Happy Reading :)
Tiga hari setelah kelulusan, Seungyoun sama Yerin cantumin pernikahan mereka di negara. Awalnya ada pertentangan kedua belah pihak yang mengurusi. Tapi, berkat Jimin, semua beres. Dan mereka udah punya buku nikah. Seneng woy, udah diakui secara agama dan hukum.
Dan rencananya mereka bakalan umumin ke temen-temennya juga. Jadi nggak sabar mau lihat ekspresi mereka gimana.
Yerin udah ngontakin temen - temennya buat ke cafe Hangyul. Ada yang mau dia omongin. Karena, dia udah janji, habis lulus dan ambil ijazah. Dia bakalan bilang, kalo dia udah nikah sama Seungyoun.
***
Yang udah dateng baru Jennie. Mereka berdua dan ngobrol-ngobrol sambil nunggu SSKA yang lain.
Dan tiba-tiba Yerin inget temennya di wattpad, dia author juga. Yerin mau minta tanggapan ke Jennie, karena Jennie ini udah pro tentang nulis menulis. Yerin tunjukkin chat-chatan dia sama author kenalan Yerin di wattpad.
Author itu kayak merasa down karena view dia yang nggak bertambah kayak dulu, vote dia berkurang, dan yang komentar juga sedikit. Yerin yang masih new kan juga nggak paham. Karena, hidup dia juga nggak terpacu dalam dunia orange. Ya, Yerin juga harus ngurus dunia realnya juga. Jadi, dia anggap wattpad itu tempat refreshing, bukan untuk bersaing. Dan siapa tau Jennie bisa tanggapi itu.
"Huh, banyak kok mungkin yang merasa kayak gini, gue dulu juga," ucap Jennie.
"Hah serius? Terus gimana?" tanya Yerin.
"Ya, karena gue ga bersyukur aja. Mengapa terkadang, gue nggak bersyukur atas apa yang gue dapetin Mengapa selalu aja iri sama orang lain, walau gue tau pencapaian masing - masing pasti berbeda dan walau gue tau Allah telah mengatur sesuai porsinya? Mengapa sangat berat sekali jika gue ngerasa kayak tersaingi? Walau gue tau pencapaian gue mungkin, jika orang lain yang memilikinya akan sangat berarti? Kenapa gue kayak gini? —
Pasti banyak author yang kayak gini. Dulu gue kayak gitu. Selalu merasa tersaingi, selalu ingin lebih unggul dari yang lain dan gue sampe nggak sadar, gue malah ngerusak dan hancurin ide pada cerita yang gue buat, karena keegoisan gue. Gue selalu ngejar vote, ngejar view, ngejar komentar mereka, suruh mereka follow gue. Seakan gue ini pemaksa ga sih? Dan saat view gue ga naik - naik, vote gue menurun, para readers jarang komentar lagi, ada yang unfoll gue. Banyak yang nggak baca lagi, yang biasa vote dan komen, sekarang ga muncul. Gue merasa down parah, dan gue nangis tanpa alasan, ya dulu gue emang goblok banget, sumpah goblok anjir hahahha, dan—
Gue mulai berpikir. Kenapa gue sebodoh ini? Kenapa gue berpatokan pada pencapaian orang lain? Dan kenapa gue selalu iri dengan mereka yang mungkin cerita mereka lebih bagus dari gue, makannya banyak yang suka. Sedangkan cerita gue muter-muter disitu aja karena keegoisan gue yang paksain update tapi nggak sesuai mood dan ide yang udah ngalir?
Dan lama kelamaan gue sadar. Awal mula gue buat cerita bukan untuk bersaing. Tapi, untuk menunjukkan karya gue kepada orang lain, dan melakukan hobi gue, yaitu membuat cerita. Dan di situ gue mikir, mau mereka suka atau nggak, itu ya hak mereka. Nggak bisa kita memaksa mereka untuk selalu mendukung kita. Read, kalo gue sekarang, gue nggak maksa mereka buat dukung cerita gue lagi dengan cara memaksa. Tapi, jika mereka mendukung gue, gue bakalan ucapin terima kasih banyak.
Dan gue merenung. Terkadang, kita lupa caranya bersyukur," jelas Jennie dan buat Yerin senyum.
Yerin juga pernah berpikiran kayak gitu. Tapi, dia mikir kayak. 'Apaan sih, orang gue buat cerita juga hobi gue, bukan untuk bersaing.' Dan ternyata Jennie malah lebih parah dari dia. Terkadang hidup seperti itu, tapi kita akan sadar dan akan bersyukur, jika kita paham apa yang telah kita lakukan itu salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Muda [Vol. 1] ✓
Fanfiction[END] "Gara - gara TOD Hangyul, gue beneran nikah sama ketos galak." "Sekali kamu pacaran, penghulu papa panggil!" Bagaimana jika TOD membuat hidup seorang Galaksian Seungyoun Adiyasa berubah 180 derajat dan terpaksa menikahi ketua osis yang merup...