Lagi-lagi Kiara dihadapkan pada pilihan yang sulit. Saat dipanggil Bob tadi keruangannya ternyata Bob memberikannya tawaran untuk pindah ke kantor cabang mereka yang baru saja buka beberapa bulan di Korea.
Tentu saja dengan benefit kenaikan jabatan dan salary yang lebih besar dari yang dia dapatkan disini. Siapa yang tidak tergiur.
Tapi pikirannya langsung tertuju pada Rafa. Pada rencana mereka tahun depan yang telah dipikirkan dengan matang beberapa bulan lalu. Kalau dia bertanya pada Rafa laki-laki itu pasti tidak akan menyetujuinya.
Kemudian keluarganya, Ayahnya dan adiknya kemungkinan akan memberikannya support penuh tapi ibunya? Bahkan saat ini ibunya berharap bahwa Kiara akan segera menikah dan memberikannya cucu.
Siapa yang tidak ingin menikah, tentu saja Kiara ingin mengingat usinya yang hampir memasuki angka 25 tahun. Tapi baginya ini salah satu kesempatan besar untuk karirnya.
"Jadi gimana? Lo jawab apa ke Bob tadi?", tanya Dinda setelah Kiara menceritakan keresahan hatinya.
Saat ini, sepulang dari kantor keduanya memutuskan untuk membicarakan dilema yang Kiara rasakan di salah satu kafe langganan mereka.
"Bob emang nggak minta gue mutusin langsung. Dia ngasih waktu paling lama satu bulan buat gue mikirin semuanya.", katanya kemudian menghela nafas.
"Ini emang kesempatan besar terutama buat masa depan karir lo. Tapi gue juga paham sama rencana masa depan lo sama Rafa."
Kiara diam, tidak tahu harus berkata apa.
"Gue paham dilema yang lo rasain saat ini. Tapi seenggaknya Bob ngasih lo waktu buat mikirin ini semua. Jadi mulai sekarang lo pikirin mateng-mateng gimana baiknya. Jangan sampe lo nyesel. Terus lo juga harus ngasih tau Rafa pelan-pelan dan harus. Nggak bisa engga soalnya ini menyangkut masa depan kalian."
***
Kiara membicarakan tawaran kepindahannya dengan keluarganya keesokan harinya setelah mereka makan malam.
Ayahnya langsung setuju begitu saja, dia bangga karena anaknya mendapat kesempatan yang yang baik untuk karirnya.
Kevin? Apalagi. Dia bahkan berkata setelah lulus nanti akan mencari kerja di Korea juga agar bisa nememani kakaknya.
Ibunya? Ibunya tidak mengatakan bahwa dia tidak senang, tentu saja dia senang karena anak perempuannya ini bisa dibanggakan tapi Kiara bisa melihat bahwa yang Ibunya inginkan saat ini adalah melihatnya menikah. Tetapi tentu saja Ibunya kembali menyerahkan segala keputusannya kepada Kiara.
Sedangkan Rafa, dia baru akan kembali dari Singapura malam ini dan mereka berjanji akan bertemu esok saat pulang dari kantor.
***
"Hai baby", sapa Kiara saat masuk kedalam mobil Rafa yang menjemputnya di parkiran kantor.
Biasanya Rafa akan memeluknya sebentar dan mengecup keningnya berkata kalau dia merindukan Kiara.
Apalagi sudah dua minggu mereka tidak bertemu. Tapi kali ini Rafa hanya diam saja. Aneh pikir Kiara.
Tapi Kiara tidak ingin mempermasalahkan hal sepele seperti ini, kemungkinan Rafa hanya lelah karena baru pulang kemarin malam dan harus langsung bekerja hari ini.
"Kita mau kemana?", tanya Kiara karena saat ini Rafa masih terdiam.
"Makan di tempat biasa gimana? Kamu laper kan?", kali ini Rafa bertanya balik.
Kiara hanya mengangguk kemudian tersenyum.
***
"Weekend besok mu kemana? Nonton yuk ada film baru", Kiara memulai percakapan saat menunggu pesanan mereka datang.
"Nggak deh, aku cape mau istirahat aja.", kata Rafa acuh.
Tumben, pikir Kiara. Biasanya Rafa yang paling bersemangat mengajaknya nonton.
Satu keanehan lagi yang Rafa tunjukkan hari ini. Tapi lagi-lagi Kiara tidak ingin mempermasalahkannya. Mungkin memang Rafa lelah karena pekerjaannya di Singapura kemarin.
Pesanan mereka datang. Melihat Rafa yang diam Kiara juga ikut terdiam. Tadinya dia akan mengatakan mengenai tawaran Bob tapi melihat mood Rafa yang sedang tidak baik dia mengurungkan niatnya.
Biasanya saat seperti ini mereka akan mengobrol tentang apa saja, menanyakan kegiatan yang mereka lakukan di kantor atau apapun kemudian selingi tawa saat ada kejadian-kejadian lucu yang mereka ceritakan. Tapi kali ini suasana benar-benar hening.
Kemudian pikiran Kiara melayang kepada Jin. Sedang apa ya laki-laki itu? Kemarin saat Kiara sampai dirumah setelah pulang dari kantor, Jin meneleponnya. Dia berkata bahwa dia dan teman-temannya merindukan keberadaan Kiara.
Jujur Kiara juga merindukan mereka semua, rasanya ingin sekali kembali kesana dan menemui mereka lagi. Tapi kemudian Jin menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda denga Kiara. Jin bertanya tentu saja tapi tidak memaksa kalaupun Kiara tidak ingin menjelaskannya. Dia sadar posisinya.
Kiara bukannya tidak ingin menceritakan dilemanya kepada Jin. Tapi sungguh dia merasa takut kalau apa yang akan dikatakannya nanti akan membuat Jin kembali terluka. Sudah cukup baginya melukai perasaan laki-laki itu saat dia mengungkapkan perasaannya. Kiara tidak ingin kembali menambah luka itu dengan menceritakan rencana pernikahannya dengan Rafa.
Kiara sadar dari lamunannya. Tapi yang membuat Kiara merasa aneh Rafa juga tengah melamun saat ini, bahkan laki-laki itu belum sadar kalau Kiara memperhatikannya. Berarti saat Kiara melamun tadi Rafa sedang melamun juga mengingat Rafa tidak menegurnya.
"Sayang, kamu kenapa sih? Ada masalah?", kata Kiara berusaha menyadarkan Rafa dari lamunannya dengan mengenggam tangannya.
Rafa sedikit gelagapan. Keanehan lagi. Apa yang sebenarnya Rafa pikirkan sampai begitu terkejut saat Kiara menggenggam tangannya, batin Kiara.
"Kamu ada masalah apa? Berat banget ya? Aku perhatiin dari tadi kamu kaya yang bingung banget. Mau cerita?", Kiara menawarkan diri.
Selama ini hubungan mereka memang seperti itu. Saat salah satunya memiliki masalah, mereka tidak memaksa untuk menceritakan masalahnya tetapi justru menawarkan diri untuk menjadi pendengar.
Kalaupun pasangannya tidak berniat untuk menceritakan masalahnya mereka menghormatinya. Tidak ingin melanggar privasi satu sama lain.
"Enggak kok, aku kepikiran masalah kantor aja. Maaf ya, aku aneh banget ya hari ini?", akhirnya Rafa menjawab.
"It's ok, kalau kamu butuh tempat curhat aku selalu punya waktu buat kamu", kata Kiara tersenyum seraya menguatkan genggaman tangannya.
Rafa hanya tersenyum kemudian mengecup punggung tangan Kiara.
Maaf.
***
So sorry kalo kalian nggak dapet feelnya baca fanfic ini, ku hanya seorang amatir yang hanya ingin berbagi😖😖
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Kim Seok Jin [Completed]
Fanfiction[An Amateur] Apa yang akan kau lakukan bila memiliki kesempatan bertemu biasmu? Kiara, gadis beruntung yang memiliki kesempatan bertemu dengan biasnya secara langsung bahkan sesuatu yang tidak dia sangka terjadi.