Chapter terakhir nih😭 Ayo ramein!!!
Setelah makan malam yang diisi dengan berbagai macam percakapan yang terkadang melibatkan Kiara sebagai penerjemah, Dinda memberikan pasangan kekasih itu privasi dengan pergi bersama Kevin yang kebetulan datang saat makan malam mereka hampir selesai.
Sebenarnya Dinda dan Kevin tidak tahu akan kemana. Tetapi karena mereka mengerti Kiara dan Jin butuh waktu berdua untuk membahas tentang publikasi hubungan mereka hari ini, jadi keduanya memutuskan untuk mengunjungi kafe terdekat.
Kiara kembali ke ruang televisi dengan dua cangkir teh hangat dan satu stoples kue yang dibawakan ibunya dari Indonesia.
Jin sedang duduk di lantai dan memainkan ponselnya. Saat Kiara sudah meletakkan cangkir teh dan kue di meja, gadis itu bergabung mendudukkan dirinya disamping Jin.
"Kenapa tidak duduk di sofa?"
"Hanya ingin duduk di lantai.", jawab Jin tersenyum kemudian meletakkan ponselnya diatas meja.
Yang selanjutnya dilakukan laki-laki itu adalah memeluk gadisnya, erat. Sangat erat sampai Kiara sedikit kesulitan bernapas.
"Aku menahan melakukan ini semenjak kau membukakan pintu apartemen untukku. Kalau saja aku tidak terkejut dan sadar ada Dinda tadi, mungkin aku akan langsung menerjangmu saat itu juga.", jelas Jin terkekeh. Masih memeluk Kiara erat.
"Oppa, aku tidak bisa bernapas."
"Mian.", Jin melonggarkan pelukannya sedikit bukannya melepaskan.
"Kenapa kau tiba-tiba begini?", tanya Kiara heran. Pasalnya baru kemarin mereka bertemu dan biasanya Jin akan seperti ini saat mereka lama tidak bertemu.
"Aku bahagia sekali hari ini, sungguh."
"Jadi kemarin-kemarin kau tidak bahagia?"
"Bukan begitu. Hanya saja apa yang terjadi hari ini membuat diriku lega. Amat sangat lega sampai rasanya aku ingin memelukmu sepanjang hari dan tidak ingin melepaskanmu."
Kiara tertawa mendengar penuturan kekasihnya itu. Sejujurnya dia juga merasakan bahagia yang kekasihnya rasakan saat ini. Sama seperti yang Jin rasakan bahkan lebih.
"Kenapa kau malah tertawa? Kau tidak bahagia?", Jin melepaskan pelukannya kemudian memperhatikan wajah kekasihnya itu dengan pandangan bertanya-tanya.
"Apa masih harus aku katakan? Kau tidak bisa melihatnya dari wajahku?", tanya Kiara menggoda kekasihnya.
"Sayang, serius."
"Aku juga serius."
"Kiara Alexandra Subrata."
"Apa? Apa Kim Seok Jin?"
"Kau tidak bahagia ya?"
"Ah kekasihku benar-benar tidak peka. Aku bahagia. Sungguh. Sangat. Rasanya mau meledak saking bahagianya. Kau tidak melihatnya?"
Jin tertawa kali ini. Laki-laki itu kembali memeluk Kiara erat setelah mengecup bibirnya singkat.
"Terima kasih Tuhan karena telah mempertemukanku dengan gadis ini."
Kiara tersenyum dalam pelukan kekasihnya itu. "Aku yang harusnya berterima kasih pada Tuhan karena dipertemukan dengan mega bintang sepertimu. Sesuatu yang hanya bisa aku bayangkan di dalam mimpiku saja."
"Kau bicara apa? Aku ini hanya manusia biasa sama sepertimu. Jadi jangan berlebihan.", Jin mempererat pelukannya.
Kiara menjauhkan dirinya dari Jin, berusaha melepaskan pelukan mereka tapi kekasihnya itu menolak. Tangannya melingkar erat pada pinggang gadisnya tapi tubuh mereka sedikit berjarak.
"Kau itu bintang dunia Kim Seok Jin. Tidak sadarkah kau akan hal itu? Semua orang di dunia tahu dirimu. Jadi aku harus berterima kasih pada Tuhan karena Dia baik hati sekali mengijinkanku mengenal dirimu, bahkan menjadi kekasihmu. Sesuatu yang luar biasa besar yang terjadi dalam hidupku. Rasanya seperti memenangkan jackpot dalam sebuah lotre. Terima kasih karena kau memilihku diantara ribuan bahkan jutaan gadis yang memimpikan hal ini terjadi dalam hidupnya.", satu kecupan didaratkan Kiara pada bibir kekasihnya.
Jin terkejut sekaligus senang dalam waktu yang bersamaan, pasalnya ini pertama kalinya Kiara seberani ini. Biasanya selalu dirinya yang memulai. Rona merah nampak di pipi gadisnya itu.
Dan tanpa menunggu lebih lama, Jin langsung mendaratkan bibirnya pada bibir Kiara. Mencium kekasihnya itu dengan begitu lembut dan hati-hati seakan takut menyakiti Kiara kalau dirinya terburu-buru.
Kiara yang diperlakukan seperti itu jadi terbawa suasana dan membalas ciuman kekasihnya, sama lembutnya seperti yang Jin lakukan.
"Aku cinta kamu.", kata Jin saat tautan mereka terpisah karena kehabisan napas. Kening keduanya menempel.
"Aku juga cinta kamu.", balas Kiara tersenyum.
END
Silahkan maki aku kalau kalian tidak terima ini berakhir dengan begitu menyebalkan😆
Terima kasih semuanya!
Purple you!!!💜💜💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Kim Seok Jin [Completed]
Fanfiction[An Amateur] Apa yang akan kau lakukan bila memiliki kesempatan bertemu biasmu? Kiara, gadis beruntung yang memiliki kesempatan bertemu dengan biasnya secara langsung bahkan sesuatu yang tidak dia sangka terjadi.