TIB || 25

3.4K 160 1
                                    

Hai Readers!
Kalau ada typo koreksi aja ya
Happy Reading!

🎶🎶 Kesayangan–Al Ghazali ft. Chelsea Sania 🎶🎶

Alana meletakkan gitarnya dan melihat kearah halaman bawah rumahnya.

"Raka???!!"

Raka tersenyum kearah Alana sambil melambaikan tangan. "Sebentar Raka, Alana turun."

"Jangan Al! Lo disitu aja." teriak Raka.

Raka melihat pohon yang mengarah ke balkon Alana. Raka memanjat pohon itu dasar rakun! Yak sekarang dia berada di depan Alana. Raka menangkup wajah Alana dan mengusap lembut air mata Alana.

Raka memeluk Alana dengan erat yang mengisyaratkan jangan pergi darinya. Raka menempelkan dahinya ke dahi Alana dan memejamkan matanya.

"Maaf." ucap Raka.

Alana memeluk Raka. "Alana yang minta maaf...hiksss...hiksss... Alana udah bikin Raka kecewa... maaf... hiksss...hikss.." tangis Alana pecah begitu saja.

"Gak Al, gue yang udah kecewain lo. Maaf." ucap Raka sambil menatap dalam mata Alana.

"Raka gak salah... hikss...hikss...Alana yang sal– hmpphhhh."

Raka mendaratkan bibir nya di bibir Alana tanpa ada lumatan. Alana sama sekali tidak berontak. Ia tahu ciuman ini adalah ciuman rasa sayang Raka terhadap dirinya. Alana tidak ingin merusak suasana.

Beberapa menit berlalu. Raka menyudahi aksi nya dan dengan segera ia menjauhkan bibir nya dari Alana. "Maaf Al gue lancang."

"Gak papa Raka." ucap Alana sambil mengelus wajah Raka.

"Jangan pergi Al, gue gak mau lo kemana-mana. Lo mau kan berjuang sama-sama?." lirih Raka. Alana pun tersenyum mengangguk dan melingkarkan kedua tangannya di leher Raka.

Raka menggendong Alana seperti bayi koala dan duduk di tepi tempat tidur. "Kenapa belum tidur? Hmm." tanya Raka.

"Alana gak bisa tidur." ucap Alana.

"Ya udah sekarang tidur ya."

"Terus Raka nggak pulang?."

"Pulang setelah lo tidur."

"Alana sayang Rakun!."

"Lo jangan jadi Ken sama Adit manggil gue Rakun." ucap Raka namun Alana hanya tertawa.

Alana menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Raka. Raka pun mengelus punggung Alana. Beberapa menit kemudian terdengar nafas Alana teratur yang berarti menandakan Alana sudah terlelap.

Raka menaruh Alana di tempat tidur dengan perlahan agar Alana tidak terbangun. Ia melepaskan rangkulan Alana yang melingkar di leher kekarnya, Raka menarik selimut untuk menutupi tubuh mungil Alana. Raka melirik jam dinding yang ada di kamar Alana.

Sudah pukul 00.00 ia mengambil semua barang-barang Alana yang berada di balkon lalu Raka mencharger handphone Alana. Dia duduk didekat Alana dan mengamati wajah Alana.

Ia mencium kening, lalu ia mencium kedua mata Alana secara bergantian dan mencium kedua pipi Alana juga secara bergantian.

"Gue pulang ya Al." ucap Raka yang tentu tidak di dengar Alana.

Raka menutup pintu balkon Alana dan turun melalui pohon yang ia panjat tadi. Ia berlari menuju motornya dan segera ia menarik pedal gas nya pergi meninggalkan rumah mewah Alana.

Disepanjang jalan Raka menampilkan senyum manisnya yang tertutupi helm full face miliknya. Namun tiba-tiba segerombolan motor mengelilingi dirinya. Tidak salah lagi mereka adalah musuh-musuh Raka.

"Minggirin motor lo!." terdengar samar-samar salah satu mereka berbicara.

Raka pun menepi dan membuka helm nya. "Minggir lo semua."

"Santai bos." salah satu dari mereka turun dari motor dan menghampiri Raka.

Orang itu pun membuka helm nya. "Masih ingat sama gue?." tanya orang itu sambil menyunggingkan senyum diwajahnya.

Raka terkekeh. "Aldo. Si ketua gak ada nyali." ucap Raka.

"Yayaya terserah lo mau nyebut gue apa, tapi gue ngga yakin apa dewa keberuntungan berpihak sama lo malam ini?."  ucap Aldo.

Raka turun dari motor, menatap kearah Aldo dan melihat disekelilingnya. "Berani nya keroyokan." ucap Raka sambil tertawa pelan.

"One by one" lanjut Raka kepada Aldo.

Aldo pun mendang Raka namun tendangannya meleset. Raka melayang kan pukulan kearah Aldo. Dan perkelahian mereka cukup ganas.

Bugh!

Salah satu anggota Aldo memukul kepala Raka. Dan Rak pun jatuh tersungkur dan memegang kepala nya. Mereka pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu mereka semua menghabisi Raka hingga membuat Raka tidak sadarkan diri.

"Cabut." ucap Aldo sambil menyeka darah yang berada disudut bibirnya. Mereka semua pergi meninggalkan Raka yang tergeletak di jalanan.

Tidak sengaja Ken berada di jalan yang sama dengan Raka lalu ia melihat Raka yang tidak sadarkan diri. Segera ia berlari menuju Raka.

"Buset! Raka!." Ken terkejut saat melihat Raka tergeletak di jalanan.

"Ya Allah Raka!, lu mah ih. Ini gue harus gimana!! Sadarr Rakun!!. Gue bawa lo sekarang ke rumah sakit." Ken pun mengangkat tubuh Raka dan dengan segera ia mengendarai motor Raka.

Ken pun memberhentikan motor Raka di depan UGD. "SUSTER! DOKTER! SATPAM! BUSET AH SAPA AJAA TOLONG WOY!"

Beberapa suster pun keluar dan langsung membopong Raka. Sementara Ken sibuk menghubungi Alvano, Reyno dan Adit. Tidak lama mereka semua berkumpul didepan ruang UGD.

"Eh kenapa bisa Raka babak belur begitu?." tanya Alvano.

"Cepetan cerita!." ucap Reyno dan Adit secara bersamaan.

"Tadi gue jalan-jalan cari minimarket. Nah terus gue nemuin tu anak di pinggir jalan mukanye udah bonyok begono." ujar Ken.

"Kira-kira siapa ya yang ngelakuin??" tanya Adit.

"Apa mungkin... Rafael?." ucap Reyno.

ceklekk..

Dokter pun akhirnya keluar. "Gimana kondisi temen saya dok?." tanya Alvano.

"Kagak koit kan temen gue dok?." tanya Ken.

"Mulut lu sekate-kate banget!." Reyno menjambak rambut Ken.

"Tau ni Ken. Kagak modar kan temen gue dok?." tanya Adit.

"Lo juga! Sama aja! Punya mulut kaga ada filter nya." timpal Reyno.

"Ck. Gimana dok??." Alvano bertanya kembali kepada dokter.





bersambung....




Commentt



Jangan lupa Follow, Vote, Comment, Share this story and Add this story in your reading list. Follow instagram @erika.afin @wattpaderikaa thank you🥰

The Ice Boy [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang