian bicarakan?", Jin masih belum mau mengakuinya di depan Jungkook.
"Jin hyung, kau tidak bisa mengelak. Aku tahu kau yang sedang jatuh cinta bukan Jimin hyung.", Jungkook masih menggodanya.
"Ya! Jungkook-ah kenapa kau berpikir seperti itu? Aku-"
"Hyung mengaku saja lah, atau aku akan beritahu yang lainnya.", kata Jungkook sambil tertawa mengejek.
"Ya! Kau!"
"Baiklah, oke!", kata Jin yang akhirnya menyerah saat Jungkook akan menghampiri member yang lain. Jin menarik lengan adik kecilnya itu.
Jimin yang melihat kejadian itu hanya tertawa sambil menggelengkan kepalanya. Melihat Jungkook dan Jin seperti ini memang bukan hal yang aneh lagi baginya.
Jin menghela napas berat, kesal, tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa karena Jungkook mengancamnya. Kemudian dia menceritakan semuanya kepada Jungkook, agar bocah itu bisa diam dan tidak memberitahu member yang lain.*
***
"Entahlah, aku bingung.", jawab Jin.
"Hyung tenang saja, kami akan membantumu.", Jungkook serius dengan perkataanya.
"Jeon Jungkook, gara-gara kau semua member jadi tahu. Kenapa mulutmu itu tidak bisa diam! Ah jinjja. Aku tidak ingin mempercayaimu lagi.", kata Jin sambil memajukan bibirnya, merajuk.
Ya, tadi malam saat mereka kembali ke dorm Jungkook mengumumkannya kepada member lain. Sungguh Jin tidak menduga bahwa Jungkook akan seperti itu. Dia jelas kesal dan menyesal memberi tahu Jungkook, tetapi dirinya tidak bisa berbuat apa-apa juga tidak bisa mengelak.
"Hehehe maaf hyung, aku hanya membantumu.", kata Jungkook tanpa rasa bersalah.
"Membantu apanya bocah nakal?", sungut Jin kesal.
"Sudahlah hyung, sekarang hubungi dia dan katakan padanya seperti rencana kita kemarin.", Jimin yang sedari tadi memperhatikan mereka langsung berjalan menghampiri.
"Kalian berdua sama saja.", ucap Jin kesal.
***
Kiara sedang bersiap-siap di kamar hotel untuk pergi ke venue konser saat ponselnya berdering.
JIN.
Melihat namanya di layar ponsel saja sudah membuat senyumnya mengembang.
"Ya Jin-ssi?", sudut bibirnya tertarik keatas.
"Kau sedang apa? Aku mengganggumu?"
"Aniyo, aku sedang bersiap untuk ke konser, waeyo?"
"Ah benarkah? Aku ingin menemanimu tapi aku tidak bisa."
Mengapa suara Jin terdengar kecewa?
"Tidak apa, aku tahu kau sibuk. Aku juga tidak ingin merepotkanmu. Lagipula kau tidak akan bisa masuk kalau kau menemaniku.", Kiara terkekeh.
"Ah, kau benar. Aku lupa kalau aku tidak memiliki tiket.", Jin juga terkekeh.
Saat tawa mereka reda, keduanya hanya diam, tidak berbicara satu sama lain sampai kemudian Jin memecah keheningan.
"Kiara.."
"Ya?"
"Mau kah kau menunggu di venue konser sampai semua orang keluar?"
***
*Tulisan bercetak miring bercerita tentang kejadian yang sudah berlalu (flashback).
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Kim Seok Jin [Completed]
Fanfiction[An Amateur] Apa yang akan kau lakukan bila memiliki kesempatan bertemu biasmu? Kiara, gadis beruntung yang memiliki kesempatan bertemu dengan biasnya secara langsung bahkan sesuatu yang tidak dia sangka terjadi.