79

3.2K 241 29
                                    


Seokjin POV

Aku mengerjapkan mata karena cahaya matahari yang menembus ruangan, rasa pening langsung menyerang kepala begitu aku membuka mataku penuh.

Efek alkohol semalam sepertinya masih tertinggal di tubuhku.

Merasa sedikit asing dengan suasana ruangan ini, ku alihkan pandanganku ke sekitar dan sedikit terkejut karena menemukan seseorang yang tidur di sampingku.

Ku tarik napas lega begitu sadar kalau aku mengenali dengan jelas siapa dia.

Ah benar ini kamarnya.

Aku ingat semalam aku mabuk berat.

Entah bagaimana aku bisa melajukan mobilku menuju apartemennya dan sampai dengan selamat dalam keadaan mabuk.

Gadisku tidur dengan tubuh menyamping menghadap ke arahku, aku juga mengubah posisiku agar bisa memperhatikannya yang tertidur nyenyak.

Sebisa mungkin tidak menimbulkan suara agar tidak membangunkannya.

Meskipun terlihat nyenyak tetapi aku tahu kalau banyak sekali yang dia pikirkan dalam tidurnya terutama tentang kesalahanku kemarin padanya.

Aku menyesal dengan apa yang aku lakukan kemarin, pasti perbuatanku menggoreskan luka yang mendalam di hatinya.

Dalam hati aku berjanji akan menerima apapun yang akan dia lakukan padaku saat dia terbangun nanti. Entah memukul atau mencaci-makiku sepuasnya. Atau bahkan meminta hubungan kami berakhir.

Oh tidak, jangan. Aku belum sanggup mengakhiri hubungan kami yang masih terbilang baru ini.

Semoga saja dia tidak menggambil keputusan tersebut karena aku belum siap untuk berpisah dengannya dan kehilangannya.

Sambil memperhatikannya, aku terus merutuki kebodohan yang ku lakukan kemarin.

Padahal aku sudah berjanji pada ayahnya untuk menjaga putri kesayangannya ini, tapi aku melanggar janjiku sendiri.

Saat aku sibuk dengan pikiranku sendiri, dia mengerjap-ngerjapkan matanya. Aku tersadar dan beberapa saat setelahnya, matanya benar-benar terbuka.

Dia sedikit terkejut karena melihatku berbaring di hadapannya tapi kemudian sebuah senyum langsung terukir di bibirnya.

Awalnya aku berpikir dia akan langsung marah-marah atau tidak senang melihatku tapi melihat senyumnya yang tersungging, dalam hati aku merasa sedikit lega.

"Oppa sudah bangun?", tanyanya kemudian.

Aku ikut tersenyum tapi senyumku diiringi rasa bersalah padanya,
aku mengangguk kemudian.

Dia mencoba bangkit dari tidurnya tapi buru-buru aku tahan. "Mau kemana?", tanyaku.

"Aku akan ke dapur untuk membuatkanmu sarapan, tapi sebelumnya aku akan membersihkan diri dulu.", jawabnya.

"Nanti saja, ada yang harus kita bicarakan."

"Kita bisa membicarakannya setelah sarapan.", katanya lalu duduk dan merapikan rambut kemudian mengikatnya.

"Maaf kalau aku terlihat berantakan.", ucapnya lagi.

"Kau tetap cantik meskipun baru bangun tidur.", pujiku jujur.

Dia memang terlihat cantik meskipun bangun tidur seperti ini.

"Pagi-pagi sudah merayu, Tuan Kim.", katanya terkekeh dan mencoba turun dari tempat tidur tapi sekali lagi aku menahannya dan meraih pergelangan tangannya.

"Kenapa?", tanyanya.

"Nanti saja, ada yang harus kita bicarakan dulu. Tidak perlu membersihkan dirimu terlebih dahulu, sudah aku katakan kau cantik meskipun baru bangun tidur dan aku tidak berbohong."

My Lovely Kim Seok Jin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang