- Craving -

6.8K 499 47
                                    


"Lucas... Lucas"

Aku menoel-noel pundak Lucas yang sedang tidur di sebelahku.

"Nggg.. kenapa Athanasia?" Dia masih menutup mata.

"Perutku sakit."

Dia langsung bangun dan memegang perutku.

"Sakit? Disini atau disebelah sini" 

Kruyuuk

"Anakmu lapar. Ingin makan es krim." Aku tersenyum lebar

🐑🐑🐑

"Perut kami meraung raung minta es krim. Papa tolong bawakan dong. Kalau tidak kami tidak bisa tidur." Hiks.. aku berlagak sesedih mungkin.

"Tadi siang kamu baru makan es krim sebucket penuh Athanasia."

Siang itu Hannah membawakan sebucket es krim rasa vanila dengan topping sirup strawberry. Kami tadinya akan memakannya bersama sama, tapi akhirnya semua masuk ke perutku. Apa boleh buat, aku makan untuk dua orang.

"Itu tadi siang. Ini untuk jatah malam, Papa"

Lucas menghela napas lalu bangkit dari tempat tidur. Dia menggerakan tangannya lembut. Sebucket es krim jatuh ke tanganku.

"Selamat menikmati Tuan Putri" Dia membungkukan badannya seperti seorang pelayan cafe.

Aku cemberut menatap es krim dari Lucas.

"Kenapa lagi?"

"Bukan yang ini. Aku ingin es krim kelapa yang waktu itu kita beli di pasar dekat pantai. Jangan pakai sihir. Belikan langsung dari sana, rasanya akan berubah kalau kamu pakai sihir." Aku semakin merengek, menjauhkan es krim yang diberikan Lucas dengan sihir.

"Athanasia.. ini jam berapa? Kamu mau menyiksaku dengan menyuruhku pergi melintasi dimensi tengah malam begini?"

"Iya. Belikan dari sana. Kamu mau anakmu ileran?" Jawabku dengan tegas.

Lucas mengacak rambutnya pertanda dia mulai frustasi melihatku merengek tiap malam. Ini anakmu yang mau, bukan aku.

"Ok. Ok. Akan aku belikan." Akhirnya dia menyerah.

"Yeaaay!! Papa memang yang terbaik. Kami sayang papa hehehe" Aku mengangkat tangan dan membuat tanda hati di atas kepala. Sudah kuduga dia tidak akan tega menolak keinginan kami.

"Kalau ada maunya saja bilang sayang." Dia menggeleng dan mulai membuka pintu dimensi.

"Cepat kembali papa" aku melambaikan sapu tanganku.

Tak lama kemudian dia kembali dengan sebucket es krim kelapa dan wajah yang mengantuk.

"Makan setengahnya saja Athanasia. Nanti kamu sakit perut. Aku mau tidur." Dia menarik selimut, meninggalkan aku yang sedang asik memakan es krim.

'Sampai kapan dia akan begitu. Lama lama dia akan minta aku menangkap salmon di kutub utara.'
Lucas meratapi nasibnya di bawah selimut.

________

Memasuki bulan ketiga, rasa ngidam Athanasia semakin menjadi jadi. 

Lucas jadi berpindah pindah dimensi setiap malam. Tujuannya mencari makanan yang diinginkan istri dan anaknya. Yang paling terbaru adalah 'tteokbokki', makanan favorit istrinya di masa lalu. Athanasia ingin tteokbokki yang dijual di depan tempatnya bekerja dulu. Di jam 2 pagi Lucas harus pergi ke korea untuk membeli tteokbokki.

Bukan hanya Lucas yang kerepotan, semua orang di istana kerepotan dengan permintaan sang putri.

"Ayaaaaah... Aku ingin jalan jalan keluar istana dengan ayah sekarang"

Siang itu, Claude yang sedang sibuk di ruangannya tiba tiba ditodong Athanasia untuk menemani si ibu hamil jalan jalan keluar istana.

"Aku sedang sibuk Athanasia" Claude menjawabnya dengan acuh.

"Ayah.. ayah tega sekaliii~" Athanasia sudah tersungkur di lantai sambil menangis. Tentu bukan menangis sungguhan.

Claude sudah tahu itu tipuan belaka. Tapi dia memilih untuk mengabulkan permintaan putrinya. 'Lebih baik dikabulkan sekarang daripada nanti dia menodongku terus menerus'

"Felix, coba kamu gendong Lily lalu squat sambil teriak 'Aku sayang Lily' 30 kali"

"Eh??? Tuan Putri, Anda serius?" Felix dan Lily sama sama panik.

Kali ini target Athanasia pindah ke ksatria darah merah dan Lily. Entah kenapa dia ingin melihat Felix menggendong Lily. Tidak apa apa kan. Toh mereka sudah menikah.

Akhirnya Felix melakukannya 50x karena Athanasia senang melihat wajah merah Lily dan muka bahagia Felix.

Semua kalang kabut saat melihat Athanasia mendekati mereka. Tuan Putri yang sedang hamil jadi orang yang paling ditakuti di istana Obelia.
Auranya jadi 10x lebih berbahaya dari biasanya.

______

"Ibu..."

Malam itu Lucas yang baru pulang dari menara mendengar Athanasia yang sedang mengigau dalam tidurnya.

'Dia menangis?' Lucas mengelus pipi istrinya.

"Ibu.... aku takut"

Lucas yang mendengarnya terkejut. 'Takut? dia takut apa'

Athanasia masih terisak dalam tidurnya.

'Mungkin malam ini targetku bukan makanan'

Swooooossh

Ruangan itu gelap. Hanya ada cahaya rembulan yang menerangi seorang wanita cantik yang  sedang duduk di dekat jendela. Wanita itu terlihat habis menangis.

"Lady Diana?" Lucas menyapa wanita itu.

Wanita itu kaget dan hampir terjatuh dari kursinya. Namun Lucas segera memegang tangannya sebelum wanita itu terjatuh. 'Wah jika dilihat dari dekat wanita ini memang mirip  dengan Athanasia'

"Siapa kau?" Diana ketakutan melihat ada pria tidak dikenal di kamarnya.

"Maaf mengagetkan Anda. Saya Lucas, suami dari anak yang sedang anda kandung."

Diana terdiam. Lucas tahu dia pasti tidak percaya. Dia segera menggunakan sihir untuk mentransfer memorinya tentang Athanasia kecil.

Diana tersentak. Air mata kembali mengalir dari mata merah mudanya.

"Dia anakku? Athanasia?"

"Betul Lady, Apa anda mau bertemu dengannya? Dia sedang mengandung juga sekarang. Dan dia sepertinya membutuhkan anda saat ini." Lucas mencoba membujuknya.

"Aku... tidak bisa. Claude akan marah jika aku pergi."

"Tenanglah. Claude tidak akan tahu. Saya jamin Lady akan kembali dengan selamat tanpa diketahui siapa pun." Lucas tersenyum.

"Benarkah? Jika begitu, bolehkah aku menemui Athanasia sekarang?"

"Tentu, Lady" Dia segera membawa Diana ke tempat Athanasia.

"Ibu.. aku takut." Athanasia masih mengigau.
Lucas mengelus kepalanya dan berbisik "Sayang, ibumu disini. Ayo bangun."

_______


















Eternal Life Season 1 (Who Made Me A Princess Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang