66

4K 286 6
                                    

Masih menunggu aku kah?

Pagi ini Kiara sedang bersiap-siap untuk pergi dengan Jin. Sebelum matahari menampakkan sinarnya, Jin sudah berkali-kali menghubungi Kiara agar dia bersiap-siap karena Jin akan menjemputnya pukul delapan pagi.

Entah laki-laki itu terlalu antusias atau bagaimana, sampai membuat Kiara gemas sendiri dengan tingkah kekasihnya. Apalagi Jin tidak mau memberitahunya kemana mereka akan pergi.

Memang hari ini adalah hari ulang tahunnya, tapi tidak bisakah laki-laki itu tidak menghubunginya setiap dua puluh menit sekali?, pikir Kiara.

Kiara juga langsung mengerti setelah Jin menghubunginya satu kali, mengapa laki-laki itu harus mengulangnya berkali-kali.

Pukul tujuh pagi Kiara sudah siap menunggu Jin menjemputnya. Melihat waktunya masih cukup banyak, Kiara berjalan ke dapur memutuskan untuk membuat roti dengan selai cokelat untuk sarapannya dan juga sandwich untuk Jin. Kiara yakin Jin belum sarapan saat dia datang nanti.

Tiga puluh menit selesai sarapan dan membuat bekal untuk Jin, ponselnya berbunyi. Kiara melirik jam di pergelangan tangannya, masih tiga puluh menit lagi padahal tapi mengapa Jin sudah menghubunginya?

"Halo."

"Chagi aku sudah sampai, buka kan pintunya agar aku bisa naik."

"Kau sudah sampai? Kau bilang jam delapan. Tidak perlu, tunggu saja di mobil biar aku yang turun."

"Hehehe aku siap lebih cepat dari pada perkiraanku. Kau sudah siap juga kan? Palli bukakan pintunya, kau ingin melihat aku beku disini?"

Korea memang sudah memasuki musim dingin saat ini.

"Eoh sudah, kenapa harus naik? Aku saja yang turun, agar kita bisa langsung berangkat."

"Ani, aku ingin masuk dulu sebentar. Palli, disini dingin sekali."

Kiara menghela nafasnya, kemudian melangkahkan kaki menuju interkom untuk membuka pintu di bawah agar Jin bisa masuk. Dia tidak sampai hati juga membiarkan Jin menunggunya di luar, di cuaca sedingin ini. Lagipula dia tidak pernah bisa menang kalau berdebat dengan Jin.

"Sudah, masuklah."

"Heum, aku sedang menunggu lift."

"Yasudah matikan saja panggilannya."

"Jangan, biarkan saja."

"Waeyo? Sebentar lagi juga kita akan bertemu."

"Tidak apa, aku hanya ingin mendengar suara kekasihku."

"Heol Kim Seok Jin selalu saja berusaha merayuku."

"Hahahaha, aku sudah di depan pintu. Tolong bukakan pintunya."

"Arraseo."

Kiara berjalan menuju pintu tapi tidak mematikan panggilan di ponselnya padahal orang yang menghubunginya ada di balik pintu yang akan dibukanya.

"Annyeong chagi.", kata Jin sesaat setelah pintu terbuka.

Jin tersenyum lebar dengan ponsel yang masih di pegang tangan kanannya menempel di telinga. Tangan kirinya memegang kantung karton dengan logo salah satu kedai kopi ternama.

Kiara hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah laki-laki dihadapannya ini.

"Kau tidak mengijinkanku masuk? Di luar dingin sekali."

"Masuklah.", kata Kiara akhirnya.

"Kim Seok Jin, kau masih minum kopi sebelum sarapan?", Kiara melirik kantung karton yang di bawa Jin.

My Lovely Kim Seok Jin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang