Kiara POV
Entah bagaimana mendeskripsikan perasaanku saat ini, rasanya terlalu senang seperti mendapatkan hadiah utama dalam sebuah lotre.
Iya lotre. Bahkan lebih dari itu aku rasa. Pasalnya saat ini, seseorang yang duduk di sampingku adalah seseorang yang biasanya hanya bisa lihat dari layar laptop atau ponselku.
Benar-benar sebuah keberuntungan besar bukan, bisa sedekat ini dengan biasmu sendiri? Dan ini nyata, sungguhan. Bukan hanya imajinasiku selama ini.
Ditambah beberapa saat lalu dia membenarkan letak selimutku dan menyuruhku untuk tidur dengan suara lembutnya.
Oh God, pantas saja sedari tadi jantungku berdegup tak karuan. Bahkan saat bersama kekasihku sendiri, aku tidak pernah merasa seperti ini. Jantungku tidak pernah segila ini.
Ah omong-omong soal kekasihku, kemarin dia marah padaku karena sulit dihubungi. Salahku memang.
Semalam itu aku benar-benar terlarut dalam euforia konser juga keterkejutanku karena bisa bertemu langsung dengan BTS, jadi aku lupa untuk menghubunginya.
Aku juga men-silent ponselku setelah konser selesai dan sama sekali tidak memeriksa ponsel saat aku bersama Jin dan yang lainnya. Terlalu sibuk menikmati momen langka bersama mereka.
Betapa bodohnya aku membuatnya khawatir beberapa jam karena tidak bisa dihubungi.
Sesampainya di hotel, baru aku tersadar dan langsung menghubunginya. Rafa marah, sangat. Dia marah karena khawatir tentang aku yang tidak bisa dihubungi, pasalnya aku berada di negara orang dan seorang diri.
Bisa dibayangkan bagaimana kesalnya dia mengingat omelannya semalam yang tidak kunjung berhenti sampai aku berkata padanya kalau aku lelah dan ingin tidur.
Selama dia memarahiku semalam, aku hanya diam saja dan tidak berani membantahnya karena aku tahu aku salah. Sangat salah.
Aku juga tidak menceritakan apa yang aku alami hari ini, kemarahannya pasti semakin bertambah setelah mengetahui alasanku lupa menghubunginya.
Sejujurnya aku tidak berniat menutupi segalanya, hanya saja aku pikir tidak mungkin untuk menceritakan hal ini padanya.
Pertama, sepertinya dia tidak akan percaya oleh ceritaku. Dia pasti berpikir aku mulai menghayal lagi untuk menghindari omelannya seperti biasa.
Kedua, kalaupun dia percaya, bisa dibayangkan bagaimana emosinya akan kembali meluap-luap karena aku bertemu secara langsung dengan Kim Seok Jin. Rival utamanya yang selama ini selalu membuatnya emosi meskipun hanya sekedar khayalanku. Apalagi kalau dia tahu aku akan berlibur bersama mereka.
Dia bisa langsung menyusulku kesini dan menyeretku untuk pulang.
Aku egois memang, tapi siapa yang tidak ingin berlibur dengan idolamu sendiri? Bahkan bermimpi pun aku tidak berani, karena pasti mimpi itu tidak akan menjadi kenyataan.
Jadi, tidak apa kan kalau aku berbohong padanya?
Untuk kali ini saja, untuk momen yang mungkin hanya terjadi satu kali dalam hidupku.
***
Pagi harinya Rafa kembali menghubungiku, dia berkata bahwa hari ini dia akan berangkat ke Singapura untuk bertemu dengan rekan kerjanya. Dia juga meminta maaf tidak bisa menjemputku di bandara besok karena dia harus berada disana selama seminggu.
Pun aku tidak mempermasalahkan, karena aku juga tidak menceritakan bahwa hari ini aku akan berangkat ke Bali bersama BTS dan akan pulang ke Jakarta lusa.
Aku tahu aku salah karena berbohong lagi dan lagi kepada Rafa.
***
"Kiara, bangun...", suara lembut itu terdengar di telingaku.
Aku mengerjapkan mata untuk menghilangkan rasa kantuk dan melihat Jin sedang tersenyum di sampingku saat kesadaranku kembali. Senyumnya menular.
"Tidurmu nyenyak?"
Aku mengangguk.
"Kau tidak tidur?", tanyaku setelah memeriksa jam di pergelangan tangan. Masih dini hari.
"Aku tidur tapi terbangun satu jam yang lalu.", katanya tersenyum penuh arti.
Apa yang dia lakukan selama satu jam terakhir? Kenapa senyumnya begitu mencurigakan?
"Bersiaplah, 15 menit lagi kita akan segera landing.", katanya lagi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Kim Seok Jin [Completed]
Fanfiction[An Amateur] Apa yang akan kau lakukan bila memiliki kesempatan bertemu biasmu? Kiara, gadis beruntung yang memiliki kesempatan bertemu dengan biasnya secara langsung bahkan sesuatu yang tidak dia sangka terjadi.