"Kiara, ada apa?"
Jin langsung melepaskan pelukannya, dia membalik tubuh Kiara menghadapnya. Matanya fokus pada Kiara yang tertunduk.
"Lihat aku. Ada apa? Kenapa tiba-tiba begini?"
"Ayo kita berpisah."
"Kau bercanda kan? Ini tidak lucu, Kiara."
"Tidak, aku serius oppa."
Jin menjambak rambutnya frustasi. Tidak mengerti kenapa Kiara tiba-tiba meminta hubungan mereka berakhir. Gadisnya itu masih tertunduk, tidak berani menatap, sampai sebuah isakan terdengar oleh Jin.
Saat dia ingin kembali memeluk Kiara dan bertanya gadis itu, dering ponsel menggangunya. Semula dia tidak memperdulikan, tapi karena seseorang di seberang sana tidak juga menyerah, akhirnya ia yang menyerah.
Jin berjalan untuk menjawab panggilan di ponselnya yang tergeletak di nakas, samping tempat tidur.
Jimin.
"Kenapa?", jawabnya ketus.
"Iya, aku baru bangun. Ada apa? Kalau tidak penting lebih baik aku akhiri. Ada yang harus aku selesaikan."
Entah apa yang akan Jimin sampaikan, tapi Jin yang semula kesal langsung terdiam dan mendengarkan Jimin dengan seksama. Pandangannya beralih pada Kiara yang sekarang terduduk di kursi, masih terisak kecil.
"Terima kasih, Jiminie. Aku akan selesaikan semuanya sekarang. Bilang pada para member dan manajer hyung untuk tidak khawatir."
Setelah mengakhiri panggilan teleponnya dengan Jimin, Jin melempar ponselnya asal ke tempat tidur dan berjalan ke arah kekasihnya. Dirinya tidak pernah merasa semarah ini pada Kiara. Ini pertama kalinya.
"Jadi, kau tidak percaya padaku, Kiara?"
"Kau ingin mengakhiri hubungan kita hanya karena foto-foto yang tersebar di media? Sebegitu tidak cintanya kah kau padaku?"
"Jawab aku, Kiara."
"Kau yakin ingin mengakhiri semuanya?"
Kiara sama sekali tidak menjawab. Bahkan memandang kekasihnya pun tidak. Kepalanya masih tertunduk.
"Kalau foto-foto tersebut menyebar di media memangnya kenapa? Semua orang sudah tahu aku memiliki kekasih. Apa yang ada di pikiranmu sekarang sampai kau membuat keputusan seperti ini karena hal yang sepele? Jawab aku, Kiara! Lihat aku!", nada bicaranya makin lama makin meninggi.
"Aku...."
"Kenapa? Apa yang kau takut kan? Atau kau malu kalau orang-orang tahu kau berkencan denganku?"
"Jawab aku! Jangan diam saja!"
"Oppa, maaf."
Jin menghela napas kasar. Dirinya benar-benar merasa frustasi dengan keadaannya sekarang. Pikirannya sibuk menganalisa apa yang menjadi penyebab kekasihnya ini ingin mengakhiri hubungan mereka.
Sampai akhirnya dia berjalan ke arah kamar mandi dan meninggalkan Kiara sendirian. Ia sadar, jika emosinya meledak saat ini komunikasi mereka tidak akan berjalan lancar. Apalagi Kiara hanya terisak. Ditambah mungkin gadis itu terkejut karena Jin yang emosi, tidak seperti biasanya.
Maka mereka perlu waktu untuk menetralkan emosi masing-masing. Dan tindakan Jin untuk meninggalkan Kiara seorang diri adalah pilihan yang tepat.
***
Jin keluar dari kamar mandi tiga puluh menit kemudian dan mendapati gadisnya tertidur di sofa---kelelahan sehabis menangis sepertinya. Tiga puluh menit yang sangat menyiksa dan terasa begitu lama. Dia memutuskan keluar karena masalah ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Semuanya harus segera diselesaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Kim Seok Jin [Completed]
Fanfiction[An Amateur] Apa yang akan kau lakukan bila memiliki kesempatan bertemu biasmu? Kiara, gadis beruntung yang memiliki kesempatan bertemu dengan biasnya secara langsung bahkan sesuatu yang tidak dia sangka terjadi.