TIB || 32

3.1K 166 1
                                    

Hai Readers!
Kalau ada typo koreksi aja ya
Happy Reading!


🎶🎶 Jealous–Labrinth 🎶🎶

Bagaimana dengan Raka? Raka masih mematung dengan tangan dimasukkan kedalam kantong celana nya. Dan tidak bereaksi apapun, tatapan nya jangan ditanya, datar.

Iren dan Alex pun berlari saat mendengar suara pecahan dan melihat kaki Anastasia yang terluka. "Ada apa ini?!" ucap Iren.

"Ma..maaf Nyonya dan Tuan, saya sudah meminta Non Ana untuk tidak mencuci piring, sekali lagi maaf Nyonya dan Tuan." ucap pelayan tersebut sambil menunduk.

"Cepat bereskan!." perintah Alex dan dengan cepat pelayan tersebut membersihkan pecahan piring.

"Papa ini salah Ana, Ana yang mau bukan Mba nya kok, maaf Papa Mama." lirih Anastasia.

"Kamu gak papa sayang, ahh astaga liat kaki kamu sayang, luka." ucap Iren.

"Gapapa Mama nanti Ana bersihin lukanya sendiri."

"Raka tante minta tolong dong gendong Ana ke ruang keluarga." pinta Iren.

Raka menoleh kearah Alana yang berada di samping nya sangat terlihat jelas Alana memasang wajah cemburu. Matanya pun memanas rasanya ia ingin menangis saat ini juga. Raka pun melangkah dan dengan cepat menggendong Anastasia ala Bridal style. Anastasia meneguk saliva nya sendiri saat melihat wajah Raka dari dekat.

Alis yang tebal, bulu mata yang panjang, mata yang tajam namun mampu memabukkan siapa saja yang menatap nya, rahang yang tegas, hidung yang mancung. Ah sempurna sekali, Anastasia pun tersenyum dan menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Raka. Alana sangat kesal dengan Raka, bisa-bisanya Raka menggendong Anastasia.

"Bahkan luka nya tidak terlalu parah! huh!." ucap batin Alana.

Raka menurunkan Anastasia di atas sofa, Raka terkejut melihat Anastasia yang sedari tadi menatap dirinya.

"Kenapa?." tanya Raka sambil menaikan satu alis nya.

"Eh anu em gak papa kok Kak." jawab Anastasia.

"Alana tolong ambilkan kotak P3K nak." pinta Iren.

Alana mendengus kesal dan menghentakan kakinya sekali lalu pergi mengambil kotak P3K. "Rasa-rasanya kehadiran Ana disini menyita perhatian Mama Papa." gumam Alana sambil merunduk sedih. "Bahkan Raka juga." lanjutnya.

Setelah itu dia membawa kotak P3K dengan langkah yang berat. Alana menyerahkan kotak obat tersebut kepada Iren, dan tidak lupa dengan wajah nya yang masih sebal. "Raka bisa obatin kaki Ana kan? Tolong ya sayang." ucap Iren dengan lembut.

Raka melihat Alana yang menunduk sedih, lalu tersenyum tipis. "Iya Tan bisa." jawab Raka dan Alana menganga tak percaya.

Raka pun berjongkok di depan Anastasia. "Pelan-pelan ya Kak." ujar Anastasia, bukan jawaban dari Raka namun hanya mendapat lirikan sinis dari Raka.

Raka pun mengambil Rivanol dan kapas. Pelan-pelan Raka mengobati Anastasia. "Al...Alana naik ke kamar dulu ya, permisi." Alana tidak mau melihat moment pahit itu.

"Iya Al kamu istirahat di kamar aja ya." ucap Iren.

Raka tau pasti Alana cemburu melihat dirinya dengan Anastasia, mata Raka pun tidak pernah lepas dari Alana yang berlari menaiki tangga.

Brak!

Terdengar suara pintu seperti terbanting. Raka pun sengaja menekan luka di kaki Anastasia hingga membuat pemilik luka tersebut meringis.

"Sshhhh...Ahhh! Sakit tau Kak Raka iiih."

Raka pun menatap Anastasia dengan tatapan yang tidak bisa di artikan. Ia berdiri dan menaruh kapas tersebut.

"Raka, kenapa?." tanya Iren.

"Saya izin ke kamar Alana." tanpa menunggu jawaban dari Iren, Raka langsung pergi menuju kamar Alana.

"Kak." Anastasia menahan tangan kekar Raka, Raka pun menoleh kearah Anastasia.

"Apa?." tanya Raka sambil menaikkan satu alis nya.

"Kakak mau kemana? Kak belum selesai obatin Ana." ujar Anastasia sambil menunjuk kan puppy eyes.

Raka bergedik jijik melihat tatapan itu, dia menepis tangan Anastasia sedikit kasar. "Lo obatin aja sendiri." ucap Raka lalu pergi meninggalkan Anastasia, Iren dan Alex.

"Ihhh Kak Raka kok malah tinggalin Ana sihh!." ucap Anastasia dengan kesal.

"Mah, kamu apa-apaan sih. Alana itu sayang sama Raka kenapa Mama bikin Alana cemburu sih?." ucap Alex.

"Aku gak bermaksud gitu Lex." Iren pun menggigit bibir bawah nya.

***

Brak!

Alana menutup pintu kamar nya dengan keras dan membanting dirinya di atas kasur miliknya.

"Apaan sih Mama, kan bisa minta tolong Alana aja yang obatin, bisa juga kan pelayan yang ada disini buat obatin Ana! kenapa mesti Raka sihh!." ucap Alana.

"Iiih! Sebel sebeeellll." Alana memukul-mukul boneka miliknya.

"Raka juga! Mau aja di suruh Mama!." Alana pun membalik posisinya menghadap ke kanan.

Raka berdiri di depan pintu kamar Alana, dia pun mebuka pintu Alana, Raka melihat gadisnya sedang kesal. Tunggu tunggu, apa? Gadisnya? Pacar saja pun bukan. Alana tidak menyadari kehadiran Raka yang sekarang berbaring di sebelahnya dan memperhatikan dirinya.

"RAKUN NYEBELIN!." teriak Alana

"Gara-gara Adit sama Ken manggil gue Rakun Alana jadi manggil gue Rakun." ucap batin Raka.

Alana pun membalik kan tubuh nya ke arah kiri. Alangkah terkejut nya dia saat melihat Raka yang berada di samping nya sambil melihat dirinya dengan tersenyum. Jangan ditanya bagaimana jarak mereka, dekat bahkan sangat dekat, Alana pun dapat merasakan hembusan nafas Raka, aroma mint.

"Kenapa? Ganteng?." tanya Raka sambil mencubit hidung Alana.

"Iya Rakun nya kok ganteng ya?." ucap Alana dengan polos.

Alana tersentak. "Eh! Astaga Raka, kapan masuknya kok Alana gak tau??." tanya Alana.




bersambung...




comment gais:)



Jangan lupa Follow, Vote, Comment, Share this story and Add this story in your reading list. Follow instagram @erika.afin dan @wattpaderikaa thank you🖤

The Ice Boy [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang