21

4.5K 339 8
                                    

Seokjin POV

Akhirnya aku menyuarakan juga pertanyaan yang semenjak pagi tadi membuat moodku berantakan. Aku berharap-harap cemas saat ini. Menyiapkan hatiku untuk mendengar jawabannya.

Menunggu jawabannya sekarang rasanya seperti menunggu jawaban pernyataan cintaku padanya. Padahal jelas bukan itu yang aku tanyakan tadi.

Ini memang bukan pertama kalinya aku menyukai seorang gadis--dulu sekali saat aku masih bersekolah dan belum menjadi trainee di BigHit Entertainment, aku pernah memiliki kekasih tetapi kemudian dia pergi untuk mengejar mimpinya melanjutkan sekolah di Paris, Perancis sana. Ah sudahlah, aku tidak ingin membahasnya lagi--tapi rasanya seperti pertama kali karena jantungku berdetak dengan sangat kencang.

Kiara masih terdiam, belum berniat menjawab pertanyaanku. Aku bisa melihat keraguan di wajahnya.

Sampai kemudian ku dengar ia menghela napas, "Ya oppa, aku sudah memiliki kekasih."

Dan

BOOM!

Rasanya seperti ada yang menjatuhkan bom tepat di jantungku. Membuatnya hancur berkeping-keping.

"Ah benarkah?", hanya itu yang bisa keluar dari mulutku setelah terdiam cukup lama. Mencoba agar suaraku tidak terdengar bergetar setelah mendengar pernyataannya itu.

Dia menganggukan kepalanya, hatiku mencelos.

Aku tahu, sangat tahu, ini memang bukan salah Kiara yang tidak menceritakan statusnya sedari awal. Bukan salah Kiara juga yang meresponku dengan sangat baik semenjak pertama kami berkenalan karena memang begitu kepribadiannya, dia ramah kepada siapapun.

Akulah yang bodoh disini karena terlalu senang bisa mengenalnya--gadis cantik yang begitu baik serta pintar, teman bicara yang menyenangkan-- dan kami bisa dekat dalam beberapa hari terakhir, sampai lupa untuk bertanya apakah tidak ada yang keberatan kalau kami dekat.

"Dia orang Indonesia juga?", tanyaku lagi setelah jeda yang cukup lama.

"Oppa mari tidak membahas itu saat ini. Aku tidak ingin merusak keadaan di liburan langka dan singkat ini."

Kiara menolak untuk menjawab pertanyaanku, dan dari jawabannya terdengar seakan dia tahu bahwa aku menyukainya. Juga seakan mengetahui bahwa pembahasan ini akan merusak moodku seperti pagi tadi.

Apakah perasaanku terlihat sangat jelas?

Kami berdua kembali terdiam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Jam berapa penerbanganmu besok?",  tanyaku akhirnya, memecah keheningan.

"Jam 1 siang. Hah, rasanya waktu berlalu sangat cepat. Tapi sungguh, ini adalah 3 hari terindah dalam hidup yang pernah aku rasakan. Senang sekali bisa mengenal kalian secara langsung di waktu yang singkat ini.

Impian terbesar semua penggemar di dunia ini adalah bisa menghabiskan waktu dengan idola mereka, tidak peduli meskipun sangat singkat. Terima kasih sudah mewujudkannya untukku, oppa.", jawabnya berseri-seri.

"Aku berharap kita bisa bertemu kembali kalau kita punya kesempatan."

"Aku tidak yakin.", jawabnya langsung, membuatku merasa kecewa.

"Wae?"

"Oppa, aku yakin BTS akan menjadi sesuatu yang besar dan lebih besar lagi. Kalian pasti akan sangat sibuk, mungkin saat kalian kembali ke Korea dan memulai aktivitas, pasti dengan mudahnya kalian melupakanku.", katanya memajukan sedikit bibirnya.

Kiara mencoba bercanda, tapi aku bisa mendengar ada sedikit nada kecewa dalam ucapannya tadi.

"Tidak, aku berjanji tidak akan melupakanmu.", tanganku reflek mengusap puncak kepalanya.

Dia terkejut, pipinya sedikit merona. Dan jantungku kembali berdegup kencang.

***

"Mau berselca denganku?", tanyaku setelah kami berdiam cukup lama akibat tindakan reflekku tadi tanpa percakapan apapun.

"Bolehkah?", tanyanya kembali dengan bersemangat.

Aku mengangguk kemudian mengeluarkan ponselku.

Kami tersenyum ke arah kamera dan kemudian berlanjut membuat berbagai macam pose yang lucu, imut serta aneh.

Tawa kami pecah saat melihat hasil foto kami barusan. Kami terlihat sangat serasi dalam foto-foto itu.

Kim Seok Jin, jangan mengkhayal!

"Aku akan mengirimkannya nanti kepadamu. Jangan hapus nomor ponselku, mengerti?"

"Memangnya aku tetap bisa menyimpannya?"

"Tentu saja, aku ingin kita tetap berkomunikasi. Untuk waktu yang lama kalau bisa."

Kiara kembali merona membuatku gemas ingin mencubit kedua pipinya, tapi kali ini aku mencoba menahan keinginan itu.

"Hyung, kembali kesini! Kami membutuhkan pemain tambahan!", teriak Jeon Jungkook menginterupsi kebersamaan kami.

***

My Lovely Kim Seok Jin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang