63

3.9K 308 25
                                    

Ada yang masih setia menunggu cerita ini?



Kiara POV

Sepuluh menit sebelum jam pulang kantor aku masih sibuk dengan beberapa pekerjaan yang harus aku selesaikan untuk laporan ke kantor pusat kami yang ada di Jakarta dan deadlinenya besok. Mau tidak mau aku harus pulang sedikit terlambat karena masih berkutat dengan laporan ini.

Pikiranku kembali melayang pada panggilan Jin saat jam makan siang tadi, semoga saja dia tidak nekat menjalankan rencana yang dia katakan tadi. Bukannya aku tidak ingin bertemu dengannya tapi aku hanya khawatir ada yang mengenalinya saat bersamaku nanti.

Tapi ternyata Tuhan tidak mendengar doaku kali ini. Lima menit setelah jam pulang kantor berlalu, Jin mengirimiku pesan dan berkata bahwa sudah menunggu di depan kantorku.

Oh God...

Aku segera bergegas mematikan komputer dan merapikan meja kerjaku kemudian segera turun untuk menemui Jin. Terserah dengan deadline besok, daripada kekasihku di kenali orang dan akan membuat heboh lebih baik aku segera menemuinya.

Saat aku keluar kantor aku tidak melihatnya dimanapun bahkan mobilnya pun tidak terlihat tapi kemudian ponselku berbunyi, dia bilang bahwa dia ada di dalam mobil di hadapanku. Pantas saja aku tidak bisa mengenalinya karena dia tidak menggunakan mobilnya sendiri. Entah mobil siapa yang dia gunakan saat ini.

Segera saja aku masuk dan dia malah tersenyum kepadaku dengan tampang yang tidak merasa bersalah sama sekali di balik maskernya.

"Halo sayang, lelah?"

"Oppa sudah aku bilang kan jangan menjemputku, kau ini nekat sekali. Kalau ada yang melihat bagaimana?", kataku kesal.

"Aku kan merindukan kekasihku, kemari peluk aku dulu."

"Ya! Cepat jalan, aku tidak ingin kita masuk di berbagai media besok pagi. Lagipula kau meminjam mobil siapa?"

"Wae? Mobil ini aman. Tidak akan terlihat dari luar. Aku meminjam dari staffku hehehe.", katanya masih dengan senyum yang membuat aku gemas ingin memukul wajahnya.

"Tapi tetap saja. Cepat jalan, jangan terlalu lama disini.", kataku makin kesal.

"Arraseo, kau sudah tidak sabar ingin memelukku di tempatmu?", godanya sambil menjalankan mobilnya menjauh dari kawasan kantorku.

"Ya, Kim Seok Jin!"

Tapi dia malah terkekeh dan meraih satu tanganku dan menggenggamnya.

"Aigoo kekasihku sangat lucu."

"Lepaskan oppa, ini berbahaya."

"Berbahaya apanya? Aku sudah mengemudi selama 7 tahun, mengemudi dengan satu tangan tidak masalah untukku. Atau ini bahaya untuk jantungmu?", tanyanya melirik ke arahku, tersenyum menggoda kemudian kembali fokus ke jalan raya.

Dan wajahku merona seketika. Bukan itu maksudku sebenarnya tapi dia malah menggunakan kesempatan itu untuk menggodaku.

"Oh pipimu merah, aku benar bukan? Terjadi sesuatu pada jantungmu?", dia masih senang menggodaku apalagi melihat aku yang merona.

"Aniyo, aku baik-baik saja.", kataku tidak ingin terpancing. Lagipula aku masih kesal karena kenekatannya saat ini.

"Kau baik-baik saja? Tapi mengapa aku tidak?"

"Waeyo?", tanyaku tidak mengerti.

"Karena setiap aku berada di dekatmu jantungku tidak bisa baik-baik saja. Rasanya seperti akan keluar dari rongganya.", jawabnya kemudian dan kembali terkekeh.

My Lovely Kim Seok Jin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang