TIB || 34

2.9K 143 10
                                    

Hai Readers!
Kalau ada typo koreksi aja ya
Happy Reading!

🎶🎶 Kunci Hati-Afgan 🎶🎶

"Astaga Al! bangun Al!!." ucap Raka sambil menepuk-nepuk pelan pipi Alana.

"Alana lo beneran pingsan? Al jangan bercanda dong. Al!" ucap Raka namun tak dapat balasan dari Alana.

Melihat wajah Alana yang memucat Raka pun tambah panik, sekarang ia bingung apakah Alex dan Iren perlu tau? Raka pun mengambil gelas yang berada di atas nakas dan berlari menuju kamar mandi untuk mengambil air.

Lalu ia cipratkan air itu ke wajah Alana namun hasilnya nihil. "Al kamu seriusan atau bercanda sih please Al bangunn." ucap Raka sambil memeluk Alana.

Dan...

"DORRRRRRR!!!." teriak Alana.

Raka pun hanya menatap Alana dengan tatapan dingin. Alana mendongakkan kepalanya ke atas dan membalas pelukan Raka, ia melihat Raka sangat khawatir dengan dirinya padahal baru pingsam bohong-bohong apalagi kalau pingsan beneran. Raka menatap datar wajah Alana dan melepas pelukan Alana.

"Rakun marah???." tanya Alana yang sudah merasa tidak enak telah mengerjai Raka.

"Haha rasain." gumam Anastasia yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua di balik pintu Alana.

Raka masih diam dan menatap Alana dengan datar. "Raka jangan diemm, jawab Alana." ujar Alana sambil menggenggam kedua tangan Raka.

"Iya Alana minta maaf bercanda nya sudah kelewatan Raka, maafinn Alana." lirih Alana.

"Raka!."

"Rakun!!!."

Raka menangkup wajah Alana dan mendekatkan wajahnya ke Alana dan mengecup kedua pipi Alana secara bergantian. "Boleh bercanda." Raka pun mulai angkat bicara.

"Tapi jangan berlebihan kayak tadi. Paham?." ucap Raka sambil mengelus-elus pipi Alana.

"Iya Raka, Alana paham, Alana gak akan ngulangin lagi. I'm promise." ucap Alana sambil menunjukkan jari kelingking nya dan Raka menautkan jari kelingking Alana sambil tersenyum.

"Loh, Loh! Kok, kok malah baikan sih?! ngeselin banget sih! Tau ahhh!!!." Anastasia pun pergi meninggalkan kamar Alana.

Raka dan Alana pun saling memeluk erat satu sama lain. "Lo nakal ya." Raka memencet perut datar Alana dengan jari telunjuk nya.

"Ihhh geli Rakunn!!." ucap Alana sambil melindungi dirinya.

"Nih hukuman buat lo." ucap Raka lalu dia menggelitik kan tubuh Alana.

"Ahahahahaha ampunnn ampunnn ahahahahaha." ucap Alana sambil tertawa.

"Gak ada ampun." ucap Raka.

"Stoppp Rakaaa geliii ahahahahah."

Raka pun menghentikan aksinya dan membiarkan Alana mengatur nafasnya. Alana benar-benar kehabisan nafas karena perbuatan Raka. Lalu Raka menatap Alana dengan tatapan sulit di artikan.

"Raka kenapa??." tanya Alana.

"Gak. Aku cuma mikir aja gimana kalau kejadian tadi bener-bener terjadi." jawab Raka.

"Hey Raka jangan takut." ucap Alana sambil mengelus wajah Raka.

Raka memeluk Alana dengan erat. "Gue gak akan biarin orang-orang nyentuh lo apalagi sakitin lo, gue rela tukar nyawa gue buat lo, janji sama gue apa pun yang terjadi jangan pernah pergi dari gue." ujar Raka.

Raka menghela nafas. "Dulu gue pernah kehilangan seseorang karna kesalahan dia. Dan semenjak itu gue mengunci hati sampai sekarang gue ketemu lo. Lo berhasil jadi kunci hati gue Al. Gue harap lo gak ngecewain Al."

"Iya Raka, Alana janji gak akan ngecewain Raka, Alana sayang Raka. Raka jangan sakitin Alana ya, Alana gak pernah ngerasain rasanya jatuh cinta. Raka cinta pertama Alana." ucap Alana sambil tersenyum.

"Ya udah kamu tidur ya."

"Tapi Alana mau di peluk Raka."

"Ya udah sini." Raka menyandarkan tubuh nya di kepala tempat tidur

Raka membentangkan kedua tangan nya menginstruksi Alana untuk memeluknya. Alana pun memeluk Raka dengan erat dan menaruh kepala nya di atas dada bidang Raka. Dengan lembut Raka mengelus kepala Alana.

"Tuhan jangan ambil dia." ucap Raka.

Beberapa menit kemudian Raka merasakan nafas Alana yang teratur, menandakan kalau Alana sudah berada di alam mimpi nya. Raka melepaskan pelukan Alana dan dengan hati-hati memindahkan Alana dan memakaikan selimut untuk Alana.

Raka pun mengecup lembut kening Alana dengan durasi yang lama. "Mimpiin aku ya... sayang." ucap Raka.

Raka mengambil buku dan pulpen yang berada di atas meja Alana dan merobek satu kertas lalu ia menuliskan sesuatu, setelah dia selesai, ia meletakkan kertas itu tepat di atas nakas samping tempat tidur Alana. Ia melirik ke arah Alana dan tersenyum. "Dasar kebo." ucap batin nya.

Ia pun meninggalkan kamar Alana dan alangkah terkejut nya Raka saat melihat Anastasia yang berdiri sambil menatap dirinya. Namun ia menyembunyikan rasa terkejut nya dengan memasang muka datar dan tatapan dingin ke arah Anastasia.

"Napa lagi ni bocah. Jijik gue liat." ucap batin Raka.





bersambung...






Votee



Jangan lupa Follow, Vote, Comment, Share this story and Add this story in your reading list. Jangan lupa juga follow instagram @erika.afin dan @wattpaderikaa Thank you🖤

The Ice Boy [END]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang