49

4.3K 306 7
                                    

Buat nemenin malam minggu kalian
















Seokjin POV

Saat kami kembali ke hotel setelah makan malam, Jimin menghampiri kamarku. Seperti biasanya anak itu selalu menjadi teman bicara yang menyenangkan.

Awalnya kami hanya membahas seputar makanan yang kami makan tadi, tapi kemudian dia mulai membahas kepindahan Kiara ke Korea.

Ya, dia dan member yang lainnya mengetahui kepindahan Kiara. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Jeon Jungkook. Jungkook menceritakannya pada member yang lain saat kami sedang menunggu pesanan makanan kami datang.

Aku bukannya tidak ingin menceritakannya kepada yang lain tentang kepindahan Kiara, bukan karena tidak ingin mereka mengetahuinya hanya saja aku berpikir akan menceritakannya nanti karena saat ini moodku sedang tidak baik. Entah mengapa.

Tapi bocah tengil satu itu menceritakan kepada yang lainnya dengan penuh semangat. Ya sudah, aku bisa apa kalau sudah begitu.

"Kiara noona benar-benar akan menetap lama di Korea hyung?", tanya Jimin.

"Eoh, katanya begitu. Wae?"

"Aniyo, tapi bukankah itu bagus?"

"Bagus?", aku malah balik bertanya.

"Ya, kau punya kesempatan untuk lebih dekat dengannya hyung."

"Molla, saat ku hubungi tadi dia seperti tidak ingin bertemu denganku.", kataku sendu.

"Waeyo? Memang noona bilang apa?"

"Dia bilang kalau aku bertemu dengannya, dia takut membuat skandal."

"Ah begitu, aku rasa dia ada benarnya juga. Kau tahu sendiri kan media di Korea seperti apa? Tapi kan dia bisa datang ke dorm kita, disana pasti tidak ada media karena keamanannya yang sangat terjamin. Lagipula aku yakin member yang lain juga tidak akan keberatan kalau Kiara noona mengunjungi dorm kita."

"Aku sudah bilang begitu tapi dia selalu punya banyak alasan untuk menolaknya. Jimin-ah apa mungkin dia memang tidak ingin bertemu denganku ya?"

"Memangnya kenapa noona tidak ingin bertemu denganmu? Kau melakukan kesalahan padanya?"

"Ani, aku tidak melakukan apapun. Ah apa dia marah karena terakhir kali aku menyatakan cintaku padanya?"

"Dan menciumnya?"

Aku terdiam. Bagaimana Jimin tahu?

"Aku tahu itu hyung.", katanya menjawab apa yang aku pikirkan dan tersenyum.

"Ya, bagaimana kau tahu Park Jimin. Kiara menceritakannya padamu?", tanyaku penasaran.

"Tidak, noona juga terkejut saat aku mengatakan padanya. Hyung jinjja kau itu daebak!", Jimin mengacungkan kedua ibu jarinya ke arahku.

"Wae? Wae?"

"Kau berubah sekali hyung. Aku sudah lama ingin menanyakan ini padamu tapi belum menemukan waktu yang tepat."

"Apa? Kau ingin bertanya apa padaku? Jangan bilang kau ingin bertanya apa rasanya mencium Kiara?!"

"Hahaha hyung, tidak. Aku tidak akan bertanya begitu."

"Lalu apa Park Jimin?"

"Kenapa hyung benar-benar berubah saat bertemu Kiara noona?"

"Aku berubah? Berubah seperti Iron Man maksudmu?"

"Aku serius hyung. Ah jinjja kalau bicara denganmu aku bisa gila."

"Hahaha hidup itu jangan dibuat terlalu serius Jimin-ah. Sekarang katakan padaku, apa yang berubah dari diriku? Aku merasa aku masih tetap sama, Kim Seok Jin yang selalu tampan.", kataku tersenyum.

Senang sekali kalau menjahili bocah yang satu ini.

"Hyung jinjja!", Jimin cemberut mendengarnya.

"Arraseo, apa? Kali ini aku serius."

"Kau itu orang yang sangat pemalu bila berdekatan dengan wanita tapi kenapa saat bertemu dengan Kiara noona bahkan dari awal pertemuanmu kau menjadi orang yang sangat berani.

Maksudku berani untuk mendekati wanita terlebih dahulu bahkan kau meminta nomor ponselnya padahal kalian baru saja bertemu. Aku jadi penasaran apa yang membuatmu berubah menjadi seorang pria pemberani?"

"Kalau kau bertanya padaku apa yang menjadi alasanku, jujur aku juga tidak tahu harus menjawabnya bagaimana. Saat pertama kali bertemu dengannya aku hanya berpikir aku harus menghampirinya dan mengajaknya berbicara. Tidak ada alasan khusus, aku hanya merasa dia bisa menjadi teman bicara yang menyenangkan. Aku sendiri tidak mengetahui darimana keberanianku itu muncul."

"Benarkah?"

"Eoh. Pun saat aku meminta nomor ponselnya beberapa jam setelah kami mengobrol. Aku hanya mengatakannya secara spontan, dan beruntungnya dia juga memberikan nomornya padaku. Sungguh sampai saat ini aku masih merasa beruntung karena meminta nomornya saat itu. Dia memang teman bicara yang menyenangkan, juga cantik."

"Lalu bagaimana kau bisa jatuh cinta padanya secepat itu?"

"Geunyang... Kau tahu Jimin-ah, cinta itu tidak membutuhkan alasan. Kalau kau mencintai seseorang karena sebuah alasan itu berarti rasa simpati bukan cinta."

"Yeoksi uri hyung-ie memang benar sedang jatuh cinta.",

Jimin tersenyum kemudian tertawa, aku jadi ikut tertawa mendengarnya tertawa.

"Aku tidak menyangka kau akan kembali mencintai seorang gadis setelah-"

"Aku tidak ingin membahas itu."

"Hm arraseo hyung, maafkan aku.", wajahnya tampak merasa bersalah.

"Jja sudah malam, kembalilah ke kamarmu atau kau ingin tidur disini bersamaku?"

"Aniyo hyung, aku akan kembali ke kamar. Na galge, jaljjayo hyung."

***

Kiara melangkahkan kakinya ke dalam gedung kantor barunya yang terletak di daerah Dongdaemun.

Hari ini sengaja ia datang lebih awal karena ini adalah hari pertamanya. Ia ingin menunjukkan kesan yang baik pada hari pertama.

Ternyata beberapa karyawan juga sudah sampai saat Kiara masuk.

"Annyeonghaseyo.", kata Kiara membungkukkan badannya kepada beberapa orang yang ia lihat.

Mereka semua membalas sapaannya.

"Oh Kiara-ssi, kau sudah sampai?", terdengar suara seseorang bertanya dari belakang.

Kiara menoleh, ternyata itu adalah bosnya. Kiara sudah mengenalnya karena beberapa kali mereka berkomunikasi lewat telepon dan juga Skype.

"Ne, annyeonghaseo kwajang-nim. Senang bertemu anda", Kiara kembali membungkukkan badannya ke arah bosnya.

"Selamat bergabung. Semoga kau betah bekerja disini Kiara-ssi.", katanya sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dan disambut oleh Kiara.

"Terima kasih. Mohon bantuannya.", kata Kiara lagi sambil membungkukkan badan.

Tak butuh waktu lama untuk Kiara beradaptasi dengan teman-teman barunya. Dia memang tipe orang yang gampang sekali membuat orang-orang disekitarnya merasa nyaman dengannya.

Lihat saja bagaimana dia bisa berteman dan berkomunikasi dengan mudahnya dengan member BTS. Padahal saat itu Kiara baru mengenal mereka secara langsung tapi member BTS dengan gampangnya langsung merasa nyaman dengan Kiara.

Awal yang baik, pikirnya.

***

My Lovely Kim Seok Jin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang