The Ice Boy [END]✔️

TIB || 36

Hai Readers!
Kalau ada typo koreksi aja ya
Happy Reading!

🎶🎶 Ruang rindu-Mawar (Cover) 🎶🎶

Rafael pun turun dari motor nya. "Gue nggak mau Alana sakit hati gara-gara kelakuan lo."

"Bacot!."

Bugh!

Satu pukulan tepat mengenai wajah Rafael. Rafael menyeka darah yang keluar dari sudut bibir nya yang robek.

"Anjing!." Rafael pun ingin membalas perbuatan Raka namun terhenti karna mendengar teriakan.

"Berhenti kalian!"

Raka dan Rafael pun menoleh ke arah sumber suara. Akhirnya Rafael mengurungkan niat nya yang ingin memukul Raka.

"Mau buat keributan di rumah Tante?." tanya Iren.

"Maaf." ucap Raka.

"Tante saya minta izin mau ajak Alana jalan-jalan." ucap Rafael.

"Alana tidur. Pulang lo sana!." ucap Raka.

"Gue gak nanya sama lo babi."

"Heh sudah! Alana nya tidur jangan di ganggu, kalau mau ajak jalan-jalan Anastasia aja." ucap Iren lalu meninggalkan mereka berdua.

"Ha? Anastasia? Siapa tu orang?." tanya Rafael dengan heran.

"Anak adopsi." jawab Raka dengan cuek.

"Anak adopsi nya Tante Iren?." rasa marah Rafael terhadap Raka pun berganti dengan rasa penasaran.

"Iya." jawab Raka dengan singkat.

Rafael dan Raka pun masih menatap pintu rumah Alana yang tertutup."Lah ngapain adopsi anak?" tanya Rafael lagi.

"Biar Alana punya teman katanya." ucap Raka.

"Idih kagak bersyukur banget ni keluarga udah punya Alana." ucap Rafael tanpa mengubah tatapan nya.

"Gue juga heran." ucap Raka yang juga masih menatap pintu rumah Alana.

"Lo tadi ketemu sama yang nama nya siapa tadi? Anabelle?." tanya Rafael.

"Anastasia, tolol." ucap Raka sambil memutar bola mata malas.

"Iya itu. Ketemu?."

"Iya."

"Terus cantik kagak tu anak?."

"Lumayan. Tapi gue gak tertarik." jawab Raka.

"Masa alasan nya itu doang mau adopsi anak." ucap Rafael sambil melipatkan kedua tangan nya di depan dadanya.

"Ntah." jawab Raka.

"Lo gak curiga gitu?." tanya Rafael.

"Curiga apa?."

"Ya apa kek gitu."

"Gue ngapain ngomong sama lo najis anjing." lanjut Raka.