Seokjin POV
Aku mencoba menghubungi Kiara di sela-sela latihanku bersama member lain untuk konser kami, lusa. Penasaran, apa yang sedang dia lakukan saat ini.
Andai saja aku punya waktu luang hari ini, aku ingin menemaninya mengelilingi Seoul.
YA! Kim Seok Jin apa yang sedang kau pikirkan!
Kiara bilang dia sedang berada di Myeongdong sekarang. Ah pasti dia sedang berbelanja, seperti kebanyakan wanita yang datang kesana.
Tapi ternyata aku salah. Dia hanya berjalan-jalan dan memotret.
Apa dia tidak salah?
Ketika kebanyakan wanita datang kesana untuk berbelanja dia hanya berjalan-jalan dan memotret? Sungguh aku rasa dia unik dan berbeda dari wanita yang lain.
"Hyung, kau sedang apa?"
Park Jimin berjalan menghampiriku saat aku sedang chatting dengan Kiara.
"Eoh Jimin-ah, aku hanya sedang melihat-lihat berita di internet.", jawabku bohong.
"Benarkah? Aku tidak percaya.", dia menggodaku.
Ah jinjja Park Jimin, kenapa kau selalu tahu kalau aku berbohong? Apa ekspresiku begitu kentara ketika aku berbohong?
Sebenarnya bukan hanya Jimin saja yang tahu kalau aku tidak bisa berbohong, member lain juga. Tetapi dia yang lebih peka saat aku berbohong.
Katanya wajahku akan terlihat tidak seperti biasanya saat aku berbohong dan juga telingku akan berubah menjadi merah.
Benarkah?
"Ah arasseo arasseo aku memang tidak bisa berbohong, apalagi kepadamu. Nanti akan aku ceritakan saat kita sudah di dorm. Sekarang ayo kita latihan lagi!", kataku mencoba mengalihkan pembicaraan dengan mengajaknya latihan.
Untungnya dia menuruti ajakanku. Aku berharap semoga saja dia lupa saat kami sudah sampai dorm.
***
Ini sudah tengah malam dan kami baru sampai dorm beberapa menit yang lalu. Para member memutuskan untuk membersihkan diri dan pergi tidur karena besok pagi kami akan kembali ke venue konser untuk GR.
Tok..tok..tok
Pintu kamarku dan Yoongi terbuka sesaat kemudian.
"Hyung kau tidak lupa janjimu tadi, kan?"
Arrrghh Park Jimin, kenapa dia masih ingat?!
Aku mengajaknya keluar kamar dan duduk di ruang tv karena tidak ingin mengganggu Yoongi yang baru saja tertidur. Selain itu, aku ingin hanya Jimin yang tahu tentang ini. Aku malu jika member yang lain juga tahu.
"Baiklah apa yang ingin kau tahu?", tanyaku sambil mendudukkan diri di sofa.
"Kau berkencan?", tanyanya tanpa basa-basi.
"Tidak."
"Lalu apa kau bertemu seseorang?"
Bagaimana dia tahu? Aku bahkan tidak menceritakan pada Jungkook dan juga Taehyung setelah bertemu Kiara dan mereka hanya mengira aku sedang jatuh cinta.
"Kau tahu kan hyung, kau memang tidak bisa membohongiku.", katanya saat aku belum menjawab pertanyaannya.
"Bagaimana kau tahu?", akhirnya aku menyuarakan pikiranku.
"Aku melihatmu dengan seorang wanita di salah satu kedai makanan kemarin.", katanya sambil tersenyum jahil.
"Jinjja?", responku langsung.
Dan dia tertawa terbahak-bahak melihat reaksiku.
Sialan Park Jimin!
Dia kemudian menceritakan semua yang dia lihat kemarin kepadaku.
Katanya, dirinya dan Namjoon juga keluar dorm untuk mencari makan. Dan saat sedang menikmati makanan, Jungkook menghubunginya dan memesan untuk membelikan hotteok.
Jimin yang baik hati akhirnya keluar dari kedai itu seorang diri karena tidak ingin menggangu Namjoon yang sedang makan dengan lahap. Juga karena dia harus buru-buru sebelum penjual hotteok disana tutup. Karena biasanya penjual hotteok itu tutup sebelum malam hari.
Ternyata penjual hotteok itu berada tepat di seberang tempat kami makan kemarin dan dia melihatku saat keluar dari tempat itu bersama Kiara.
Aku jadi berpikir bagaimana Jimin mengenaliku dengan sangat mudah dengan pakaianku yang begitu rapat sedangkan Kiara tidak?
"Dia bukan orang Korea kan, hyung?"
"Eoh, dia orang Indonesia.", kataku malas karena rahasiaku sudah terbongkar oleh bocah ini.
"Benarkah? Lalu bagaimana kalian berkomunikasi?", katanya penasaran.
"Dia bisa berbahasa Korea dengan baik.", kataku tersenyum membayangkan Kiara yang fasih berbahasa Korea.
"Kau sudah lama mengenalnya? Apakah dia tinggal disini?", tanyanya lagi.
"Tidak aku baru mengenalnya kemarin, dia datang kesini untuk menonton konser kita."
"Jinjjayo? Dia seorang ARMY?", katanya tidak percaya.
"Ya, benar. Mengapa?"
"Aniyo tapi aku penasaran, apakah dia tahu kalau kau Jin BTS?"
"Tidak, padahal biasnya adalah aku. Aku sendiri masih bertanya-tanya sampai sekarang. Bagaimana bisa dia mengidolakanku tapi tidak mengenaliku sama sekali? Bahkan saat aku menyebutkan namaku. Aku rasa dia hanya berbohong saat dia berkata seperti itu."
"Ey hyung kau tidak boleh berpikir seperti itu. Wajar saja kalau dia tidak mengenalimu karena pakaianmu kemarin berbeda dengan stylemu yang biasanya. Dan juga, kau meminjam hoodie Jungkook kan kemarin?"
Ah benar, kemarin memang aku tidak berpakaian seperti biasanya dan juga hoodie oversize yang aku kenakan kemarin adalah milik Jungkook yang aku pinjam karena tidak ingin dikenali di muka umum.
Pantas kalau Kiara tidak mengenaliku, bahkan orang-orang disana juga tidak ada yang mengenaliku. Mungkin Jimin mengenaliku karena tahu benar pakaian itu milik Jungkook yang aku pinjam.
Mengapa aku bodoh sekali.
"Jadi kau baru mengenalnya satu hari dan kau sudah jatuh cinta padanya hyung?", tanya Jimin tiba-tiba menyela pikiranku.
"Ya, Park Jimin! Mengapa kau berpikir seperti itu. Aku tidak sedang jatuh cinta."
"Hyung, kau hanya tidak menyadarinya.", katanya tegas.
"Ani, aku memang tidak sedang jatuh cinta."
"Benarkah? Lalu mengapa kau tersenyum sendiri siang tadi dan beberapa saat lalu? Kau sedang memikirkannya kan?"
"Kau merasa nyaman bersamanya?", tanyanya lagi saat aku tidak menjawabnya.
Bagaimana bocah satu ini bisa tahu?
"Lihat, kau bahkan tidak mampu menjawabnya hyung. Kau benar-benar sedang jatuh cinta.", ledeknya.
Benarkah?
Aku?
Jatuh cinta pada Kiara?
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Kim Seok Jin [Completed]
Fanfiction[An Amateur] Apa yang akan kau lakukan bila memiliki kesempatan bertemu biasmu? Kiara, gadis beruntung yang memiliki kesempatan bertemu dengan biasnya secara langsung bahkan sesuatu yang tidak dia sangka terjadi.