- Eternal Love -

13.4K 832 235
                                    


Pagi itu seluruh penyihir menara sibuk menyiapkan peralatan sihir mereka untuk hari istimewa Putri Athanasia.

" jangan lupa siapkan ini.."

"Kenapa batunya hanya ada segini.. bawakan lagi dari ruang penyimpanan"

"Chief, kami akan siap untuk gladi dalam 30 menit"

"Jangan sampai berantakan.. Menara ini masih dibutuhkan, kita tak punya menara baru jika ini dihancurkan"

Evan, yang lebih sering dipanggil kakek oleh Athanasia, Ketua dari menara sihir kerajaan Obelia mengawasi langsung persiapan pemutaran rekaman langsung pernikahan Putri Athanasia.

"Aku pergi sebentar menemui pengantin pria"

Evan menggunakan sihir dan sampai dengan sekejap di depan ruang persiapan pengantin pria.

"Tuan.. Ini Evan, bolehkah saya menemui anda sebentar?"

"Masuklah" Suara pengantin pria terdengar dari dalam ruangan.

"Tuan. Selamat atas pernikahan anda. Kami sudah menyiapkan segalanya, jika anda berkenan, bisakah anda memeriksanya dahulu untuk terakhir kali?"

"Tidak perlu. Aku percaya pada kalian. Dan kalian juga tahu kan apa yang akan terjadi jika ini kacau?" Pria itu menjawab sambil merapikan dasinya.

Pengantin pria nampak gagah dengan setelan jas putih yang senada dengan gaun pengantin wanita. Rambut hitam panjangnya telah dia potong sejak beberapa tahun lalu. Alasannya? Athanasia selalu menjambak rambutnya setiap kali mereka bertengkar. Dan hey itu sakit! Jadi dia memotongnya. Pria itu tetap sangat mempesona dengan gaya rambut pendeknya saat ini.

"Siapkan dengan baik. Aku ingin hari ini menjadi hari paling bahagia untuk Tuan Putri"

"Baik Tuan.. Saya permisi dulu"

Mata merah ruby nya memancarkan kebahagiaan. Dibukanya kotak beludru merah di tanggannya. Dua cincin emas putih bertahtakan Ruby dan Sapphire. Ruby untuk pengantin wanita dan Sapphire untuk pengantin pria.

'Kamu milikku. Dari ujung kepala hingga ujung kaki, dari awal kamu milikku Athanasia."

'Aku bukan milikmu. Kau milikku'

Lucas tertawa kecil mengingat perkataan mereka masing masing 8 tahun yang lalu.

Di belakang kedua cincin tersebut terukir nama mereka dan

'My Eternal Love'

'Akhirnya hari inj kamu menjadi milikku seutuhnya Athanasia.
My eternal love. My everything..'

Lucas tersenyum sambil melihat hamparan taman bunga mawar yang menjadi tempat pernikahan mereka berdua.

----------------------

"Paduka.. semua sudah siap" Felix segera memberitahu Claude setelah semua persiapan telah selesai.

"Ayo Athanasia.." Claude mengulurkan tangannya dan menungguku untuk berdiri.

Aku terdiam..

"Ayah.. aku jadi gugup berjalan di antara orang banyak. Bagaimana kalau aku jatuh?"

"Kau ini.. bukankah sudah kubilang ada Ayah, tidak akan ada yang berani mempermalukanmu kalaupun kau jatuh. Atau kita batalkan saja pernikahannya?"

"Aaaaa Ayah!!" Aku segera berdiri dan meraih tangan Claude.

"Aku cantik kan Ayah? Lucas pasti terpesona kan Yah?"

"Iyaa kau cantik. Bocah tengik itu tidak akan berani menyebutmu jelek"

"Aku akan membunuhnya langsung kalau dia berani mengataimu di depanku"

Awww.. Ayah. Athy akan selalu menganggap ayah pria nomor 1 terbaik di dunia.

Kamipun segera berjalan menuju ke area tunggu sebelum berjalan ke arah pelaminan.

"Ingat Athanasia. Ayah selalu ada untukmu"
Claude memegang tanganku.

"Iya Ayah" Aku tersenyum ke arah Claude yang masih memasang wajah datarnya.

Pintu pun dibuka. Cahaya matahari yang tiba tiba masuk sedikit menyilaukan mataku. Namun harum bunga mawar dari kebunku langsung tercium. Kelopak bunga mawar merah muda bertebangan dan terhampar karpet putih yang tertutupi bunga mawar merah kesukaanku.

Di sisi kiri dan kanan sudah ada tamu kehormatan kerajaan dan teman temanku yang berdiri menyambut kami. Musik langsung mengalun saat kami mulai berjalan.

"Kau cantik sekali Athanasia.. " Helena, Gadis Lily yang sudah menjadi sahabatku melambaikan tangan dari sisi kiri.

"Athy.. " Jennette dengan mata berbinar melihatku. Di sebelahnya tampak Ezekiel yang tersenyum hangat. Ya dia tetap tampan.

Namun saat ini hatiku sepenuhnya milik pria paling tampan di dunia yang sudah siap berdiri di pelaminan.

"Lucas.. " Aku tersenyum melihat Lucas yang hari ini lebih gagah dari biasanya. Lucas tersenyum hangat dan mata ruby nya tidak lepas memandangiku. Ketampanannya meningkat tajam hingga Helena yang tadi masih berdiri tegak, kini duduk pingsan di pangkuan saudara laki - lakinya.

Claude menatap tajam ke arah Lucas. Kini seperti ada naga biru dan serigala hitam yang sedang beradu pandang. Aku panik menengahi.Tanganku masih digenggam oleh Claude.

"Paduka.. mari duduk. Acaranya akan segera dimulai" Felix mendatangi Claude yang masih bertatapan dengan Lucas.
Felix, aku pastikan Lily mendapat jatah cuti sebulan setelah ini. Pergilah bulan madu juga.

Dengan enggan, Claude menyerahkan tanganku kepada Lucas.

"Bocah tengik. Sekali lagi kuperingatkan. Aku akan membunuhmu jika Athanasia sampai terluka"

"Tenang saja Paduka. Athanasia tidak akan terluka selama ada aku, tidak akan ada yang bisa melukainya. Dan paduka tidak perlu repot repot aku akan membunuh diriku sendiri jika sampai aku yang melukainya."

"Jaga janjimu"

Dua orang ini. Mudah sekali mengucapkan kata 'membunuh'

"Ayah..aku akan bahagia. Duduklah bersama Felix"

"Tuan Putri.. anda cantik sekali hari ini" Lucas berbisik sambil menggenggam tanganku.
Sepertinya hari ini dia cukup waras.
"Hari ini kamu akan menjadi milikku seutuhnya, cintaku"
(Plop) (pipi merona muncul) Aku mulai gugup. Lucas, jangan terus menggodaku di depan semua orang. Terlebih Claude masih menatap tajam ke arah Lucas. Ayah, jangan sampai ada pertumpahan darah di pernikahanku.

Aku dan Lucas berjalan ke depan altar untuk mengucap janji suci kami berdua.

Air mataku hampir tumpah saat kami berdua mengucap janji.

Di kehidupan sebelumnya, aku tidak pernah membayangkan akan menikah. Hidupku gelap, kesepian dan tak pernah merasa sangat dicintai seperti saat ini.

Pria ini.. Pria gila ini. Dia tahu segalanya tentangku, aku bisa marah, menangis, meluapkan emosi sesuka hatiku di depannya. Hanya dia yang mengerti penderitaan terdalamku. Dia bisa mengetahui keinginanku tanpa aku harus mengatakannya langsung. Bersamanya hidupku lebih berwarna, menyenangkan dan aku bisa melupakan segala kesedihanku. Aku bisa bersandar padanya. Hanya dia yang bisa menyadarkanku saat aku terpuruk. Kini aku tidak bisa hidup tanpanya.

My eternal love, My Light..

Kami saling bertatapan. Lucas menciumku lembut mulai dari dahi, hidung, kedua pipiku dan terakhir bibirku.

"Aku mencintaimu Athanasia"

Aku memeluknya, membisikan kata cinta yang jarang kukatakan.

"Pria gila.. aku sangat mencintaimu"

Lucas langsung menggendongku sambil tersenyum lebar.

"Ayo istriku.. kita segera mulai proyek baru untuk kemakmuran Kerajaan Obelia"

Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang