"Kiara??", Dinda langsung membulatkan matanya tak percaya pada apa yang dia lihat dihadapannya saat ini.
Sahabatnya berdiri di depan pintu apartemennya dengan keadaan yang bisa dibilang sangat berantakan. Dinda tahu ada sesuatu yang terjadi melihat mata Kiara yang sembab sehabis menangis.
"Masuk dulu", katanya lagi menuntun Kiara untuk duduk.
Dia tidak ingin langsung bertanya, dia menunggu sampai Kiara menceritakannya sendiri. Kalau Kiara sudah seperti ini Dinda sangat mengerti pasti masalah yang dihadapi Kiara terlalu berat.
Kiara hanya mengikuti saat Dinda menuntunya menuju sofa di ruang tamu kemudian Dinda meninggalkannya sebentar untuk mengambil segelas air.
"Minum dulu Ki", katanya sambil menyerahkan gelas kepada Kiara.
Kiara menerima gelas tersebut tapi pandangan matanya tetap lurus kedepan. Dinda mendudukkan dirinya disamping Kiara tanpa berbicara satu patah katapun. Dia sangat mengerti kalau Kiara butuh waktu untuk menceritakan semuanya.
Pun Kiara bersyukur mempunyai sahabat yang sangat mengerti dirinya. Dia ingin menceritakan segalanya kepada sahabatnya ini tetapi lidahnya kelu tidak seperti tadi saat ia menghubungi Jin dan menceritakan segalanya kepada lelaki itu dengan mudahnya.
"Gue tau lo butuh waktu Ki buat nyeritain masalah lo ke gue, gue nggak mau maksa."
Kiara masih diam tapi dia mendengar apa yang Dinda katakan.
"Lo udah makan?"
Kiara menggeleng.
"Makan dulu ya, bentar gue delivery-in dulu", Dinda bangkit untuk mengambil ponselnya di kamar.
Tapi Kiara menahan lengannya. Kemudian kembali menggelengkan kepalanya.
Akhirnya Dinda kembali duduk.
"Yaudah lo istirahat dulu aja kalo gitu. Biar gue yang ngabarin nyokap lo kalo lo ada disini", Dinda tahu kalau Kiara belum pulang kerumahnya, pasalnya dia masih mengenakan pakaian kantornya.
"Din", akhirnya Kiara membuka suaranya saat Dinda akan melangkahkan kakinya menuju kamar.
Dinda menoleh.
"Biar gue aja, gue nggak mau mereka khawatir kalo lo yang ngabarin mereka.", kata Kiara lagi kemudian mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi ibunya.
***
"Lo istirahat gih, gue udah siapin baju ganti di kamar", kata Dinda saat kembali dari kamar.
Tadi saat Kiara menghubungi ibunya, Dinda sengaja meninggalkannya dan menyiapkan baju ganti untuk Kiara.
"Din, lo mau dengerin cerita gue nggak?", kata Kiara bertanya.
"Of course Ki. Gue tau lo kesini karena lo butuh temen buat cerita. Tell me what happen with you?"
"Rafa....", Kiara tidak bisa melanjutkan kalimatnya.
Air matanya sudah menggenang di pelupuk mata. Kemudian dia menghela nafas.
"Rafa kenapa? Did something happen with him?", tanya Dinda lembut.
Pertanyaan Dinda membuat Kiara tidak bisa menahan tangisnya. Dinda langsung memeluk Kiara berusaha menenangkan. Meskipun sangat penasaran tentang apa yang terjadi tapi Dinda tidak ingin memaksa dan memberikan Kiara waktu untuk menjelaskan.
"Rafa... L-Laras hiks h-hamil hiks anaknya R-Rafa", kata Kiara menjelaskan dengan susah payah diantara tangisnya.
"What?!!!", Dinda yang tidak percaya apa yang baru saja Kiara bilang langsung melepaskan pelukan dan bertanya melalui matanya pada Kiara.
Kiara yang masih tidak bisa menahan tangisnya hanya mengangguk.
"Ya Tuhan Ki....", Dinda kembali memeluk sahabatnya itu. Menyalurkan kekuatan didalam pelukannya.
Saat ini dia ingin sekali memberondong pertanyaan kepada Kiara tentang bagaimana semuanya bisa terjadi seperti ini tapi dia sangat tahu kalau saat ini Kiara dalam kondisi yang sulit. Bahkan untuk mengucapkan kalimat kepadanya saja mungkin Kiara harus menahan rasa sakitnya.
Jadi dia hanya berusaha memberikan ketenangan, kekuatan kepada Kiara karena dia juga bisa merasakan apa yang saat ini sedang Kiara rasakan.
***
Thank you kalian yang masih mau baca cerita ini...
Buat aku yang amatiran ini nggak penting kalian mau vote cerita ini apa engga, kalian masih nyempetin baca juga aku udah seneng banget serius ^^ Tapi tolong semangatin aku pake komen kalian ya, apapun itu soalnya kadang suka stuck bgt bingung mau nulis apa, terus pas liat viewnya ningkat kaya ada sesuatu yang bikin aku semangat nulis lagi :)))
Buat aku bahagia se-simple itu sih, seneng kalo tulisanku ada yang mau baca. Thank you sekali lagi! :)))
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Kim Seok Jin [Completed]
Fanfiction[An Amateur] Apa yang akan kau lakukan bila memiliki kesempatan bertemu biasmu? Kiara, gadis beruntung yang memiliki kesempatan bertemu dengan biasnya secara langsung bahkan sesuatu yang tidak dia sangka terjadi.