79. Aku Tunggu Kematiannya

4.4K 449 95
                                    

Maaf ya, ini bakalan banyak chapter yg buat emosi. Aku membaca komentar-komentar kalian, rata-rata pada emosi aowakowaowk. Jadi, minum pil dulu lah kita...

***Happy Reading :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
Happy Reading :)

Yerin sama Seungyoun udah pulang sekolah dan mereka mampir kfc dulu buat beli makan, tapi dibungkus biar makannya bareng sama Nina di rumah.

Sebenernya rada sakit hati Yerin waktu itu. Tapi, ya gimana lagi. Mungkin itu emang salah dia yang nggak teliti. Semenjak itu dia jadi males masakin lagi, dan lebih milih buat beli.

Udah seminggu Nina tinggal di sana. Dan udah di pasang cctv di tempat tersembunyi juga, tanpa sepengetahuan Nina dan Seungyoun. Yerin lihat, nggak ada gerak-gerik mencurigakan dari Nina selama seminggu itu.

Waktu dia sekolah juga nggak ada hal mencurigakan. Nina sering main sama kucing yang Seungyoun beli beberapa hari lalu, kalo mereka lagi sekolah. Kalau nggak dia biasanya duduk nonton tv. Pokoknya selama seminggu, Yerin rasa nggak ada apa-apa waktu dia cek rekaman cctv, semua normal.

"Nanti kalo lulus rencana mau kuliah kedokteran di mana?" tanya Seungyoun. Tumben dia nanya.

"Aku? Di Jogja, samaan kayak Rowoon. Tapi, jangan cemburu, cuma kuliah doang," balas Yerin.

Seungyoun ketawa pelan. "Ga lah."

"Biasanya gitu."

Yerin diem lagi. Semenjak ada Nina, mereka jadi jarang ngobrol banyak. Paling kalau ada yang penting-penting aja. Dan Seungyoun juga nggak gombal-gombal dan modus juga seminggu ini. Jujur, Yerin ngerasa sepi. Dia lebih banyak waktu sama adeknya, daripada sama Yerin.

Yerin paham, gimana perasaan Seungyoun. Pasti dia kangen parah sama Nina. Jadi, ya nggak masalah juga sebenernya.

Setelah pesenan mereka jadi. Mereka langsung pulang. Yerin sempet natap Seungyoun yang jalan duluan. Biasanya dia bakalan gandeng-gandeng kayak orang bucin. Tapi, sekarang enggak.

Dia bonceng habis itu mereka pulang langsung. Di perjalanan juga diem dan itu hampir sering terjadi selama seminggu ini. Rasanya beda banget. Yerin lingkarin dua tangan di perut Seungyoun. Cowok itu lirik dan dia pegang tangan Yerin pake tangan kirinya. "Kenapa?" tanya Seungyoun.

"Gapapa," jawab Yerin sambil naruh pipi chubbynya di bahu Seungyoun. Gemes banget Seungyoun yang lihatin itu dari spion.

Yerin angkat kepalanya dan lepas lilitan tangan pas Seungyoun berhenti di gerobak es dawet. Mereka turun dan beli es dawet dulu.

"Tiga, Pak," ucap Seungyoun. Bapak itu ngangguk dan buatin pesenan. Bapaknya udah kelihatan tua dan juga sepi jualannya. Seungyoun juga lihat dawetnya, santan, sama gulanya juga masih banyak.

"Banyak jualan biasanya jam berapa?" tanya Seungyoun.

"Jam sembilan biasanya," jawabnya. Dan ini udah jam 4 sore. Dagangannya masih banyak.

Nikah Muda [Vol. 1] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang