"Si sinting benar benar membuat para pengikutnya terobsesi dengan sihir hitam." Lucas membuka jubah penyihirnya dengan kesal.
Dia baru pulang dari luar istana setelah membersihkan sisa sisa sihir hitam yang ditinggalkan para pengikut Carax.
"Tenanglah. Bukankah semua pengikutnya sudah masuk penjara? Kamu tinggal membersihkan sisa sihir hitamnya saja kan?" Aku mengambil jubahnya dan menggantungnya di lemari.
Lucas duduk di sisi tempat tidur dan menjulurkan tangannya, memanggilku supaya mendekat.
"Kemari Athanasia."
Aku menyambut uluran tangannya. Seharian tidak bertemu rasanya aku jadi rindu pada pria ini.
Dia menarik pinggangku dan mendudukan aku di pangkuannya."Bagaimana kabar kalian hari ini?" Mata rubynya tertuju padaku. Aku bisa melihat kantung matanya menghitam, mukanya tampak lelah sekali.
"Kami baik baik saja Papa." Aku tersenyum. Ujung ujung jariku menyapu sepanjang rahangnya.
"Kamu yang tampak lelah.."Lucas terkekeh mendengar ucapanku. "Kalau begitu tolong isi energiku istriku"
Aku mendekatkan bibirku ke bibirnya. Mengecupnya lembut. Aku bisa melihat pantulan diriku di bola matanya. Kenapa pria ini begitu cantik? Matanya selalu bisa menyihirku.
"Auramu semakin bersinar sejak mengandung."
Lucas mengaitkan rambut yang menghalangi wajahku ke telinga lalu menyandarkan kepalanya di pundakku."Ayo cepat keluar anakku. Ibumu tambah cantik setiap hari, ayah jadi tersiksa." dia mengelus perutku yang kian hari kian besar.
Aku terdiam.
"Kamu tau, setelah trisemester pertama kita boleh melakukannya asal dengan hati hati." Lucas sepertinya tidak tau tentang fakta ini.
"Benarkah??"
Wah. Tuan Lucas jadi semangat sekali.
"Ingat dengan syarat dan ketentuan berlaku Tuan Lucas."
"Iya istriku." Dia tersenyum lebar.
"Cepat mandi. Aku ingin cerita apa yang terjadi hari ini setelah kamu mandi." Aku bangkit dari pangkuannya dan menariknya ke kamar mandi.
"Tidak mau mandi bersama?" Dia mengerlipkan matanya.
"Dasar mesum!" Aku melemparkan handuk ke mukanya.
________
"Jadi tadi Felix hampir kena serangan jantung mendengar kata kata Felicia. Hahaha Dia tidak menyangka kata cinta keluar dari mulut putrinya yang masih berumur empat tahun."
Lucas sudah selesai mandi. Sekarang kami sudah duduk di atas tempat tidur dengan aku menyandarkan punggung ke dadanya dan dia memelukku dari belakang. Kami sedang membicarakan kejadian tadi siang saat Felicia datang ke Istana Emerald.
"Heee.. Felix pasti jadi ingin membunuh anak bernama Derian itu." Lucas menanggapi ceritaku.
"Dia bukan kamu ataupun ayah! Felix ayah yang lembut dan pengertian."
"Kamu tidak mengerti perasaan seorang ayah."
Baiklah Tuan Penyihir Menara Hitam yang serba tau.
"Ah Lucas..." Lucas mencium kupingku dari belakang.
"Tenanglah. Aku hanya ingin menciummu sedikit."
Omong kosong macam apa itu.
Aku membalikan badan dan mendorongnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/228240887-288-k408456.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)
FanfictionDi usiaku yang ke-26 akhirnya Claude mau melepaskanku menikah dengan pria yang kucintai. Hari hariku kini semakin berwarna dengan keluarga kecilku. Suami tampan yang senang menggodaku. Putri kecil yang sangat mirip dengan ayahnya. Ayah yang semaki...