25

4.4K 317 5
                                    

"Saranghae."

Satu kata yang lolos dari bibir milik Kim Seok Jin kembali membawa keheningan bagi keduanya. Juga ciuman tiba-tiba yang terjadi sebelumnya.

Jin sendiri terkejut dengan apa yang dia lakukan dan ucapkan pada Kiara. Semua itu terjadi begitu saja, tanpa di rencanakan. Reflek. Spontan.

Tapi jujur hatinya terasa sedikit lega setelah pengakuan tanpa rencana itu meskipun debaran jantungnya belum kembali normal.

Dia yakin gadis di sampingnya pun sama sepertinya--saat dia mencoba mengalihkan pandangan, mencoba memeriksa keadaan Kiara. Malah mungkin Kiara lebih-lebih terkejut dari dirinya karena gadis itu masih terdiam dengan pandangan lurus ke depan. Bergeming.

"Kiara...", akhirnya Jin berusaha membuka percakapan.

Kiara tidak menjawab tapi kepalanya menoleh pada Jin yang memanggilnya. Pandangannya lurus--tidak terbaca.

"Maafkan aku.", katanya tulus.

Kiara terlihat berusaha mencerna permintaan maaf Jin barusan. Jujur saja, otaknya masih terasa beku. Masih mencoba mencerna segala sesuatu yang baru saja terjadi beberapa menit lalu.

Antara ingin memaki atau justru memaafkan laki-laki itu setelah mencuri ciuman darinya. Karena jujur, ia merasa seperti ada letupan kembang api di dadanya saat ini, saat ia mendengar secara langsung pengakuan cinta seorang Kim Seok Jin.

Kiara dilema. Di satu sisi di bahagia, tapi di sisi lain dia juga tidak ingin dianggap sebagai perempuan murahan.

"Kiara, aku benar-benar minta maaf. Aku tidak pernah merencanakan untuk melakukan ini kepadamu, sungguh. Aku sendiri terkejut mengapa aku seperti itu.

Kau bisa memaki atau memukulku sekarang, sampai kau puas. Tolong jangan hanya diam saja seperti ini, kau membuatku takut dan semakin merasa bersalah.", Jin kembali melanjutkan saat Kiara masih tidak bicara. Khawatir.

"O-oppa, boleh aku bertanya?", akhirnya Kiara buka suara. Lirih.

"Ya, silahkan. Apapun."

"Apakah kau benar mencintaiku?"

Kali ini ganti Jin yang terdiam.

Dia ingin kembali mengakui perasaannya terhadap Kiara secara jantan--bukan sebuah pernyataan tiba-tiba seperti tadi--tapi dirinya takut. Nyalinya menciut. Terlebih karena status Kiara saat ini--yang sudah memiliki pasangan.

"Oppa kenapa kau diam?"

"Ya. Aku mencintaimu.", jawab Jin gamblang. "Aku tahu ini sulit di percaya. Tapi aku memang benar-benar jatuh cinta padamu. Semenjak pertama kali kita bertemu. Dan aku tidak membual tentang ini."

Kiara tersenyum ke arah Jin. Gadis itu kembali teringat kata-kata Jimin kemarin. Ternyata laki-laki itu benar. Perkataan Jimin benar tentang Kim Seok Jin yang jatuh cinta padanya.

"Kau tahu oppa, saat ini aku pikir aku bisa meledak seperti petasan mendengar pengakuanmu itu."

Jin tersenyum. Laki-laki itu merasa Kiara sangat menggemaskan saat ini. Kata-kata Kiara membuat debaran jantungnya yang semula kencang menjadi sedikit berkurang. Membuatnya lupa kalau ia baru saja menyatakan perasaannya pada gadis itu.

"Awalnya aku sama seperti penggemarmu yang lain, yang mencintai karena kagum. Tapi aku tidak ingin berbohong saat ini, saat aku punya kesempatan untuk mengatakannya langsung kepadamu kalau lama kelamaan rasa kagum itu berubah menjadi rasa cinta--yang sesungguhnya. Aku juga mencintaimu Kim Seok Jin."

Sebuah senyum samar tersungging di bibir tebal laki-laki itu.

Tapi kemudian Kiara melanjutkan perkataannya, "Aku bahagia luar biasa kalau ternyata idolaku--seorang bintang dunia--juga mencintaiku. Tapi kau tahu kalau aku sudah memiliki kekasih, kan? Aku juga mencintainya dan aku tidak bisa bertindak egois dengan mengakhiri hubungan kami begitu saja setelah mendengar pengakuanmu. Maaf. Maafkan aku.", tutur Kiara lirih.

Jin mencelos.

Rasanya lebih sakit daripada saat dirinya ditinggal begitu saja oleh mantan kekasihnya, dulu. Tapi dari kata-kata Kiara barusan, Jin menyadari satu hal bahwa ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Gadis itu juga mencintainya. Hanya saja keadaan mereka yang sulit.

"Aku tahu dan sadar resikonya saat aku menyatakan perasaanku. Tolong jangan pikirkan hal ini. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang aku rasakan kepadamu. Aku tidak ingin kau terbebani oleh hal ini."

Kiara terdiam. Hatinya pedih.

Ia mencintai laki-laki di hadapannya ini tetapi ia juga tidak bisa egois dan mengakhiri hubungannya dengan Rafa begitu saja.

Rafa yang mencintainya. Rafa yang dicintainya.

Bahkan rasa cintanya pada Jin adalah sebuah kesalahan, karena dia tidak seharusnya mencintai laki-laki lain saat menjalin sebuah hubungan.

"Kiara-ya, tolong jangan membenciku. Aku ingin kita tetap berteman untuk waktu yang lama. Maafkan aku atas segala kelancanganku tadi.", Jin memohon.

Bagaimana bisa aku membenci laki-laki ini? Laki-laki yang aku cintai dan juga mencintaiku. Aku tidak sanggup untuk membencinya. Malah aku merasa amat sangat bersalah karena sudah melukainya. Tapi dia malah memintaku untuk tetap berteman?

"Oppa, bagaimana mungkin aku bisa membencimu. Kau ini biasku, ingat?"

Kiara sengaja menjawab pertanyaan Jin seperti itu, dia ingin mengalihkan pembicaraan ini--yang terlalu serius dan melukai hati keduanya.

Jin tersenyum, dirinya sadar betul bahwa Kiara tidak ingin membahas pembicaraan mereka. Pun akhirnya dia juga mengikuti, tidak ingin membuat suasana kembali canggung saat Kiara berusaha mengubah keadaan.

"Ah benar aku lupa. Jadi berjanjilah padaku bahwa kau akan tetap setia menjadi penggemarku."

"Ay ay Captain!", Kiara menjawab dengan menirukan suara di lagu salah satu kartun favoritnya sambil meletakkan kelima jarinya diatas alis.

Tawa keduanya pecah.

Seluruh kecanggungan, perasaan sendu, serta semua pembicaraan yang menyakitkan hati keduanya luntur--hilang tak berbekas seakan memang tidak pernah ada sebelumnya.

Semudah itu segalanya berubah. Kembali seperti semula hanya dalam hitungan menit, seakan tidak pernah terjadi apapun.

***

My Lovely Kim Seok Jin [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang