Happy Reading :)
"Bukan urusan lo."
"Bikin irisin li. Huh!" Yerin natap pintu kamar mandi di kamarnya sebel pas Seungyoun acuhin dia.
"Apaan coba gunanya tawuran? Mau kelihatan sok hebat gitu?! Mendingan juga tanding olimpiade biar bermanfaat dikit. Cih!" Pisuh Yerin.
"Gue denger, mohon maaf!" Teriak Seungyoun dari dalem.
"Bodo amat, gue di sini merasa sendiri! Cuma gue di sini sendirian. Right?"
"Ampas!"
"Apa lo?!"
"Diem, brisik!"
"Lo yang diem!"
"Ngomong sekali lagi, gue siram pakai air."
"Silahkan! Aaakhhhh!!!"
Seungyoun beneran keluar sambil bawa gayung dan hampir nyiram Yerin. Tapi nggak beneran. Udahannya dia masuk lagi ke dalem.
"Bangke!"
"Hahahhaa." Ketawa dia di dalem sana. Coba aja kalo Yerin nggak lagi sakit. Udah dipukul itu si Seungyoun. Yerin ambil remot dan nyalain tvnya. Dia lagi nggak mau kelahi dulu.
Setelah beberapa menit, Seungyoun keluar dengan rambut basah dan handuk yang melilit di lehernya. Dia pake baju kok. Seungyoun cukup tau diri. Dia duduk di sofa yang ada di sana sambil main game dulu. Dia nggak nutupin lukanya lagi yang ada di lengan, karena Yerin juga udah tau.
"Ambil salep di laci paling bawah," suruh Yerin sok cuek. Padahal tangannya gatel pengen ngobatin. Dia dulu pas SD ikutan dokter kecil. Pokoknya dari dulu kalo liat orang luka dia gatel banget pengen ngobatin. Mau siapapun itu.
Yerin cita-cita mau jadi dokter nanti. Semoga aja bisa terkabul. Aamiin.
Seungyoun nyautin dengan deheman. Tapi, nggak jalan dan tetep main game.
"Nanti infeksi, cepetan!" Suruh Yerin, nadanya naik satu oktaf.
"Ntar."
"Sekarang!"
"Bawel!" Seungyoun naruh hpnya dan buka laci paling bawah. "Nggak ada."
"Dirogoh bapak! Anda aja baru buka udah bilang nggak ada." Bener-bener ini anak buat Yerin darah tinggi.
Setelah Seungyoun nemuin salepnya, dia mau jalan ke sofa. Tapi, tangannya ditarik Yerin buat duduk di sebelahnya. "Mau kemana lu? Sini!"
"Lepasin tangan gue."
"Mana—" Yerin rebut salepnya dan nahan tangan Seungyoun biar itu anak enggak kabur. Udah berasa kayak mamak-mamak ngurusin anaknya yang bandel.
"Diem."
Nggak tau kenapa Seungyoun nurut. Daripada dibawelin Yerin, bikin kuping panas.
"Faedah tawuran apa, gue tanya?"
"Nggak ada urusannya sama lo."
"Ada lah, gue ketos, gue cuma nggak mau nama SMA Nusantara tecemar gara-gara hal bodoh dan konyol kayak yang geng lo lakuin. Tawuran sama SMA swasta, kalau dapet uang lakuin dah gue dukung. Lha ini dapet luka, masih dilakuin. Tangan lo yang satu mana?"
"Udah, lo jangan sok perhatian sama gue!" Seungyoun berdiri dan jalan ke balkon menghindar dari Yerin.
"Masih baik gue perhatiin. Ya Allah gusti paringi sabar," ucap Yerin sambil naruh salepnya di atas nakas.
***
"Bosen, banget," lirih Yerin sambil muter tutup botol minumnya. Dia nunggu di kelas sendirian pas semua temennya lagi ada jam olahraga pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda [Vol. 1] ✓
Fanfiction[END] "Gara - gara TOD Hangyul, gue beneran nikah sama ketos galak." "Sekali kamu pacaran, penghulu papa panggil!" Bagaimana jika TOD membuat hidup seorang Galaksian Seungyoun Adiyasa berubah 180 derajat dan terpaksa menikahi ketua osis yang merup...